Setelah kaum muslimin menjalani „tranning" 1 bulan lamanya selama puasa, tentu tiada tanggal yang paling dinantikan selain tanggal 1 Syawal. Pada saat itulah kaum muslimin merayakan hari kemena-ngannya. Kemenangan atas nafsunya. Semua bergembira pada hari itu.Sebelum kita merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan, penting bagi kita untuk terlebih dahulu memahami hakikat atau arti dari Idul Fitri itu sendiri dan mendudukkannya secara proporsional
, sehingga kita bisa mengambil sikap yang tepat, bagaimana seharusnya kita merayakan hari kemenangan ini, apakah kita akan
merayakannya dengan membeli baju termahal dan berpesta pora serta menyulut kembang api seperti banyak dilakukan sebagian orang pada
malam tahun baru Masehi, ataukah kita akan merayakannya dengan penuh rasa syukur dan sujud kepada Allah.Fitri berarti fitrah atau suci. Sesuai dengan arti kata itu, kaum muslimin pada hari Idul Fitri merayakan kemenangannya karena mereka telah berhasil membersihkan / mensucikan jiwanya dari kotoran dan karat-karat nafsu dunia dan kembali kepada fitrahnya yang suci, yaitu Islam. Bagaimanakah orang yang telah mengembalikan fitrah Islamnya ? Salah satu cirinya yaitu, mereka telah mampu meng-aplikasikan Islam dalam setiap gerak dan langkah kehidupannya di dunia (segala perkataan dan perbuatannya selalu merujuk pada Al-Quran dan Sunnah Rasul), sehingga baginya dunia hanyalah sarana untuk mencapai tujuan akhirat. Mereka yang telah bersungguh-sungguh dalam menjalankan puasanya demi untukmendekatkan dirinya kepada Allah dan mencapai keridhaan-Nya semata. Bukan hanya sekedar memenuhi kewajiban dalam rukun Islamnya saja, apalagi dengan tujuan riya’ (pemer) kepada manusia. Mudah-mudahan Allah menjauh-kan kita dari sifat riya’ ini dan mem
asukkan kita kedalam golongan orang-orang yang bergembira karena puasanya.
Bagaimana Merayakan Idul Fitri ?
m mengajarkan dua hal dalam menyatakan kegembiraan ini, yaitu :
1. Menguatkan hubungan yang bersifat vertikal, yaitu dengan Allah sang Pencipta sebagai tanda syukur.
2. Menguatkan hub
ungan yang bersifat horisontal, antara sesama makhluk, khususnya sesama manusia.
Menguatkan hubungan vertikal ini dapat dilakukan dengan jalan memperbanyak dzikrullah, mengumandan
gkan ucapan Takbir dan Tahmid : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamd (Allah Maha Besar, Dia-lah yang berhak menerima puja dan puji). Sebagai puncaknya, kaum muslimin mengerjakan shalat Idul Fitri.
Yang kedua adalah membagi kegembiraan dengan mengulurkan tangan kepada orang-orang yang lemah, terutama anak yatim dan fakir miskin, dengan memberikan zakat fitrah kepada mereka. Zakat fitrah diwajibkan kepada setiap Muslim dan Muslimah, kecuali mereka yang tidak mampu, yang hanya mempunyai persediaan makanan di rumah
Pada hari itu juga telah lazim bahwa setiap muslim saling mengunjungi satu sama lain dan saling memaafkan, sehingga ikatan persaudaraan Islam akan semakin kuat. Tetapi satu hal yang kurang pada tempatnya, bahwa kita saling memaafkan
justru pada akhir bulan Ramadhan. Padahal seharusnya hal ini kita lakukan sebelum / menjelang bulan Ramadhan, sehingga kita dapat memasuki bulan Ramadhan denga
n hati yang bersih.
Demikianlah Islam mengajarkan kepada ummatnya, bagaimana merayakan hari kemenangan ini, sehingga di hari yang berbahagia ini tidak ada kesia-siaan yang dilakukan.
DKM AL-MUHAJIRIN
Rangkaian kegiatan Ramadhan dan idul fitri 1431-H DKM Al-Mu hajirin meliputi Sholat Isya dan Tarawih secara berjama'ah pada s eti ap malamnya, jama'ah yang melaksanakan ibadah sholat tarawih tahun 1431 H dari awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan cukup meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya hal tersebut ditandai dengan jumlah infaq dan shadaqah yang setiap hari cenderung bertambah. Untuk menghidupkan malam ramadhan disela sholat tarawih sebelum witir diisi dengan ceramah agama oleh beberapa mubaligh, yait u dari luar berjumlah 17 orang dan dari lingkungan Masjid AL-Muhajirin 13 orang, juga setelah selesai sholat tarawih diadakan tadarusan, dan alhamdulillah telah meng-khatamkan 2 kali. Suksesnya pelaksanaan kegiatan ramadhan juga didukung oleh peran ibu-ibu yang menyediakan ta'jil sebagai pembuka puasa pada setiap sore se cara bergilir, dan beberapa remaja dan para pensiunan yang menyiapkan sarana shalat pada setiap harinya. Pada sep uluh hari terakhir bulan ramadhan pengurus dan panitia mulai menerima zakat, infaq, mal dan shodaqoh d ari warga komplek dan sekitar, yang alhamdulillah pada tahun ini jumlah muzakki semakin meningkat sehingg a panitia dapat menyalurkan ke beberapa mustahik warga komplek dan sekitar dan yayasan sebagaimana sambutan yang telah disampaikan oleh ketua panitia ramadhan dan idul fitri 1431-H Bapak Budi Erawan, Juga pada tahun ini beberapa jama'ah melakukan qiyamul lail yang dipimpin oleh Ust. Sofyan, hal ini dilakukan sebagai tonggak dan rencana kedepan untuk menghidupkan suasana ramadhan pada sepuluh hari terakhir untuk ber-i'tikaf.
Pada kesempatan yang sama Bapak Diyardi Nugroho, M.Kes selaku Ketua RW 011 menyampaikan sambutan Bupati Tangerang Selatan untuk kali pertama setelah adanya pemekaran wilayah dari kabupat en induk Tangerang, selain menyampaikan sambutan Bupati juga menyampaikan permohonan maaf atas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar