Minggu, 25 November 2012

Dzikir



Dzikir


Menurut ulama An-Nawawi RA : "Dzikir secara terminologi Bahasa adalah "Mengingat". Secara Syar'i dzikir adalah mengingat Allah dengan menjalankan ketaatan dalam perintah dan larangan-Nya. Dzikir menurut Syaikhul Muslim Ibnul Qoyyim adalah Al-Wabilash-shayyib min Al-Amal Att Thayib (Halaman 80) berkata:" Abu Ad-Darda RA berkata "Setiap sesuatu mempunyai pengkilap. Dan Pengkilap hati adalah "Dzikrullah Azza Wajalla". Oleh karena berdzikirlah untuk menguingat Allah. Insya Allah dengan berdzikir Hati akan menjadi Tenang. 

PERINGATAN MUHARAM 1434-H


Tangsel, 25 Nopember 2012. DKM Al-Muhajirin telah mengadakan kegiatan peringatan Muharam 1434-H, acara dikemas berupa Tausiah dan Dzikir yang dipimpin oleh Ust. H. Ahmad Junaedi. LC Direktur Rumah Sakit Azdzikra yang didampingi oleh Ustadz Wahyu. Pada acara tersebut juga dilakukan kegiatan berupa santunan kepada anak yatim yang berjumlah 48 anak, diambil dari warga komplek dan sekitarnya. Acara dimulai dari jam 9 pagi sampai jam 11 siang, Alhamdulillah semua rangkaian acara berjalan dengan lancar. Kegiatan diatas juga dimeriahkan oleh putra putri PAI Al-Muhajirin dengan membawakan nasyid, kemudian ditampilkan pula kesenian islami oleh Ibu-Ibu pengajian Al-Muhajirin berupa Marawis dan Hadroh. Dalam sambutannya Kepala Bidang Da'wah H.R. Ahmad Rivai menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan bidang PHBI yang di ketuai oleh H. Sulaeman, dan beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya acara tersebut. Selanjutnya sambutan ketua DKM Al-Muhajirin H.Pudjo Hartono, yang intinya beliau sampaikan bahwa tahun ini 1434 H, mungkin sambutan yang terakhir karena masa kepengurusan DKM akan berakhir pada Desember 2012 dan pada periode ini akan dilakukan pemilihan ketua DKM untuk periode 2013-2016.

Perspektif Historis Peringatan 1 Muharram

Oleh Abu Rokhmad
Umat Islam kembali bertemu dengan pergantian tahun baru hijriah 1 Muharram 1431 H, bertepatan dengan tanggal 18 Desember 2009. Perubahan tahun kalender Islam —yang juga disatukan dengan pergantian tahun baru Jawa oleh penguasa Mataram saat itu— berdekatan waktunya perayaan hari Natal dan tahun baru Masehi dan Imlek patut dijadikan renungan bersama.
Dalam tradisi Islam maupun Jawa, bulan Muharram atau Sura ini memiliki makna yang unik. Orang Jawa memandang Sura merupakan bulan istimewa yang penuh mitos. Di bulan inilah hubungan antara manusia dengan makhluk halus (bangsa lelembut) ditata dan diharmonisasi kembali melalui ritual adus kungkum (berendam di air), pencucian benda-benda keramat dan sejenisnya. Laku untuk meraih kasekten (kesaktian) dan kamukten (kemuliaan) yang mengandalkan kontrak kerja dengan bangsa alus akan lebih mujarab bila dilaksanakan pada bulan ini.
Umat Islam juga memiliki cerita yang khas mengenai muharram ini. Selain karena Muharram telah dijadikan sebagai titik tolak pergantian tahun baru hijriah, Muharram juga menjadi bulan favorit para nabi zaman dulu diselamatkan dari berbagai petaka. Hingga hari ini, ritual menyambut tahun baru Islam dirayakan melalui pembacaan doa akhir dan awal tahun, termasuk disunnahkan bagi umat Islam untuk puasa Asyura (hari ke-10), di samping Tasu’a (hari ke-9) dan hari ke-11.
Dasar puasa sunnah ini adalah salah satu hadits Rasulullah yang termaktub dalam Sahih Bukhari: ’’Dari Ibnu ’Abbas, ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, ia melihat orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Nabi bertanya: ’Apakah ini?’ Orang-orang Yahudi menjawab: ’Ini hari yang baik. Pada hari inilah Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa AS berpuasa pada hari itu. Kata Nabi kemudian: ’Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian. Maka Nabi pun melakukan puasa dan kaum mukmin untuk melakukannya juga.”
Ada juga hadits yang diriwayatkan dalam Sahih Muslim bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram), ditambah hari Tasu’a (9 Muharram) dan tanggal 11 Muharram akan diampuni dosa-dosanya selama setahun yang lalu. Dua hadits ini setidaknya menambah keyakinan betapa Asyura merupakan bulan penting karena telah terjadi peristiwa bersejarah yang patut diperingati.
Konon banyak sekali nabi Allah yang disembuhkan atau diselamatkan pada tanggal 10 Muharram. Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakit kustanya, Nabi Musa diselamatkan dari kejaran Raja Fir’aun, Nabi Nuh dibebaskan dari kepungan banjir besar, Nabi Ibrahim diselamatkan dari kobaran api Raja Namrud dan lain sebagainya. Nabi-nabi pilihan ini diangkat derajatnya dan mengalami titik balik (turning point) kehidupan pada hari Asyura itu. Hadits dan bukti historis di atas dijadikan pijakan oleh kaum muslim untuk melakukan puasa sunnat Asyura sebagai wujud rasa syukur karena Allah telah menyelamatkan manusia pilihan dari tindak kebathilan kaumnya.
Hari duka atau suka cita
Ali Syari’ati pernah mengatakan bahwa sejarah tentang kebaikan adalah sejarah tentang sederetan kekalahan (1993:162). Begitu pula pengungkapan kebenaran seringkali diwarnai dengan maraknya kebatilan. Bukanlah suatu kebetulan bila sejarah Islam tidak hanya mencatat peristiwa yang manis-manis saja. Manisnya sejarah Muharram karena ia dijadikan sebagai sistem kalender Islam. Muharram dijadikan sebagai bulan pertama tahun Islam lebih karena alasan politis-sosiologis. Sebab penamaan hijrah itu dimaksudkan sebagai penghargaan terhadap momentum hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Sedangkan peristiwa hijrah sendiri tidak terjadi di bulan Muharram tapi di bulan Maulud (Rabi’ul Awwal).
Kemenangan para nabi di bulan ini tidak terjadi di dalam sejarah Islam. Muharram dalam sejarah Islam malah diwarnai peristiwa kelam dan berlumuran darah, tepatnya di tanggal 10 Muharram. Dikisahkan ketika berhasil memperdayai Ali Ibn Abi Thalib dan merebut kekuasaan al-khilafah al-rasyidah dari sahabat Rasulullah yang saleh ini, Mu’awiyah ibn Abi Sufyan melancarkan propaganda dan agitasi politik ke seluruh pelosok untuk mereduksi dan menghilangkan pengaruh Ali ibn Abi Thalib.
Ali menantu Rasulullah dari anaknya Fatimah, mukmin pertama dari kalangan anak-anak yang beriman atas kerasulan Nabi Muhammad, yang menggantikan tempat tidurnya saat rumah Nabi dikepung kaum Jahiliyyah, yang meruntuhkan benteng Khaibar, yang memenangkan perang Badr, yang tegak berdiri di Hud ketika sahabat yang lain melarikan diri dari medan perang, kini dicaci-maki di berbagai tempat, termasuk di mimbar-mimbar masjid. Pengikut dan anak cucu Ali dianiaya dan disia-siakan.
Al-Hasan putra Ali, bersedia damai dengan Mu’awiyah asal ia menghentikan kecaman terhadap ayahnya. Meski akhirnya, al-Hasan harus menelan pil pahit karena Mu’awiyah berkhianat dan tidak menepati janjinya. Sementara al- Husain, saudara al-Hasan bersikap lebih keras kepada orang-orang yang menganiaya ahl al-bait (keluarga Ali keturunan Rasulullah). Di makam Rasulullah, ia bertekad menegakkan kembali Islam Muhammadi —Islam yang diajarkan Muhammad SAW yang menentang kezaliman dan melawan penindasan. Al-Husain bertekad menjadikan Islam sebagai agama yang pro kaum mustadh’afin.
Kebenaran yang diyakini anak Ali ibn Abi Thalib ini harus dibayar mahal. Empat ribu pasukan Yazid ibn Muawiyah berhasil menghabisi al-Husain dan pengikutnya di padang Karbala. Al-Husain wafat dan kepalanya dipenggal, diarak sepanjang jalan dan diserahkan kepada penguasa saat itu, tepat 10 Muharram 61 H. Jadi bagi keluarga Rasulullah, 10 Muharram adalah hari dukacita, berkabung, bukan hari bersyukur. Inilah hari lahirnya Shi’isme (loyalis Ali ibn Abi Thalib) yang selalu diperingati dengan darah dan airmata oleh pengikutnya.
Dengan propaganda politiknya, Mu’awiyah berhasil membalik persepsi publik dengan menjadikan 10 Muharram sebagai hari kemenangan yang patut dirayakan. Muslim Indonesia yang mayoritas bermazhab Sunni, tampaknya ikut-ikutan terlena oleh agenda politik Mu’awiyah ini. Tanpa menyadari motif politik di balik perayaan bulan Muharram, maka amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan di bulan ini akan kehilangan makna atau malah salah sasaran.
Perjuangan mempertahankan dan menegakkan kebenaran seharusnya lebih militan dan sistematis. Jangan sampai loyo dan akhirnya dikalahkan oleh kebathilan. Bahwa kita wajib mewujudkan pemerintahan yang baik adalah kebenaran yang harus dilaksanakan. Kalau kita sepakat bahwa korupsi adalah common enemy yang harus diperangi bersama, mestinya harus disuarakan keras-keras oleh semua pihak dan dengan komitmen tinggi untuk tidak melakukannya.
Jihad menegakkan kebenaran dan memberantas kebathilan adalah spirit utama peringatan Muharram. Spirit ini jauh lebih utama ketimbang berpuasa, sekalipun lebih afdhal bila dilakukan bersamaan, berpuasa sekaligus jihad. Pertarungan antara kebenaran dan kebathilan berlangsung terus tanpa henti, sampai datang saat di mana yang haq akan dimenangkan dan yang bathil dimusnahkan. Kemenangan melawan kebatilan tidak pernah terwujud tanpa usaha serius dari manusia.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, kebatilan yang telah menjerumuskan rakyat ke jurang kesengsaraan harus dihentikan. Pelaku yang menyebabkan kesesengsaraan harus dicuci mentalnya dan dikembalikan ke jalan yang benar. Oleh karena itu, peringatan tahun baru Islam ini harus dijadikan momentum bahwa kebenaran harus ditegakkan dan kebathilan harus dilawan habis.
Abu Rokhmad, Dosen IAIN Walisongo Semarang


Senin, 29 Oktober 2012

IDUL ADHA 1433 H

Tangerang Selatan 26 Oktober 2012.
Rapat Singkat TIM Distribusi
DKM Al-Muhajirin telah melaksanakan rangkaian kegiatan Idul Adha yang diawali dengan pembentukan panitia, pembuatan kandang hewan, pengadaan hewan kurban, takbiran pada malam hari raya dan sholat ID di pagi harinya. Hewan qurban yang terkumpul sebanyak 9 ekor sapi dan 17 ekor kambing, setelah dilakukan pemotongan pada hari yang sama jumlah daging qurban dikemas menjadi 900 kantong dan didistribusikan kepada yang berhak menerima seperti yayasan dan warga disekitar Masjid, bahkan sampai ke wilayah Bogor.
sebagai orang yang beriman tentunya perlu memahami makna Idul Adha/Kurban sebagaimana yang disampiakan oleh KHotib pada Sholat ID Ust. H. Yuni Nurrohman, MA dan sambutan walikota Tangerang Selatan yang dibacakan oleh ketua DKM Al-Muhajirin H. Pudjo Hartono. Idul Adha 1433 H tahun sebagai ketua adalah H. R. Ade Ahmad Rivai dan dibantu oleh seluruh Seksi dan panitia yang lain.

MAKNA KURBAN
H.R. Ade Ahmad Rivai
Qurban dalam istilah fikih adalah Udhiyyah (الأضحية) yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yaitu waktu saat matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasriq untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata Qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah.
Mempersembahkan persembahan kepada tuhan-tuhan adalah keyakinan yang dikenal manusia sejaka lama. Dalam kisah Habil dan Qabil yang disitir al-Qur'an disebutkan Qurtubi  meriwayatkan bahwa saudara kembar perempuan Qabil yang lahir bersamanya bernama Iqlimiya sangat cantik, sedangkan saudara kembar perempuan Habil bernama Layudza tidak begitu cantik. Dalam ajaran nabi Adam dianjurkan mengawinkan saudara kandung perempuan mendapatkan saudara lak-laki dari lain ibu. Maka timbul rasa dengki di hati Qabil terhadap Habil, sehingga ia menolak untuk melakukan pernikahan itu dan berharap bisa menikahi saudari kembarnya yang cantik. Lalu mereka sepakat untuk mempersembahkan qurban kepada Allah, siapa yang diterima qurbannya itulah yang akan diambil pendapatnya dan dialah yang benar di sisi Allah. Qabil mempersembahkan seikat buah-buahan dan habil mempersembahkan seekor domba, lalu Allah menerima qurban Habil.
Qurban ini juga dikenal oleh umat Yahudi untuk membuktikan kebenaran seorang nabi yang diutus kepada mereka, sehingga tradisi itu dihapuskan melalui perkataan nabi Isa bin Maryam.Tradisi keagamaan dalam sejarah peradaban manusia yang beragam juga mengenal persembahan kepada Tuhan ini, baik berupa sembelihan hewan hingga manusia. Mungkin kisah nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih anaknya adalah salah satu dari tradisi tersebut.
Dalam al-Qur'an dikisahkan:
H. Pudjo Hartono
37. 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
37. 103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
37. 104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
37. 105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu  sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 
Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
37. 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
37. 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
 Sesudah nyata kesabaran dan keta'atan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing).
Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji.
 Persembahan suci dengan menyembelih atau mengorbankan manusia juga dikenal peradaban Arab sebelum Islam. Disebutkan dalam sejarah bahwa Abdul Mutalib, kakek Rasululluah, pernah bernadzar kalau diberi karunia 10 anak laki-laki maka akan menyembelih satu sebagai qurban. Lalu jatuhlah undian kepada Abdullah, ayah Rasulullah. Mendengar itu kaum Quraish melarangnya agar tidak diikuti generasi setelah mereka, akhirnya Abdul Mutalib sepakat untuk menebusnya dengan 100 ekor onta. Karena kisah ini pernah suatu hari seorang badui memanggil Rasulullah "Hai anak dua orang sembelihan" beliau hanya tersenyum, dua orang sembelihan itu adalah Ismail dan Abdullah bin Abdul Mutalib.
Ustd. Yuni Nurrohman
Begitu juga persembahan manusia ini dikenal oleh tradisi agama pada masa Mesir kuno,  India, Cina, Irak dan lainnya. Kaum Yahudi juga mengenal qurban manusia hingga Masa Perpecahan. Kemudian lama-kelamaan qurban manusia diganti dengan qurban hewan atau barang berharga lainnya. Dalam sejarah Yahudi, mereka mengganti qurban dari menusia menjadi sebagian anggota tubuh manusia, yaitu dengan hitan. Kitab injil penuh dengan cerita qurban. Penyaliban Isa menurut umat Nasrani merupakan salah satu qurban teragung. Umat Katolik juga mengenal qurban hingga sekarang berupa kepingan tepung suci. Pada masa jahilyah Arab, kaum Arab mempersembahkan lembu dan onta ke Ka'bah sebagai qurban untuk Tuhan mereka. 
Ketika Islam turun diluruskanlah tradisi tersebut dengan ayat Allah:5. 2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah [389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram [390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya [391], dan binatang-binatang qalaa-id [392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya [393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.
Islam mengakui konsep persembahan kepada Allah berupa penyembelihan hewan, namun diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bersih dari unsur penyekutuan terhadap Allah. Islam memasukkan dua nilai penting dalam ibadah qurban ini, yaitu nilai historis berupa mengabadikan kejadian penggantian qurban nabi Ibrahim dengan seekor domba dan nilai kemanusiaan berupa pemberian makan dan membantu fakir miskin pada saat hari raya. Dalam hadist riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Zaid bin Arqam, suatu hari Rasulullah ditanyai "untuk aapa sembelihan ini?" belian menjawab: "Ini sunnah (tradisi) ayah kalian nabi Ibrahim a.s." lalu sahabat bertanya:"Apa manfaatnya bagi kami?" belau menjawab:"Setiap rambut qurban itu membawa kebaikan" sahabat bertanya: "Apakah kulitnya?" beliau menjawab: "Setiap rambut dari kulit itu menjadi kebaikan".
Qurban juga ditujukan untuk memberi makan jamaah haji dan penduduk Makkah yang menunaikan ibadah haji. Dalam surah al-Hajj ditegaskan"
22. 34. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).Begitu juga dijelaskan:
22. 27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus [985] yang datang dari segenap penjuru yang jauh, [985]. "Unta yang kurus" menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jemaah haji.
22. 28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan [986] atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak [987]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. [986]. "Hari yang ditentukan" ialah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. [987].
Dalil-dalil qurban:
1. Firman Allah dalam surah al-Kauthar: "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah". Ayat ini boleh dijadikan dalil disunnahkannya qurban dengan asumsi bahwa ayat tersebut madaniyyah, karena ibadah qurban mulai diberlakukan setelah beliau hijrah ke Madinah.
2. Hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a.:"Rasulullah berqurban dengan dua ekor domba gemuk bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau dengan membaca bismillah dan takbir, beliau menginjakkan kakinya di paha domba".
Hukum Qurban:
1. Mayoritas ulama terdiri antar lain: Abu Bakar siddiq, Uamr bin Khattab, Bilal, Abu Masud, Said bin Musayyab, Alqamah, Malik, Syafii Ahmad, Abu Yusuf dll. Mengatakan Qurban hukumnya sunnah, barangsiapa melaksanakannya mendapatkan pahala dan barang siapa tidak melakukannya tidak dosa dan tidak harus qadla, meskipun ia mampu dan kaya.Qurban hukumnya sunnah kifayah kepada keluarga yang beranggotakan lebih satu orang, apabila salah satu dari mereka telah melakukannya maka itu telah mencukupi. Qurban menjadi sunnah ain kepada keluarga yang hanya berjumlah satu orang. Mereka yang disunnah berqurban adalah yang mempunyai kelebihan dari kebutuhan sehari-harinya yang kebutuhan makanan dan pakaian.
2. Riwayat dari ulama Malikiyah emngatakan qurban hukumnya wajib bagi mereka yang mampu.
Adakah nisab qurban?
Para ulama berbeda pendapat mengenai ukuran seseorang disunnahkan melakukan qurban. Imam Hanafi mengatakan barang siapa mempunyai kelebihan 200 dirham atau memiliki harta senilai itu, dari kebutuhan tinggal, pakaian dan kebutuhan dasarnya.
Imam Ahmad berkata: ukuran mampu quran adalah apabila dia bisa membelinya dengan uangnya walaupun uang tersebut didapatkannya dari hutang yang ia mampu membayarnya.
Imam Malik mengatakan bahwa ukuran seseorang mampu qurban adalah apabila ia mempunyai kelebihan seharga hewan qurban dan tidak memerlukan uang tersebut untuk kebutuhannya yang mendasar selama setahun. Apabila tahun itu ia membutuhkan uang tersebut maka ia tidak disunnahkan berqurban.
Imam Syafii mengatakan: ukuran mampu adalah apabila seseorang mempunyai kelebihan uang dari kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi tanggungannya, senilai hewan qurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyriq.
Keutamaan qurban:
1. Dari Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:"Amal yang paling disukai Allah pada hari penyembelihan adalah mengalirkan darah hewan qurban, sesungguhnya hewan yang diqurbankan akan datang (dengan kebaikan untuk yang melakukan qurban) di hari kiamat kelak dengan tanduk-tanduknya, bulu dan tulang-tulangnya, sesunguhnya (pahala) dari darah hewan qurban telah datang dari Allah sebelum jatuh ke bumi, maka lakukanlah kebaikan ini". (H.R. Tirmidzi).
2. Hadist Ibnu Abbas Rasulullah bersabda:"Tiada sedekah uang yang lebuh mulia dari yang dibelanjakan untuk qurban di hari raya Adha"(H.R. Dar Qutni).
Waktu penyembelihan Qurban
Dari Jundub r.a. :Rasulullah melaksanakan sholat (idulAdha) di hari penyembelihan, lalu beliau menyembelih, kemudian beliau bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka hendaknyha ia mengulangi penyembelihan sebagai ganti, barangsiapa yang belum menyembelih maka hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah". (H.R. Bukhari dan Muslim).
Pendistribusian Daging Kurban
Dari Barra' bin 'Azib, bahwa paman beliau bernama Abu Bardah menyembelih qurban sebelum sholat, lalu sampailah ihwal tersebut kepada Rasulullah s.a.w. lalu beliau bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka ia telah menyembelih untuk dirinya sendiri dan barang siapa menyembelih setelah sholat maka sempurnalah ibadahnya dan sesuai dengan sunnah (tradisi) kaum muslimin"(H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadist Barra' bin 'Azib, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Pekerjaan yang kita mulai lakukan di hari ini (Idul Adha) adalah sholat lalu kita pulang dan menyembelih, barangsiapa melakukannya maka telah sesuai dengan ajaran kami, dan barangsiapa memulai dengan menyembelih maka sesungguhnya itu adalah daging yang ia persembahkan untuk keluarganya dan tidak ada kaitannya dengan ibadah"(H.R. Muslim).
Imam Nawawi menegaskan dalam syarah sahih Muslim bahwa waktu penyembelihan sebaiknya setelah sholat bersama imam, dan telah terjadi konsensus (ijma') ulama dalam masalah ini. Ibnu Mundzir juga menyatakan bahwa semua ulama sepakat mengatakan tidak boleh menyembelih sebelum matahari terbit.
Adapun setelah matahari terbit, Imam Syafi'i dll menyatakan bahwa sah menyembelih setelah matahari terbit dan setelah tenggang waktu kira-kira cukup untuk melakukan sholat dua rakaat dan khutbah. Apabila ia menyembelih pada waktu tersebut maka telah sah meskipun ia sholat ied atau tidak.
Imam Hanafi mengatakan: waktu penyembelihan untuk penduduk pedalaman yang jauh dari perkampungan yang ada masjid adalah terbitnya fajar, sedangkan untuk penduduk kota dan perkampungan yang ada masjid adalah setelah sholat iedul adha dan khutbah ied.
Imam Malik berkata: waktu penyembelihan adalah setelah sholat ied dan khutbah. Imam Ahmad berkata: waktunya adalah setelah sholat ied.Demikian, waktu penyembelihan berlanjut hingga akhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
Tidak ada dalil yang jelas mengenai batas akhir waktu penyembelihan dan semua didasarkan pada ijtihad, yaitu didasarkan pada logika bahwa pada hari-hari itu diharamkan berpuasa maka selayaknya itu menjadi waktu-waktu yang sah untuk menyembelih qurban.
Menyembelih di malam hari
Menyembelih hewan qurban di malam hari hukumnya makruh sesuai pendapat Imam Syafii. Bahkan menurut imam Malik dan Ahmad: menyembelih pada malam hari hukumnya tidak sah dan menjadi sembelihan biasa, bukan qurban.
Hewan yang disembelih:
Imam Nawawi dalam syarah sahih Muslim menegaskan telah terjadi ijma' ulama bahwa tidak sah melakukan qurban selain dengan onta, sapi dan kambing. Riwayat dari Ibnu Mundzir Hasan bin Sholeh mengatakan sah berqurban dengan banteng untuk tujuh orang dan dengan kijang untuk satu orang.
Adapun riwayat dari Bilal yang mengatakan: "Aku tidak peduli meskipun berqurban dengan seekor ayam, dan aku lebih suka memberikannya kepada yatim yang menderita daripada berqurban dengannya", maksudnya bahwa beliau melihat bahwa bersedekah dengan nilai qurban lebih baik dari berqurban. Ini pendapat Malik dan Tsauri. Begitu juga riwayat sebagian sahabat yang membeli daging lalu menjadikannya qurban, bukanlah menunjukkan boleh berqurban dengan membeli daging, melainkan itu sebagai contoh dari mereka bahwa qurban bukan wajib melainkan sunnah.
Makan daging qurban
Hukum memakan daging qurban yang dilakukan untuk dirinya sendiri, apabila qurban yang dilakukan adalah nadzar maka haram hukumnya memakan daging tersebut dan ia harus menyedekahkan semuanya. Adapun qurban biasa, maka dagingnya dibagi tiga, sepertiga untuk dirinya dan keluarganya, sepertiga untuk dihadiahkan dan sepertiga untuk disedekahkan.
Membagi tiga ini hukumnya sunnah dan bukan merupakan kewajiban. Qatadah bin Nu'man meriwayatkan Rasulullah bersabda:"Dulu aku melarang kalian memakan daging qurban selama tiga hari untuk memudahkan orang yang datang dari jauh, tetapi aku telah menghalalkannya untuk kalian, sekarang makanlah, janganlah menjual daging qurban dan hadyu, makanlah, sedekahkanlah dan ambilah manfaat dari kulitnya dan janganlah menjualnya, apabila kalian mengharapkan dagingnya maka makanlah sesuka hatimu"(H.R. Ahmad).
Sebaiknya dalam dalam melakukan qurban, pelakunyalah yang menyembelih dan tidak mewakilkannya kepada orang lain. Apabila ia mewakilkan kepada orang lain maka sebaiknya ia menyaksikan.

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1102&Itemid=44

Rabu, 12 September 2012

MUKJIZAT GERAKAN SHOLAT




MUKJIZAT GERAKAN SHOLAT
Hikmah Gerakan Sholat dalam Menjaga Kesehatan
Dr. Sagiran, Sp.B.M.Kes
  Jika do’a (ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang begitu nyata, bagaimana dengan shalatnya orang muslim, yang memadukan antara kebersihan fisik/mental (wudlu), bacaan shalat (do’a-do’a dan konsentrasi pikiran) dan gerakan anggota badan yang unik dan khas? Ibarat perincian resep, gerakan sholat bisa menjadi suatu formula yang holistik, komprehensif, terpilih, bebas efek samping, terjangkau, praktis dan jelas manfaatnya
  1. Berdiri dalam shalat.
                Kita diperintahkan untuk berditi tegak, simetris antara belahan tubuh kanan dan kiri. Beberapa unsur medis yang perlu dibahas adalah:
  1. Titik tumpu berat badan. Berat badan menumpu di telapak kaki, dibagi di kedua kaki kanan-kiri sama berat. Tulang punggung berada pada posisi tegak alami dalam arti bagian leher (7 ruas) melengkung kedepan (lordosis); bagian dada (12 ruas) melengkung ke belakan (kifosis) dan bagian pinggang (5 ruas) melengkung ke depan lagi (lordosis).
  2. Kaki kangkang, tumit membuka ke luar. Jarak yang perlu diperhatikan pada saat mengkangkangkan kaki adalah selebar jarak bahu kanan – kiri. Ini adalah posisi ideal dan stabil. Jari-jari menghadap ke arah kiblat.
Cara memposisikan tubuh yang demikian sebenarnya merupakan cara penyelarasan posisi berdiri kita pada saat-saat biasa di luar shalat
2.       Gerakan Takbiratul-ihram
                Gerakan memulai shalat dengan mengangkat tangan sedemikian sehingga telapak menghadap kiblat di samping kanan kiri bahu atau wajah kita. Beberapa hal yang penting dibahas dari sisi medis adalah:
  1. Rongga dada melebar. Pada saat gerakan takbir, bahu terangkat sedikit, tulang-tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan pelebaran rongga dada. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga mengecil dan memudahkan udara nafas masuk dengan cepat.
  2. Sekat rongga badan (diafragma) terlatih. Pada saat yang sama, kita harus mengucapkan kalimat takbir ”ALLOHU AKBAR” padahal dinding dada sedang meregang. Untuk dapat mengucapkan suatu kata, udara harus mengalir keluar guna menggetarkan pita suara, maka tidak lain hal ini hanya bisa dikerjakan oleh sekat rongga badan (diafragma).
  3. Ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun regional utama bagi peredaran limfe (getah bening) yang merupakan kumpulan dari keseluruhan anggota gerak bagian atas (tangan, lengan bawah, lengan atas dan bahu). Gerakan takbir ini adalah gerakan ”active pumping” yang sangat bermanfaat.
Setelah takbiratul-ihram kemudian tangan diletakkan di depan dada. Peletakan di dada dengan cara tangan kiri di tempelkan di dada, tangan kanan menempel di luar/atas tangan kiri.
3.       Ruku’
                Ruku’ adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga punggung, leher dan kepala menjadi posisi horizontal sama sekali. Posisi kaki masih tetap seperti saat berdiri pada awalnya. Pada saat ruku’ sempurna itu tulang belakang menjadi relatif lurus. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan:
a.         Posisi horizontal. Posisi ini memungkinkan berat badan bergeser ke depan dan tubuh seakan-akan mau terperosok ke depan. Dengan posisi demikian, kompresi antar ruas-ruas tulang belakang dapat dikurangi.
b.         Kedua lengan menyangga, tangan memegang di lutut. Penyanggaan ini lebih mendorong lagi ke depan ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi bukan hanya dikurangi akan tetapi bahkan terjadi gerakan anti-kompresi alias peregangan.
Setelah ruku’ selesai dan tuma’ninah betul-betul telah dirasakan oleh seluruh ruas tulang, kita melakukan i’tidal. Gerakan bangkit dari ruku’, kembali ke posisi semula.
4.       Sujud
                Sujud adalah satu-satunya posisi dimana otak bisa lebih rendah dari jantung, yang mudah dikerjakan tanpa harus menjungkir-balikkan tubuh.
                Cobalah perhatikan dan praktekkan detail dari gerakan sujud dengan benar. Anda akan merasakan tarikan di tulang belakang daerah pertengahan punggung yang disebabkan oleh gravitasi karena pergeseran titik berat batang tubuh. Efek terhadap alignment (pengaturan pelurusan) ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi dikurangi bahkan terjadi gerakan anti-kompresi alias peregangan. Seperti halnya pada saat ruku’, sensasi  ini hanya terjadi bila dilakukan cukup waktu, sehingga sudah terjadi relaksasi otot-otot punggung. Jika shalatnya tergesa-gesa, tidak tuma’ninah, dengan perubahan posisi yang demikian tidak bisa merasakan efek apapun oleh karena otot-ototnya masih tegang.
                Pengaruh sujud terhadap peredaran darah di otak juga dapat dipahami. Elastisitas pembuluh darah merupakan faktor terpenting yang dapat mempertahankan tekanan darah. Debit darah yang naik karena posisi jantung lebih tinggi dari otak ini merupakan latihan otak menambah elastisitas pembuluh darah, pada gilirannya gerakan sujud bisa merupakan gerakan anti-stroke.  

Rabu, 29 Agustus 2012

IDUL FITRI 1433 H

Rangkaian kegiatan Ramadhan yang dilaksanakan oleh panitia melipti:
  1. Penyediaan buka puasa pada setiap sore oleh ibu-ibu
  2. Pelaksanaan sholat tarawih setiap malam harinya
  3. Kultum tarawih
  4. Tadarusan
  5. Kultum subuh
  6. Penerimaan zakat, infaq, shodawoh, mal, fidiah pada 10 hari terakhir
  7. Menyalurkan zakat fitrah kepada para mustahik
Rangkaian Idul Fitri:
  1. Takbiran pada malam hari hingga pagi
  2. Pelaksanaan sholat Id dengan rangkaian acaranya, sambutan ketua panitia, sambutan walikota
  3. Menyiapkan petugas Imam, bilal, dan khotib
  4. Membuat laporan semua rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir
  5. Pembubaran panitia
  6. Pembukaan pengajian
Dokumen kegiatan:






Sabtu, 18 Agustus 2012

ZAKAT FITRAH

Suasana pembagian zakat fitrah di Masjid Al-Muhajirin 1433-H, para panitia mengaduk zakat fitrah berupa beras sebelum di distribusikan kepada mustahik.

Minggu, 01 Juli 2012

ISRA MI'RAJ 1433 H

DKM Al-Muhajirin pada tanggal 1 Juli 2012, telah mengadakan kegiatan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW sekaligus penutupan pengajian sementara bagi kaum Bapak, Ibu, dan Remaja serta TPA. Walauapun peringatan Isra Mi'raj sudah terlambat namun tiada salahnya tetap dilaksanakan oleh pengurus, begitu sambutan ketua DKM Bpk.H. Pudjo Hartono. Sebagai penceramah pada acara tersebut Bapak Kyai H. Junaedi MZ dari Depok, acara dikemas dalam bentuk interaktif yaitu tanya jawab setelah diberikan prolog dan sebagai moderatornya Bpk. Ust. H. Ade Ahmad Rivai. acara dimeriahkan oleh tim Hadroh dan Marawis Ibu-IBu Majlis Ta'lim Al-Muhajirin. Inti dari pada ceramah adalah "BEKAL RAMADHAN" sebagaimana tema yang diusung oleh pengurus DKM Al-Muhajirin, paparannya secara singkat adalah bagaimana menghadapi bulan suci Ramadhan nanti agar benar dalam ibadah dan amaliah. Juga dihimbau oleh sang nara sumber, dengan keterbatasan ilmu yang kita miliki, marilah selalu belajar dan belajar agar apa yang kita laksanakan baik menurut sesama manusia dan benar menurut Alloh SWT. Karena banyak sekali di jaman sekarang ini manusia hanya mengandalkan logika otaknya, tidak melihat dasar dalil dan ajaran yang sebenarnya. Untuk itu marilah kita harus banyak bertanya dan belajar kepada guru yang benar, mengikuti pemimpin yang benar dan selalu sabar dalam menghadapi problematika kehidupan yaitu tetap bersandar pada Al-qur'an dan Sunnah.

Sabtu, 16 Juni 2012

Halaman Masjid Nabawi, ba'da shlat Subuh, 25 Oktober 2010

Sayidina Ali mengatakan, Orang Akan Jadi Sholeh, KALAU........tidak punya sifat, antara lain :
1. Merasa senang  dengan kebodohan
2. Tamak atau serakah akan dunia
3. Bakhil dengan kelebihan hartanya
4. Riya dalam amal dan
5. Membanggakan dirinya, merasa benar sendiri.

Pudjo  Hartono

Senin, 21 Mei 2012

PEMIMPIN SEJATI

Sabar Karakter Pemimpin Sejati

Sabar itu indah. Allah SWT berfirman "fashbir shobran jamil" (QS Al Maarij, 5) yang artinya "Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik." Banyak kesuksesan atau keberhasilan berawal dari kesabaran. Seorang guru yang apabila dengan sabar membimbing muridnya akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan study muridnya. Nabiyullah Muhammad SAW senantiasa bersabar ketika berdakwah menyampaikan risallah Islam kepada para sahabat. Subhanallah banyak diantara mereka yang berhasil menjadi pemimpin ummah seperti khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Ali Bin Abi Thalib dan Utsman Bin Affan). 

Rasulullah SAW merupakan seorang pemimpin yang konsisten dengan sifat sabarnya dimanapun ia berada baik di rumah saat bersama keluarga, ketika berdagang, berdakwah maupun sewaktu memimpin perang. Bagaimana sebaiknya kita bersikap sabar? Insya Allah dapat meniru dari sikap teladan dan perilaku sabarnya Rasulullah SAW. Ummul mukminin, Aisyah ra terkenal dengan ketinggian atau kedalaman ilmunya. Beliau merupakan salah seorang yang ditarbiyah langsung oleh Rasulullah SAW dengan sabar hasilnya subhanallah banyak perkataan maupun keteladanan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah ra.

Apabila kesadaran diri untuk bersikap dan berperilaku sabar dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja akan memberikan dampak positif yang luar biasa. Sebagai contoh di sebuah perusahaan, dengan sabar seorang pemimpin dapat mengajak seluruh timnya untuk bersama-sama bahu-membahu bekerja hingga mencapai kesuksesan dan target yang diharapkan. Semakin sabar seorang pemimpin semakin bijaksana dirinya. Sikap sabarnya seorang pemimpin umumnya akan ditiru dan diikuti pula oleh anggotanya. Bekerjanya karyawan dengan sabar ini akan memberikan dampak positif terhadap keberhasilan organisasi atau perusahaannya, termasuk sabar ketika menghadapi customer's complaint, fokus mendengarkan permasalahan customer, cepat merespon customer's enquiries dan berupaya optimal memenuhi harapan customer. Begitupula sabarnya seorang dokter dan perawat dalam melayani dan merawat pasiennya akan memberikan dampak positif terhadap kejiwaan pasien, lebih bersemangat, mendengar dan mematuhi/melaksanakan nasihat dokter dan perawat yang kemudian berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik pasien berangsur membaik. Dan apabila setiap individu pada sebuah organisasi selalu konsisten berprilaku sabar maka dapat menghasilkan continuous improvement baik pada diri setiap individu, tim maupun organisasi, mendukung terwujud keharmonisan dan integrity yang kokoh, meningkatnya produktifitas dan kualitas kerja. 

Allah sangat mengasihi orang-orang yang sabar dan memberkahi mereka pahala yang besar. Allah Ta'ala berfirman dalam Qur'an Surat Az Zumar ayat 10 "...Innama Yuwaffá Aş-Şabirūna 'Ajrahum Bighayri Ĥisabin" yang artinya "...Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".




"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" [At Taubah: 20]

AMALAN PENOLAK BALAK

BismiLlaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum wr wb

Dari kolom 'HIKMAH' Republika, tulisan Ustadz Arifin Ilham, mengenai amalan-amalan yang  bisa menolak berbagai kemungkinan bala. Smeoga bermanfaat.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/04/30/m39ugb-inilah-amalan-penolak-bala

Wassalam


Inilah Amalan Penolak Bala

Senin, 30 April 2012
Hidup ini tidak seindah yang dibayangkan. Banyak hal yang tidak terduga menghampiri hidup kita. Kepahitan dan kegetiran adalah warna yang memoles lembar kehidupan manusia. Meski sesungguhnya bagi orang yang beriman dunia ini adalah surga tak berperi dengan kenikmatan dan keelokannya yang tidak bertepi.

Untuk kita yang saat ini sedang dalam kubangan musibah ada baiknya kita mencoba menyisir jalan kebaikan berikut ini. Atau, kita yang sedang dihantui kegagalan, inilah amalan yang menghibur untuk menolak berbagai kemungkinan bala.

Pertama, melazimkan doa. Orang yang terbiasa dengan berdoa akan mengalir sebuah kekuatan yang mampu menjadikan dirinya tegar. Bahkan, doa adalah sebuah proteksi ampuh menstabilkan kondisi hati dengan berbagai macam keadaannya.

Disebut oleh Nabi Muhammad SAW, “Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa.” (HR Ahmad). Bahkan, ada doa yang langsung dari Allah untuk menuntun kita terhindar dari berbagai ujian, musibah, dan bala. “Duhai Allah jangan sekali-kali Engkau uji kami di luar batas kemampuan kami.” (QS al-Baqarah [2]: 286).

Kedua, kesungguhan takwa. Banyak disebut oleh berbagai ayat bahwa kesungguhan dan keseriusan dalam ketakwaan mengantarkan ketangguhan spiritual dalam menyelesaikan setiap kesulitan hidup. Ini artinya semangat takwa menghindarkan sebuah peristiwa buruk dalam hidup manusia. “Siapa yang bertakwa maka Allah jadikan baginya jalan keluar. Dan Allah karunia kan rezeki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya ke pada Allah maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya) …” (Baca QS al- Thalaq [65]: 2-3).

Ketiga, rida orang tua. Setelah kita tegak dengan nilai-nilai Langit seperti disebut oleh dua poin di atas, saatnya kita mengumpulkan energi dari bumi. Dan, kita perlu memulainya dari bilik kedua orang tua kita. Doa dan restu mereka yang pada urutannya mengantarkan kepada sejuta kebaikan, yang kita unduh tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Keramat terampuh di dunia ini tidak lain doa dan restu orang tua. “Rida Allah ada pada rida orang tua dan murka-Nya ada pada murka kedua orang tua,” demikian sabda Nabi Muhammad SAW riwayat al-Hakim.

Keempat, sedekah. Keutamaan sedekah sudah banyak yang menyebutkan. Bahkan, secara terang sebuah hadis mengisyaratkan, “Sedekah itu benar-benar menolak bala.” (HR Thabrani dari Abdullah ib nu Mas’ud). Karena, agama adalah amal. Maka, nikmat dan kelezatan beragama akan berasa jika kita benar-benar mengamalkan. Karena itu, saat nya kita buktikan dengan amal nyata. Kita bersedekah pasti ada proteksi bala yang langsung Allah desain.

Kelima, istighfar. “Kami tidak akan turunkan azab bencana selama mereka masih beristighfar.” (QS al-Anfal, 8: 33). Berikutnya, silaturahim, berzikir, dan selawat. Terkait dengan zikir, disebut oleh Nabi SAW, “Petir menyambar siapa pun, tetapi petir tidak akan menyambar orang yang sedang berzikir.”

Terakhir, senantiasa berbuat baik. Kebaikan yang kita tebarkan di bumi adalah kebaikan untuk kita yang Allah gelontorkan dari langit (QS ar- Rahman [55]: 60). Wallahu a’lam.




"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" [At Taubah: 20]