Minggu, 17 November 2013

Muharam 1435 H

Tangerang Selatan, 17 Nopember 2013. DKM Al-Muhajirin telah melaksanakan kegiatan berupa peringatan tahun baru hijriah 1435 H. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC Bpk. Ust. Muh. Afif Afifi. SHI, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ka.DKM H. Pudjo Hartono, dalam sambutanya beliau sampaikan ;   yang pertama Mengucapkan selamat tahun baru atas nama pengurus 2. Melaporkan kegiatan awal TPA - bisa mencetak anak2 generasi yang akan lebih baik. 3. Harapan ke depan semoga kita semua bisa ber-Hijrah ke arah yg lebih baik. "Hari ini lebih baik dari kemarin, hari Esok lebih baik dari hari ini, sesuai tema : Mari kita jadikan tahun baru Hijriyah 1435H sebagai Momentum untuk ber-'hijrah' ke arah Kebaikan, sebagai penceramah DR. Ahmad Sodik.MA dengan materi tentang keutamaan 10 muharam seperti;:
keistimewaan 10 Muharam - nabi Adam diturunkan ke dunia, nabi Musa bebas dari Firaun, nabi Ayub disembuhkan dari penyakit, nabi yunus keluar dari perut ikan, nabi Ibrahim dibakar tidak terbakar. 2. Dan Ternyata sebelum manusia diciptakan orang yg paling taat kepada Allah adalah Iblis. Acara juga dimeriahkan oleh tampilnya murid TPA. Inti acara berikutnya adalah santunan kepada para yatama sebanyak 41 anak yang disampaikan oleh Ketua RW, Wakil Ka.DKM dan lain lain.
Hikmah Muharam: Muharram (محرّم) adalah bulan pertama tahun penanggalan Islam, Hijriyah. Ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar ibnu al-Khattab atas saran dari menantu suci Rasulullah SAWW, yakni Imam Ali bin Abi Thalib

karamalLahu wajhahu. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, pernah beliau mengutarakan gagasannya mengenai perlunya menetapkan kalender Isalam yang akan dipakai sebagai penenggalan dalam urusan administrasi masa kekhalifahannya,dan sebagai kebutuhan kaum muslimin, pada masa itu penanggalan yang dipakai kaum Muslimin berbeda-beda, ada yang memakai tahun gajah, dimana pada tahun itu terjadi penyerangan dari balatentara Abrahah dari negeri Yanan untuk menyerang Ka’bah, yang kemudian niatnya digagalkan Allah Yang Maha Esa. Dan di tahun itu pula lahirnya nabi Muhammad saw dan ada pula yang pemakaian tanggal didasarkan kepada hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.




Untuk menetapkan kalender Islam ini, dicari momertum yang sangat tepat untuk dijadikan patokan sebagai awal permulaan Tahun Baru Islam. Maka Khalifah Umar ini mengadakan musyawarah yang dihadiri oleh pemuka-pemuka agama, dan pembesar-pembesar muslim. Di dalam pertemuan itu ada beberapa momentum penting yang diusulkan sebagai dasar penetapan pada tahun baru islam, dan momentum-momentum itu antara lain:

1.Dihitung dari hari kelahiran Nabi Muhammad
2.Dihitung dari wafatnya Rasulallah saw.
3.Dititung dari hari Rasulullah menerima wahyu pertama di gua Hira yang merupakan awal tugas kenabiannya.
4.Dimulai dari tanggal dan bulan Rasulallah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah.

Tanggal kelahiran Nabi Muhammad tidak dijadikan dasar sebagai awal penanggalan kalender islam, karena tanggal itu masih menjadi kontroversi mengenai waktu dalam kejadiannya. Adapun hari wafatnya Rasulullah tidak pula dijadikan dasar sebagai tanggal permulaan kalender Islam , karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kaum muslimin dalam kesedihan yang berkepanjangan terhadap kenangan-kenangannya semasa beliau. Pada akhirnya forum menyetujui sebagai awal penanggalan islam dihitung sejak Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, Rasul sampai di Madinah pada hari Senin, 12 Rabi’ al-Awwal yang bertepatan dengan tanggal 24 September 622 M.

Rasulullah SAWW sendiri, dengan perkenan Allah SWT dalam firmanNya, menetapkan bahwa bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram), dan didalamnya dilarang melakukan peperangan dan tindak kekerasan lainnya.

Muharram yang berarti diharamkan atau yang sangat dihormati, memang merupakan bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus selalu bersikap damai, tidak boleh berperang kecuali jika diperangi terlebih dahulu. Seyogyanya, umat Islam menghormati dan memaknai Muharram dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. sebab, Nabi Muhammad saw pada khutbah haji wada’ -yang juga di bulan haram- mewanti-wanti ummatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.

Esensi dari spirit Muharram adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketentraman hidup, baik fisik, sosial, maupun spiritual. karena itu, di bulan Muharram Nabi Muhammad saw menganjurkan ummatnya untuk berpuasa sunnah Asysyuro ( puasa pada hari kesepuluh di bulan Muharram).

Dari Abu Hurairah , Nabi Muhammad saw bersabda,” puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram. dan shalat yang paling utama adalah shalat malam.”(HR.Muslim).

Ibnu Abbas berkata,” Aku tak melihat Rasulullah saw mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asysyuro.” (HR.Bukhori). dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi saw bersabda,”Puasa Asysyuro itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya.”(HR.Muslim).

Melalui puasa sunnah itulah, ummat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah sehingga perdamaian dan ketentraman hidup dapat diwujudkan di Indonesia. Puasa sunnah Muharram agaknya juga harus menjadi momentum islah bagi semua pihak. agar perdamaian dan ketentraman terwujud, Muharram juga harus dimaknai sebagai bulan anti maksiat, yakni dengan menjauhi larangan-larangan Allah swt, sepertai fitnah, pornoaksi, pornografi, judi, korupsi, teror, narkoba dan lain-lain.

Dengan peringatan tahun baru hijriyah kali ini semoga mari kita mulai babak baru kehidupan kita dengan niat harus lebih baik dari tahun kemarin.

Minggu, 20 Oktober 2013

IDUL ADHA 1434 H

Tangerang Selatan, 15 Oktober 2013. Panitia Idul Adha 1434 H, DKM Al-Muhajirin telah melaksanakan kegiatan berupa penyelenggaraan sholat Id dan pemotongan hewan kurban. Proses di awali dengan pembentukan panitia yang terdiri dari kaum Bapak, Ibu dan Remaja, dilanjutkan dengan menghimpun hewan kurban dari para jama'ah warga komplek dan sekitarnya, Alhamdulillah pada saat hari H telah terkumpul sembilan ekor sapi dan sebelas ekor kambing. Sebagai khotib sekaligus Imam Sholat Idul Adha adalah Ust. Zaenal, MPD yang mengupas tentang makna kurban dan sejarahnya, diawali dengan sambutan ketua panitia Bapak. Letkol, H. R.Ade Ahmat Rivai, SKM, yang intinya mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga jama'ah yang telah berpartisipasi sehingga sukses kurban tahun ini, dilanjutkan dengan sambutan Walikota Tangerang Selatan yang disampaikan oleh ketua DKM yaitu Bapak H. Pudjo Hartono. Selesai sholat dilanjutkan pemotongan hewan yang dilakukan oleh jagal berjumlah 7 orang, dikarenakan jumlah hewan cukup banyak sehingga memakai jagal dari luar, dengan tugas utamanya memotong, menguliti, memisahkan daging dari tulang, sehingga panitia tinggal mencacah dan menaning serta mendistribusikan kepada para warga yang telah di data oleh panitia yaitu warga komplek dan sekitar serta yayasan.







Makna Kurban: http://www.hidayatullah.com/read/25470/18/10/2012/konsep-kurban-dalam-islam.html
SETIAP tanggal 10 Dzulhijjah umat Islam memperingati Hari Raya Kurban. Dzulhijjah adalah di antara bulan-bulan yang memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah Shallallahu a’alaihi Wassalam bersabda: "Tidak ada hari-hari, di mana amalan shaleh di dalamnya lebih dicintai Allah daripada (amalan shaleh) di 10 hari pertama (bulan Dzulhijjah). Para Sahabat bertanya: Apakah termasuk jihad di jalan Allah? Beliau bersabda: Ya, termasuk jihad (yang dilakukan di luar 10 hari tsb), kecuali orang yang pergi (berjihad) dengan nyawa dan hartanya, dan dia tidak kembali lagi." [HR. Bukhari]
Di antara amalan shaleh terpenting di bulan Dzulhijjah, selain ibadah haji adalah ibadah kurban. Berkenaan dengan fadilah kurban ini dapat kita simak Hadits berikut ini: Wahai Rasulullah Shallallahu a’alaihi Wassalam, apakah kurban itu?
Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Para Sahabat bertanya: “Apa keutamaan yang akan kami peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Bbn Majah).
Di samping itu, Rasulullah Shallallahu a’alaihi Wassalam juga bersabda: "Barangsiapa yang mempunyai kelapangan, namun tidak berkurban, maka janganlah sekali-kali mendekati tempat shalat kami." (HR Sunan Ibn Majah, 3123)
Makna Kurban
Kurban dalam bahasa arab berakar kata dari qaruba. Akar kata ini membentuk kata: qurb (dekat), taqarrub (mendekatkan diri) aqriba' (kerabat) dsb.
Menurut para pakar bahasa Arab, kurban bermakna suatu sarana untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah (lihat: Ma'ani l-Qur'an).
Al-Mawardi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kurban adalah amal kebajikan yang ditujukan menggapai Rahmat Allah. Sedangkan dalam Mu'jam Wasith kurban berarti segala bentuk amalan untuk bertaqarrub kepada Allah, baik berupa penyembelihan maupun lainnya.
Fakhruddin al-Razi dalam tafsirnya mengutip Sabda Nabi kepada Ka'b: "Wahai Ka'b! Puasa itu adalah perisai dan shalat itu adalah kurban". Lebih lanjut dalam kitab Hilyatul Auliya' dijelaskan sebagai berikut:
"Shalat adalah kurban dari setiap orang yang bertakwa.”
Haji itu adalah bentuk jihad dari setiap orang yang lemah
Zakat badan adalah puasa
Pendakwah tanpa amalan bagai pemanah tanpa busur.
Pancinglah turunnya rizki dengan bersedekah
Bentengilah hartamu dengan zakat".
Qurb (dekat) yang menjadi derivasi kata Qurban mempunyai arti sebagai kondisi istiqamah yang sejalan dengan perintah Allah, ketaatan dan memaksimalkan waktu untuk beribadah kepada-Nya (Lathaif al-I'lam).
Dalam hal ini, Abul Qasim al-Junaid (w.297H) memberi contoh makna qurb sebagai berikut: Ketahuilah! Sesungguhnya Allah mendekati hati hamba-hambaNya sesuai apa yang Dia ketahuhi dari kedekatan hati hamba-hambaNya kepadaNya. Maka perhatikanlah, perihal apakah yang mendekati pada hatimu?
Takwa dan Kurban
Allah berfirman:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِي
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS: al-Maidah: 27)
Al-Mawardi dalam tafsirnya menukil pendapat Abdullah bin 'Umar tentang sebab diterimanya kurban Habil, dikarenakan beliau mempersembahkan harta terbaiknya yang berupa tanaman sebagai kurbannya. Sedangkan ditolaknya kurban Qabil ditolak karena dia bersifat minimalis dalam mempersembahkan hartanya.
Maka keikhlasan sebagai ruh takwa adalah kualifikasi diterimanya sebuah kurban. Sebab takwa memiliki makna lahir dan batin. Makna lahiriyah takwa diukur dari sejauhmana seorang hamba memperhatikan batasan-batasan (hudud) yang telah ditetapkan Allah. Sedangkan makna batinnya ditentukan oleh keikhlasan dalam setiap amalannya. (lihat: al-Risalah al-Qusyairiyyah, I/308)
Allah berfirman:
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِي
"Daging-daging (unta) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS: al-Hajj: 37)
Al-Zamakhsyari dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa Ridha Allah tidak akan sampai pada pemilik daging-daging yang disedekahkan dan darah-darah yang mengalir dari hewan yang dikurbankan kecuali jika dia melandasi amalannya dengan niat ikhlas dan memperhatikan syarat-syarat taqwa saat berkurban.
Secara kebahasaan, takwa berarti menjaga jiwa dari sesuatu yang ditakuti (ja'lun nafs fi wiqayatin mimma yakhaf). Makna takwa ini dapat kita ketahui dari penjelasan hadits Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam; "Hindarilah (ittaqu, dari kata taqwa) api neraka walau dengan sebutir kurma, jika tidak punya sebutir kurma, maka gunakan kata yang baik." (HR. Bukhari)
Sedangkan secara syar'i, takwa berarti menjaga jiwa dari segala yang mengotorinya, yaitu dengan meninggalkan semua yang dilarang. Orang yang bertaqwa adalah yang menjadikan ketaatannya hanya untuk Allah dan mematuhi perintah-Nya sebagai pelindung dari azab-Nya. Kesemuanya ini berjalan sempurna dengan meninggalkan hal-hal dibolehkan (mubah) tapi mengandung syubhat, sehingga dia tidak terperosok kedalam hal yang diharamkan.
Oleh karena itu, Ibn ‘Umar berkata: "Seorang hamba tidak akan mencapai takwa yang hakiki sehingga dia meninggalkan gejolak (niatan buruk) dalam dadanya." (HR Shahih Bukhari, kitabul iman)
Dalam pandangan Sufi yang lurus, takwa menempati maqam tertinggi, karena takwa menghindari hal-hal yang tidak disukai (makruh). Taqwa mendindingi seseorang dari segala yang dicintai dan dicarinya; seperti menjauhi kekufuran dengan keimanan, kesyirikan dengan tauhid, riya’ dengan ikhlas, dusta dengan jujur, curang dengan nasehat, maksiat dengan taat, bid’ah dengan ittiba’, syubhat dengan wara’, dunia dengan zuhud, lalai dengan zikir, setan dengan ta’awudz, neraka dengan menjauhi amalan buruk, dan menghindari semua kejahatan dengan kebaikan yang menjadi penyelamatnya.
Maka menurut kaum sufi, takwa itu mencakup empat hal:
Pertama, sangat takut dari dosa-dosa di masa silam, di mana kenikmatannya telah sirna tetapi balasan dosanya masih menghantuinya.
Kedua, sangat khawatir terperosok kedalam dosa-dosa di masa mendatang
Ketiga, sangat takut bila mendapatkan su’ul khatimah.
Keempat, sering bermuhasabah (introspeksi diri)
Mengenai penyebutan daging dan darah dalam QS. Al-Hajj 37, Ibnu Katsir menjelaskan hal ini karena kebiasaan masyarakat jahiliyah ketika berkurban mereka menggantungkan daging kurban pada patung tuhan-tuhannya dan melumuri “tuhan”nya dengan darah kurban. Lalu para Sahabat berkata: "Kami lebih berhak melakukan hal itu dari mereka". Maka turunlah ayat: "Daging-daging (unta) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya".
Lalu beliau menyitir Hadits Nabi: "Sesungguhnya amalan sedekah itu telah sampai kepada Allah sebelum sampai ke tangan penerimanya, dan sungguh (pahala) dari darah (kurban) itu telah sampai kepada Allah sebelum membasahi bumi." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Dengan demikian hal terpenting dari ibadah kurban adalah sarana sebagai penggemblengan jiwa untuk lebih bertaqarrub kepada Allah dan memperbaiki kualitas takwa kita. Wallahu a'lam bissawab.*

Rabu, 11 September 2013

BULAN HAJI TAHUN 2013

Tangerang Selatan, 11 September 2013. Syukur Alhamdulillah pada tahun ini Pengurus DKM Al-Muhajirin ada yang berangkat memenuhi panggilan Alloh SWT, yaitu berangkat ke Tanah Suci. Bapak Ari Mustafa selaku Bendahara DKM dan Ibu Maria Ulfah selaku Ketua Majlis Ta'lim Ibu-Ibu.Pelepasan dilakukan oleh Bpk. Diyardi Nugroho, M.Kes dan para jama'ah Bapak dan Ibu, serta keluarga di halaman DKM Al-Muhajirin.

Kami selaku pengurus mengucapkan selamat jalan, semoga Alloh selalu memberi kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan yang wajibmaupun yang sunnah. Dan semoga kembali ke tanah air dalam keadaan sehat selamat dan menjadi Haji Mabrur Mabruroh.  Amin......Yaa Robbal 'Alamin......

Sabtu, 31 Agustus 2013

IDUL FITRI 1434 H

Ciputat, 8 Agustus 2013. DKM Almuhajirin Komplek Perumahan Departemen Kesehatan Kel. Sawah Ciputat pada setiap peringatan hari besar Islam selalu melaksanakan kegiatan tersebut, sebagaimana hari raya Idul Fitri 1434 H. Kegiatan Idul Fitri di awali dengan beberapa rangkaian kegiatan meliputi Shalat Tarawih pada setiap malam,  Penyambutan Tarling Kementerian Kesehatan, Penerimaan Zakt Fitrah sampai pelaksanaan Shalat ID. Pada kesempatan tahun ini sebagai Khotib Idul Fitri adalah Ust. Agus Dwi Handoko. LC. MA. Zakat Fitrah yang terkumpul dari masyarakat komplek dan sekitar disalurkan kepada beberapa yayasan dan mustahik yang berada di lingkungan Masjid.
Hikmah hari raya idul fitri adalah begitu besar bagi kita Umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa ramadhan selama satu bulan penuh. Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut kemuliaan keutamaan bulan syawal yang dimulai dengan kedatangan 1 syawal atau kita umumnya mengenal dengan istilah lebaran bagi kita yang berada di Indonesia negara kita yang tercinta ini. Untuk itulah kita akan sedikit membahas mengenai berbagai macam makna hikmah Idul Fitri ini dan semoga bisa memberikan manfat kepada kita semuanya aamiin.

Penetapan idul fitri 1 syawal yang dalam hal ini ada dan merupakan bagian dari otoritas dalam Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama juga terkadang berbeda dengan ormas-ormas Islam. Perbedaan dalam menentukan 1 syawal atau pun 1 Ramadhan di Indonesia ini karena memang ada perbedaan dalam cara untuk menentukannya. Akan tetapi semuanya itu juga dikembalikan kepada kita semuanya, asal kita mengetahui dasar hukum yang dipakai dalam penentuan hari raya tersebut.

Kembali dalam pokok pembahasan mengenai Hari raya Idul Fitri ini. Dalam budaya Indonesia, perayaan lebaran 1 syawal ini dijadikan momen yang paling tepat untuk bersilaturahmi dengan keluarga, berkumpul bersama dengan anggota keluarga dan juga terkenal dengan tradisi mudik lebaran yang begitu kental di Indonesia ini. Walaupun sebenarnya makna hikmah dan keutamaan silaturahmi bukan hanya dilakukan ketika hari idul fitri saja, akan tetapi seyogyanya dilakukan sepanjang dalam masa kehidupan kita.

Makna Hikmah Idul Fitri

Hari kemenangan juga kerapkali kita jumpai dari arti makna lebaran ini. Maksudnya adalah kemenangan dalam melawan hawa nafsu kita yang buruk selama menjalani ibadah puasa ramadhan yang telah dilaluinya. Walaupun sebenarnya justru momen 1 syawal ini kita manfaatkan untuk meneruskan kebaikan dan amalan-amalan ibadah kita satu bulan di Ramadhan untuk dilanjutkan pada sebelas (11) bulan berikutnya.

Ada beberapa hikmah keutamaan Idul Fitri itu sendiri yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

Hikmah Dalam Bersyukur Kepada Allah.
Dan sudah seharusnya kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Ta'ala atas segala limpahan nikmat yang telah dikaruniakan-Nya tanpa bisa kita untuk menghitung nikmat-nikmatNya. Bersyukut bahwasannya kita juga telah melaksanakan salah satu kewajiban kita selaku unat Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan juga selalu berdoa dan berharap untuk bertemu kembali pada Ramadhan tahun yang akan datang.

Bersyukur kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat dalam balutan keindahan silaturahmi syawal dan bersyukur telah berpuasa sedangkan masih banyak saudara-saudara muslim kita yang tidak juga berpuasa ramadhan bukan karena ada halangan atau karena sakit, tetapi kurang mengerti dan memahami akan begitu besarnya manfaat dan hikmah yang terdapat dalam syariat Puasa Ramadhan yang telah kita lalui bersama.

Momentum Tepat Bersilaturahmi.
Momentum Idul atau Lebaran ini kita mari jadikan sebagai sarana meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan bersilaturrahim (menyambung kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita ketika ada kebencian terhadap mereka.

Dan kita jadikan pula untuk kembali menjalin dan menyambung silaturahmi yang terputus diantara kira semuanya. Sebab kasih sayang merupakan lawan dari kebencian. Sehingga orang yang dalam dirinya ada kebencian pada suami atau istri, orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman dan relasi disebut dengan pemutus kasih sayang (Qathiul Rahim). Silaturahmi di bulan Syawal kita juga mengenalnya dengan istilah halal bi halal pula.

Kembali Pada Kefitrahan.
Iedul fitri berarti kita kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Dan itu benar. Karena jika benar-benar dioptimalkan, maka puasa Ramadhan Dan Manfaatnya dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebani diri kita selama ini. - See more at: http://askep-net.blogspot.com/2013/08/makna-hikmah-idul-fitri.html#sthash.HrcVwobE.dpuf






 






Hikmah Idul Fitri, adalah begitu besar bagi kita Umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa ramadhan selama satu bulan penuh. Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut kemuliaan keutamaan bulan syawal yang dimulai dengan kedatangan 1 syawal atau kita umumnya mengenal dengan istilah lebaran bagi kita yang berada di Indonesia negara kita yang tercinta ini. Untuk itulah kita akan sedikit membahas mengenai berbagai macam makna hikmah Idul Fitri ini dan semoga bisa memberikan manfat kepada kita semuanya aamiin.

Penetapan idul fitri 1 syawal yang dalam hal ini ada dan merupakan bagian dari otoritas dalam Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama juga terkadang berbeda dengan ormas-ormas Islam. Perbedaan dalam menentukan 1 syawal atau pun 1 Ramadhan di Indonesia ini karena memang ada perbedaan dalam cara untuk menentukannya. Akan tetapi semuanya itu juga dikembalikan kepada kita semuanya, asal kita mengetahui dasar hukum yang dipakai dalam penentuan hari raya tersebut.

Kembali dalam pokok pembahasan mengenai Hari raya Idul Fitri ini. Dalam budaya Indonesia, perayaan lebaran 1 syawal ini dijadikan momen yang paling tepat untuk bersilaturahmi dengan keluarga, berkumpul bersama dengan anggota keluarga dan juga terkenal dengan tradisi mudik lebaran yang begitu kental di Indonesia ini. Walaupun sebenarnya makna hikmah dan keutamaan silaturahmi bukan hanya dilakukan ketika hari idul fitri saja, akan tetapi seyogyanya dilakukan sepanjang dalam masa kehidupan kita.

Hari kemenangan juga kerapkali kita jumpai dari arti makna lebaran ini. Maksudnya adalah kemenangan dalam melawan hawa nafsu kita yang buruk selama menjalani ibadah puasa ramadhan yang telah dilaluinya. Walaupun sebenarnya justru momen 1 syawal ini kita manfaatkan untuk meneruskan kebaikan dan amalan-amalan ibadah kita satu bulan di Ramadhan untuk dilanjutkan pada sebelas (11) bulan berikutnya.

Ada beberapa hikmah keutamaan Idul Fitri itu sendiri yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

Hikmah Dalam Bersyukur Kepada Allah.
Dan sudah seharusnya kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Ta'ala atas segala limpahan nikmat yang telah dikaruniakan-Nya tanpa bisa kita untuk menghitung nikmat-nikmatNya. Bersyukut bahwasannya kita juga telah melaksanakan salah satu kewajiban kita selaku unat Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan juga selalu berdoa dan berharap untuk bertemu kembali pada Ramadhan tahun yang akan datang.

Bersyukur kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat dalam balutan keindahan silaturahmi syawal dan bersyukur telah berpuasa sedangkan masih banyak saudara-saudara muslim kita yang tidak juga berpuasa ramadhan bukan karena ada halangan atau karena sakit, tetapi kurang mengerti dan memahami akan begitu besarnya manfaat dan hikmah yang terdapat dalam syariat Puasa Ramadhan yang telah kita lalui bersama.

Momentum Tepat Bersilaturahmi.
Momentum Idul atau Lebaran ini kita mari jadikan sebagai sarana meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan bersilaturrahim (menyambung kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita ketika ada kebencian terhadap mereka.

Dan kita jadikan pula untuk kembali menjalin dan menyambung silaturahmi yang terputus diantara kira semuanya. Sebab kasih sayang merupakan lawan dari kebencian. Sehingga orang yang dalam dirinya ada kebencian pada suami atau istri, orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman dan relasi disebut dengan pemutus kasih sayang (Qathiul Rahim). Silaturahmi di bulan Syawal kita juga mengenalnya dengan istilah halal bi halal pula.

Kembali Pada Kefitrahan.
Iedul fitri berarti kita kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Dan itu benar. Karena jika benar-benar dioptimalkan, maka puasa Ramadhan Dan Manfaatnya dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebani diri kita selama ini.

Hikmah hari raya idul fitri adalah begitu besar bagi kita Umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa ramadhan selama satu bulan penuh. Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut kemuliaan keutamaan bulan syawal yang dimulai dengan kedatangan 1 syawal atau kita umumnya mengenal dengan istilah lebaran bagi kita yang berada di Indonesia negara kita yang tercinta ini. Untuk itulah kita akan sedikit membahas mengenai berbagai macam makna hikmah Idul Fitri ini dan semoga bisa memberikan manfat kepada kita semuanya aamiin.

Penetapan idul fitri 1 syawal yang dalam hal ini ada dan merupakan bagian dari otoritas dalam Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama juga terkadang berbeda dengan ormas-ormas Islam. Perbedaan dalam menentukan 1 syawal atau pun 1 Ramadhan di Indonesia ini karena memang ada perbedaan dalam cara untuk menentukannya. Akan tetapi semuanya itu juga dikembalikan kepada kita semuanya, asal kita mengetahui dasar hukum yang dipakai dalam penentuan hari raya tersebut.

Kembali dalam pokok pembahasan mengenai Hari raya Idul Fitri ini. Dalam budaya Indonesia, perayaan lebaran 1 syawal ini dijadikan momen yang paling tepat untuk bersilaturahmi dengan keluarga, berkumpul bersama dengan anggota keluarga dan juga terkenal dengan tradisi mudik lebaran yang begitu kental di Indonesia ini. Walaupun sebenarnya makna hikmah dan keutamaan silaturahmi bukan hanya dilakukan ketika hari idul fitri saja, akan tetapi seyogyanya dilakukan sepanjang dalam masa kehidupan kita.

Makna Hikmah Idul Fitri

Hari kemenangan juga kerapkali kita jumpai dari arti makna lebaran ini. Maksudnya adalah kemenangan dalam melawan hawa nafsu kita yang buruk selama menjalani ibadah puasa ramadhan yang telah dilaluinya. Walaupun sebenarnya justru momen 1 syawal ini kita manfaatkan untuk meneruskan kebaikan dan amalan-amalan ibadah kita satu bulan di Ramadhan untuk dilanjutkan pada sebelas (11) bulan berikutnya.

Ada beberapa hikmah keutamaan Idul Fitri itu sendiri yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

Hikmah Dalam Bersyukur Kepada Allah.
Dan sudah seharusnya kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Ta'ala atas segala limpahan nikmat yang telah dikaruniakan-Nya tanpa bisa kita untuk menghitung nikmat-nikmatNya. Bersyukut bahwasannya kita juga telah melaksanakan salah satu kewajiban kita selaku unat Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan juga selalu berdoa dan berharap untuk bertemu kembali pada Ramadhan tahun yang akan datang.

Bersyukur kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat dalam balutan keindahan silaturahmi syawal dan bersyukur telah berpuasa sedangkan masih banyak saudara-saudara muslim kita yang tidak juga berpuasa ramadhan bukan karena ada halangan atau karena sakit, tetapi kurang mengerti dan memahami akan begitu besarnya manfaat dan hikmah yang terdapat dalam syariat Puasa Ramadhan yang telah kita lalui bersama.

Momentum Tepat Bersilaturahmi.
Momentum Idul atau Lebaran ini kita mari jadikan sebagai sarana meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan bersilaturrahim (menyambung kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita ketika ada kebencian terhadap mereka.

Dan kita jadikan pula untuk kembali menjalin dan menyambung silaturahmi yang terputus diantara kira semuanya. Sebab kasih sayang merupakan lawan dari kebencian. Sehingga orang yang dalam dirinya ada kebencian pada suami atau istri, orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman dan relasi disebut dengan pemutus kasih sayang (Qathiul Rahim). Silaturahmi di bulan Syawal kita juga mengenalnya dengan istilah halal bi halal pula.

Kembali Pada Kefitrahan.
Iedul fitri berarti kita kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Dan itu benar. Karena jika benar-benar dioptimalkan, maka puasa Ramadhan Dan Manfaatnya dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebani diri kita selama ini. - See more at: http://askep-net.blogspot.com/2013/08/makna-hikmah-idul-fitri.html#sthash.HrcVwobE.dpuf

Hikmah hari raya idul fitri adalah begitu besar bagi kita Umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa ramadhan selama satu bulan penuh. Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut kemuliaan keutamaan bulan syawal yang dimulai dengan kedatangan 1 syawal atau kita umumnya mengenal dengan istilah lebaran bagi kita yang berada di Indonesia negara kita yang tercinta ini. Untuk itulah kita akan sedikit membahas mengenai berbagai macam makna hikmah Idul Fitri ini dan semoga bisa memberikan manfat kepada kita semuanya aamiin.

Penetapan idul fitri 1 syawal yang dalam hal ini ada dan merupakan bagian dari otoritas dalam Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama juga terkadang berbeda dengan ormas-ormas Islam. Perbedaan dalam menentukan 1 syawal atau pun 1 Ramadhan di Indonesia ini karena memang ada perbedaan dalam cara untuk menentukannya. Akan tetapi semuanya itu juga dikembalikan kepada kita semuanya, asal kita mengetahui dasar hukum yang dipakai dalam penentuan hari raya tersebut.

Kembali dalam pokok pembahasan mengenai Hari raya Idul Fitri ini. Dalam budaya Indonesia, perayaan lebaran 1 syawal ini dijadikan momen yang paling tepat untuk bersilaturahmi dengan keluarga, berkumpul bersama dengan anggota keluarga dan juga terkenal dengan tradisi mudik lebaran yang begitu kental di Indonesia ini. Walaupun sebenarnya makna hikmah dan keutamaan silaturahmi bukan hanya dilakukan ketika hari idul fitri saja, akan tetapi seyogyanya dilakukan sepanjang dalam masa kehidupan kita.

Makna Hikmah Idul Fitri

Hari kemenangan juga kerapkali kita jumpai dari arti makna lebaran ini. Maksudnya adalah kemenangan dalam melawan hawa nafsu kita yang buruk selama menjalani ibadah puasa ramadhan yang telah dilaluinya. Walaupun sebenarnya justru momen 1 syawal ini kita manfaatkan untuk meneruskan kebaikan dan amalan-amalan ibadah kita satu bulan di Ramadhan untuk dilanjutkan pada sebelas (11) bulan berikutnya.

Ada beberapa hikmah keutamaan Idul Fitri itu sendiri yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

Hikmah Dalam Bersyukur Kepada Allah.
Dan sudah seharusnya kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Ta'ala atas segala limpahan nikmat yang telah dikaruniakan-Nya tanpa bisa kita untuk menghitung nikmat-nikmatNya. Bersyukut bahwasannya kita juga telah melaksanakan salah satu kewajiban kita selaku unat Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan juga selalu berdoa dan berharap untuk bertemu kembali pada Ramadhan tahun yang akan datang.

Bersyukur kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat dalam balutan keindahan silaturahmi syawal dan bersyukur telah berpuasa sedangkan masih banyak saudara-saudara muslim kita yang tidak juga berpuasa ramadhan bukan karena ada halangan atau karena sakit, tetapi kurang mengerti dan memahami akan begitu besarnya manfaat dan hikmah yang terdapat dalam syariat Puasa Ramadhan yang telah kita lalui bersama.

Momentum Tepat Bersilaturahmi.
Momentum Idul atau Lebaran ini kita mari jadikan sebagai sarana meminta maaf dan memaafkan orang lain dengan bersilaturrahim (menyambung kasih sayang) baik kepada suami atau istri, kedua orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga serta teman dan relasi kita ketika ada kebencian terhadap mereka.

Dan kita jadikan pula untuk kembali menjalin dan menyambung silaturahmi yang terputus diantara kira semuanya. Sebab kasih sayang merupakan lawan dari kebencian. Sehingga orang yang dalam dirinya ada kebencian pada suami atau istri, orang tua, anak, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman dan relasi disebut dengan pemutus kasih sayang (Qathiul Rahim). Silaturahmi di bulan Syawal kita juga mengenalnya dengan istilah halal bi halal pula.

Kembali Pada Kefitrahan.
Iedul fitri berarti kita kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Dan itu benar. Karena jika benar-benar dioptimalkan, maka puasa Ramadhan Dan Manfaatnya dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebani diri kita selama ini. - See more at: http://askep-net.blogspot.com/2013/08/makna-hikmah-idul-fitri.html#sthash.HrcVwobE.dpuf

Senin, 08 Juli 2013

RAMADHAN 1434 H

SEGENAP PENGURUS DKM AL-MUHAJIRIN MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1434 H. SEMOGA RAMADHAN TAHUN INI MENJADI PENYEMANGAT IBADAH DI TAHUN YANG AKAN DATANG.
DAN KAMI SELAKU PENGURUS DKM MOHON MAAF ATAS SEGALA KHILAF DAN PELAYANAN YANG BELUM SEMPURNA. KAMI MENYADARI SEBAGAI MANUSIA BIASA TIDAKLAH LUPUT DARI KESALAHAN DAN KEKHILAFAN. KESEMPURNAAN HANYA MILIK ALLOH SWT.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1434 H.




TPA Al-Muhajirin

Ciputat, 9 Juli 2013, Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT, berkat kerjasama pengurus, para donatur warga komplek dan sekitarnya dan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) selaku BUMN yang telah mewujudkan cita-cita pengurus mendirikan TPA. Disudut tanah hibah kini telah berdiri sebuah TPA bernama TPA Al-Muhajirin, semoga amal jariyah para donatur dilipatgandakan oleh Alloh SWT.


SANTUNAN BUMN

Ciputat, 5 Juli 2013. Beberapa waktu yang lalu tepatnya pada tanggal 4 Juli 2013 DKM Al-Muhajirin telah mendapat kepercayaan menyalurkan santunan berupa sembako dari sebuah perusahaan BUMN, yaitu PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) kepada para dhuafa dilingkungan Masjid Al-Muhajirin. Jumlah sembako yang diberikan berupa Besar, Minyak Goreng, dan Gula Putih untuk 100 lebih dhuafa. Semoga santunan tersebut bermanfaat bagi sesama dan memberkahi kepada yang meng-infakan sebagian rizkinya, Amin.....
Segenap pengurus DKM Al-Muhajirin mengucapkan terima kasih kepada PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang telah mempercayakan menyalurkan sembako tersebut, semoga kedepan akan lebih maju lagi dan berkah.






Rabu, 12 Juni 2013

ISRO MI'ROJ 1434 H

Tangerang Selatan, 9 Juni 2013. DKM Al-Muhajirin Komplek Perumahan Departemen Kesehatan Ciputat pada hari hari Minggu pagi tepatnya tanggal 9 Juni 2013 telah mengadakan kegiatan berupa Peringatan Isro' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW sekaligus penutupan sementara pengajian rutin bagi kaum Bapak, Ibu, Remaja, dan TPA. Hal tersebut dilaksanakan berkaitan dengan datangnya bulan Ramadhan 1434 H. Acara dikemas dengan sangat sederhana yaitu ceramah umum dan interakatif yang dipandu oleh Bpk. H. R. Ade AHmad Rivai. Sebagai Nara Sumber pada acara tersebut adalah Bpk. Ust. Muhtadi Ibnu Abbas, SQ. M.Pd. Pada acara tersebut juga dimeriahkan kesenian rebana anak TPA dan marawis Ibu-Ibu.