Rabu, 30 Desember 2009

DI BALIK RAHASIA JUM'AT

BEBERAPA HARI BESAR JATUH PADA HARI JUM'AT:
  1. Idul Fitri 1430 H yang jatuh pada tanggal 18 September 2009
  2. Idul Adha 1430 H yang jatuh pada tanggal 27 Nopember 2009
  3. Tahun Baru Islam yaitu Hijriah yang jatuh pada tanggal 18 Desember 2009
  4. Hari Natal bagi umat kristiani yang jatuh pada tanggal 25 Desember 2009
  5. Tahun baru Masehi yang jatuh pada tanggal 1 Januari 2010
Apakah Allah sudahSWT menyimpan Rahasia Khusus akan Hal itu..............? seperti yang kita ketahui diluar itu. Dan sebagai umat yang beriman harus percaya bahwa Hari jum'at adalah Rajanya hari diantara hari hari lainnya.

Hari Jum’at adalah hari yang paling utama dalam sepekan. Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah mengkhususkan untuk kaum muslimin yang belum pernah diberikan kepada ummat-ummat sebelumnya sebagai karunia dan pemuliaan terhadap ummat ini. Pada hari tersebut terdapat ibadah-ibadah yang khusus (yang paling agung adalah Shalat Jum’at). Di bawah ini akan disampaikan dalil-dalil yang menyebutkan keutamaannya dan sunnah-sunnah serta kewajiban yang diperintahkan dalam rangka memuliakan hari Jum’at.


Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasululloh shalAllohu 'alaihi wa sallam mengatakan, yang artinya:


“Sebaik-baik hari yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Pada hari itu diciptakan Adam ‘alaihissalam, dimasukkan dan dikeluarkan dari surga pada hari itu dan kiamat akan terjadi pada hari Jum’at pula.”
(HR: Muslim, Abu Dawud, Annasa’i, Tirmidzi dan dishahihkannya. Lihat Fiqhussunnah oleh Sayyid Sabiq bab Jum’ah).

Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa ibadah khusus yang mulia pada hari Jum’at adalah shalat Jum’at. Barangsiapa yang meninggalkannya tanpa ada alasan syar’i akan mendapatkan dosa besar adan akan diadzab dengan adzab yang pedih. Rasululloh shalAllohu 'alaihi wa sallam mengatakan tentang suatu kaum yang meninggalkan shalat Jum’at, yang artinya:


“Sungguh aku berkeinginan untuk memerintahakan seorang laki-laki shalat bersama dengan manusia kemudian aku membakar rumah-rumah mereka yang tidak melakukan shalat Jum’at.”
(HR: Muslim, Ad Darimi dan Al Baihaqi).

Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Muhammad bin Abdurrahman bin Zahrah, aku mendengar pamanku berkata, Rasululloh shalAllohu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:


“Barangsiapa mendengan panggilan adzan pada hari Jum’at dan tidak mendatanginya, kemudian mendengar dan tidak mendatanginya, kemudian mendengar dan tidak mendatanginya, kemudian mendengar dan tidak mendatanginya, maka Alloh akan menutup hatinya dan menjadikan hatinya seperti hati orang munafik.”
(HR: Al Baihaqi, Abu Ya’la, dishahihkan oleh Ibnu Hajar dan Ibnu Mundzir, hadits ini dihasankan oleh Masyhur Hasan Salman dalam Al Qulul Mubin fii Akhtha’il Mushollin).

Berikut ini beberapa hal yang disunnahkan berkenaan dengan keutamaan hari Jum’at:

  1. Disunnnahkan berdo’a karena berdo’a pada hari itu akan dikabulkan terutama pada waktu / saat mustajab (mudahj terkabul do’a). Hal ini terdapat hadits bersumber dari Jabir bin Abdillah. Dari Jabir bin Abdillah dari Rasululloh shalAllohu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau berkata, yang artinya: “Pada hari Jum’at ada dua belas waktu. Tidak ditemukan seorang muslim yang sedang memohon sesuatu kepada Alloh ‘Azza wa jalla kecuali pasti Dia memberinya. Maka carilah waktu itu, yaitu akhir waktu setelah ‘Ashr.” (HR: Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud, hadits 926 hal. 196)

    Do’a yang paling disukai oleh Rasululloh shallAllohu alaihi wasallam adalah meminta kebaikan di dunia dan akhirat dan meminta perlindungan dari neraka. Dalam suatu hadits disebutkan, yang artinya: “Barangsiapa yang meminta dimasukkan ke dalam surga, maka surga mengatakan: “Ya, Alloh, masukkan dia ke dalam surga”. Dan barangsiapa yang meminta perlindungan dari api neraka kepada Alloh subhanahu wata’ala, maka neraka akan berkata: “Ya Alloh, lindungilah dia dari neraka.” (HR: Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 6151/, lihat Shifatun Naar fil Kitab was Sunnah oleh Mahmud bin Khalifah Al Jasim).

  2. Disunnahkan memperbanyak bacaan shalawat Nabi. Aus bin Aus radliyAllohu ‘anhu berkata bahwa Rasululloh shallAllohu alaihi wasallam pernah bersabda, yang artinya: “Seutama-utama hari adalah hari Jum’at. Padanya diciptakan dan dimatikannya Adam ‘alaihissalam, ditiup sangkakala dan dibinasakannya manusia. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat atasku pada hari itu karena shalawatmu akan sampai kepadaku.” Para sahabat bertanya: ”Bagaimana bisa sampai kepadamu sedangkan jasadmu telah dimakan tanah?” Rasululloh berkata: ”Alloh subhanahu wa ta’ala mengharamkan tanah untuk memakan jasad para Nabi.” (HR: Abu Dawud, Shahih, Lihat Shahih Sunan Abu Dawud hal. 196 hadits no. 925 oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani)

  3. Disunnahkan membaca Surat Al Kahfi pada siang atau malam harinya (Lihat Al Adzkar oleh Imam AnNawawi). Seorang muslim yang menghafal sepuluh atau tiga ayat pertama dari surat Al Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal. Juga barangsiapa yang membaca sepuluh ayat terakhir dan sepuluh ayat dari Surat Al Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal. Dalilnya adalah hadits dari Abu Darda’ radliyAllohu ‘anhu dari Nabi shallAllohu alaihi wasallam berkata, yang artinya: “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari Surat Al Kahfi terjaga dari fitnah Dajjal.” (HR: Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Tirmidzi). Pada lafadz Tirmidzi, yang artinya: “Barangsiapa menghafal tiga surat Al Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal .” Dia berkata: “Hadits Hasan”.

    Pada hadits yang diriwayatkan dari Imam Ahmad dari Abu Darda’ radliyAllohu ‘anhu bahwa Nabi shalAllohu 'alaihi wa sallam berkata: “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal”. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Muslim dari Nasa’i dari Qatadah radliyAllohu ‘anhu. Dan pada lafadz Nasa’i menyatakan, yang artinya: “Barangsiapa membaca sepuluh ayat (mana saja) dari surat Al Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal.”

    Pada hadits yang marfu’ (sanadnya bersambung sampai Rasululloh, ed.) dari Ali bin Abi Thalib, yang artinya: “Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at maka ia akan dijaga dari setiap fitnah sampai delapan hari walaupun Dajjal keluar ia akan tetap terjaga dari fitnahnya". (Lihat tafsir Ibnu Katsir Surat Al Kahfi).

    Disunnahkan pula membaca surat Alif Laam Miim tanziil - assajdah dan Hal ata ‘alal insan pada shalat fajar (shubuh). Abu Hurairah radhiAllohu 'anhu mengatakan, yang artinya: Rasululloh shallAllohu alaihi wasallam membaca surat Alif Laam Miim tanziil assajdah dan Hal ata ‘alal insan pada shalat subuh hari Jum’at. (Muttafaq ‘alaih)

    Menurut Thabrani dari Ibnu Mas’ud bahwa Nabi terus-menerus membaca kedua surat tersebut. Menurut riwayat dari Ibnu Abbas dan Abi Hurairah radliyAllohu’anhum berkata bahwa Rasululloh shalAllohu 'alaihi wa sallam membaca Surat Al Jum’ah dan Munafiqun pada hari Jum’at. (HR: Muslim).

    Demikian pula Nabi membaca surat Sabbihisma dan Al Ghasyiah pada shalat Jum’at. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir surat Al-A’la dan Al Ghasyiah). Allohu Ta’ala A’lam.

[Sumber Rujukan: Al Adzkar, Imam Nawawi tahqiq Abdul Qadir Al Arnauth; Fiqhussunnah, Sayyid Sabiq; Fathul Baari, Ibnu Hajar Al Asqalani; Tamaamul Minnah, Muhammad Nashiruddin Al Albani; Ikhtishar Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi; Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir; Taisiirul ‘Alllaam Syarhu ‘Umdatul Ahkam, Abdullah bin Abdirrahman bin Shalih Al Bassam; Subulussalam, Imam Ash-Shan’ani; Bulughul Maraam min Adillatil Ahkam, Ibnu Hajar Al Asqalani; Zaadul Ma’ad, Ibnu Qayyim Al Jauziyah; Al Qaulul Mubin fii Akhtha’il Mushallin, Masyhur Hasan Salman; Shifatun Naar fil Kitab was Sunnah, Mahmud bin Khalifah Al Jasim; Shahih Sunan Abi Dawud, Muhammad Nashiruddin Al Albani]
_________________________________________________

Jumat, 25 Desember 2009

JADWAL KHOTIB 2010


KHUTBAH JUM'AT 1431-H


KEISTIMEWAAN BULAN MUHARAM ATAU ASYURA UST. DRS. MUHTADI IBNU ABBAS, MA

Dalam bulan Muharam, terdapat suatu hari yang dianggap mulia, yang jatuh pada tanggal sepuluhnya dan lazim dinamakan hari Asyura' Rosul bersabda mengenai ketentuan tanggal, yaitu:
"Asyura'u yaumul 'aashir" (HR. Imam Ad Daruquthni dari sahabat Abu Hurairah ra) yang artinya: Asyura adalah hari tanggal sepuluh.

Pada hari itu kita umat muslim disunnahkan untuk berpuasa sehari, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits riwayat Al Bazzar dari sahabat ABu Hurairah, yang artinya Asyura adalah hari raya Nabi yang sebelumnya semua, maka berpuasalah engkau semua pada hari itu.

Dinamakan Asyura sebab pada hari itu Allah memuliakan (mengaruniakan) kemenangan atau keselamatan dari bencana kepada beberapa orang Nabi, maka timbulah pertanyaan kemuliaan apakah wujudnya.? Jawabannya ada didalam kitab Aljawaahirul Makkiyah.
  1. Allah Ta'ala menciptakan Nabiyullah Adam as, dan menempatkan di surga.
  2. Nabi Nuh as mendarat di gunung Judiyyi, sesudah terjadinya banjir taufan yang airnya menggenangi seluruh permukaan bumi.
  3. Nabi Ibrohim as diselamatkan oleh Allah dari siksaan raja Namrud.
  4. Nabi Yunus as dapat keluar dari perut ikan hiu setelah berhari-hari berada didalamnya.
  5. Nabi Ayyub as disembuhkan dari penyakitnya yang menghinggapi seluruh tubuhnya dan menurut perhitungan akal tidak mungkin sembuh.
  6. Nabi Yusuf as dikeluarkan dari sumur yang gelap, karena perbuatan saudara-saudara yang dengki dan iri hati.
  7. Nabi Ya'qub as disembuhkan matanya karena memikirkan nasib putranya yakni Nabi Yusuf as dan terus menerus menangis.
  8. Allah Ta'ala membelah lautan untuk memberi pertolongan kepada Nabi Musa as saat dikejar tentara Fair'aun.
  9. Hari itu raja Fir'aun dan bala tentaranya di tenggelamkan oleh Allah di laut merah
Selanjutnya, masih dalam uraian dalam kitab diatas, bahwa siapa yang berpuasa 1 hari pada pada tanggal 10 muharam, maka Allah akan memberikan pahala, 10.000 malaikat, 10.000 orang pergi umrah dan haji dan 10.000 orang mati syahid. Dan siapa saja yang mengusap ramut anak yatim sambil diberi sedekah pada hari Asyura niscaya Allah mengangkat derajatnya setiap helai rambut anak yatim. Dan siapa yang memberi makan kepada 1 orang mu'min pada malam Asyura' dan siang harinya maka seakan-akan dia telah memberikan makan kepada seluruh orang mu'min.

Rabu, 23 September 2009

IDUL FITRI 1430 H

Perayaan Idul Fitri 1430-H yang diselenggarakan di Masjid Al-Muhajirin merupakan kegiatan rutin dan menjadi tanggung jawab pengurus serta kaum muslimin pada umumnya. Sebelum sholat ID panitia menyampaikan beberapa informasi terkait dengan kegiatan selama bulan suci ramadhan, meliputi pelaksanaan sholat tarawih, kultum tarawih, kultum subuh, pelaporan keuangan selama ramadhan dan hal-hal yang terkait dengan seluruh rangkaian dari awal sampai hari H. Pada tahun ini sebagai khotib adalah Ust Drs. Muhtadi Ibnu Abbas, M.Ag, Imam Ust. Drs. Wahid Maulanan dan Bilal Uts. Sayudi serta sambutan ketua RW lingkungan II Komplek Depkes Bpk. Drs. Diyardi Nugroho. M.Kes. Uraian Khotib pada intinya mengingatkan kita kepada fitrah sebagai manusia, dan suatu renungan apakah semua amalan yang selama bulan suci itu diterima yang maha Khalik...? Sholat kita, sedekah kita, silaturahmi kita, zakat kita dan lain-lain. Usai sholat id para jama'ah berkumpul dihalaman Masjid melakukan silaturahmi bersama, saling memaafkan seluruh warga komplek, baik yang muslim maupun non muslim.

Rangkuman Khutbah

Lepas dari kemungkinan adanya perbedaan dalam menentukan Hari Raya Idul Fitri, yang jelas, seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari yang biasa dianggap ‘kemenangan’ tersebut. Perayaan rutin setiap tahun ini menjadi momen sangat penting setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka dan cita, tak berbeda yang rajin puasa maupun yang hanya alakadarnya.

Sebagaimana sudah maklum, selain Hari Raya Idul Fitri, umat Islam juga punya Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Dalam literatur-literatur Islam klasik, hari raya ini disebut Idul Akbar (hari raya besar), sementara Idul Fitri hanya disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya kecil).. Sebagaimana hari-hari besar lain, Idul Fitri tentu memiliki makna umum sebagai hari libur nasional sekaligus makna khusus yang dirasakan umat Islam. Paling tidak, Idul Fitri dianggap sebagai hari kemenangan mengalahkan hawa nafsu dengan berpuasa sebulan penuh.

Erat kaitannya dengan Hari Raya Idul Fitri adalah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan setiap individu Muslim. Kalimat kedua dari dua terma ini (Idul Fitri dan zakat fitrah) adalah kalimat yang berasal dari bahasa Arab fithrah yang berarti natural atau dalam bahasa Indonesianya biasa diterjemahkan sebagai segala sesuatu yang suci, bersifat asal, atau pembawaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1997)..

Sisi etimologis
Idul Fitri terdiri dari dua kata. Pertama, kata ‘id yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata ‘ada. Ini menunjukkan bahwa Hari Raya Idul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. Ada juga yang mengatakan diambil dari kata ‘adah yang berarti kebiasaan, yang bermakna bahwa umat Islam sudah biasa pada tanggal 1 Syawal selalu merayakannya (Ibnu Mandlur, Lisaanul Arab).

Dalam Alquran diceritakan, ketika para pengikut Nabi Isa tersesat, mereka pernah berniat mengadakan ‘id (hari raya atau pesta) dan meminta kepada Nabi Isa agar Allah SWT menurunkan hidangan mewah dari langit (lihat QS Al Maidah 112-114). Mungkin sejak masa itulah budaya hari raya sangat identik dengan makan-makan dan minum-minum yang serba mewah. Dan ternyata Allah SWT pun mengkabulkan permintaan mereka lalu menurunkan makanan.(QS Al-Maidah: 115).

Jadi, tidak salah dalam pesta Hari Raya Idul Fitri masa sekarang juga dirayakan dengan menghidangkan makanan dan minuman mewah yang lain dari hari-hari biasa. Dalam hari raya tak ada larangan menyediakan makanan, minuman, dan pakaian baru selama tidak berlebihan dan tidak melanggar larangan. Apalagi bila disediakan untuk yang membutuhkan.

Abdur Rahman Al Midani dalam bukunya Ash-Shiyam Wa Ramadhân Fil Kitab Was Sunnah (Damaskus), menjelaskan beberapa etika merayakan Idul Fitri. Di antaranya di situ tertulis bahwa untuk merayakan Idul Fitri umat Islam perlu makan secukupnya sebelum berangka ke tempat shalat Id, memakai pakaian yang paling bagus, saling mengucapkan selamat dan doa semoga Allah SWT menerima puasanya, dan memperbanyak bacaan takbir. Kata yang kedua adalah Fitri. Fitri atau fitrah dalam bahasa Arab berasal dari kata fathara yang berarti membedah atau membelah, bila dihubungkan dengan puasa maka ia mengandung makna `berbuka puasa’

(ifthaar). Kembali kepada fitrah ada kalanya ditafsirkan kembali kepada keadaan normal, kehidupan manusia yang memenuhi kehidupan jasmani dan ruhaninya secara seimbang. Sementara kata fithrah sendiri bermakna `yang mula-mula diciptakan Allah SWT` (Dawam Raharjo, Ensiklopedi Alquran: hlm 40, 2002). Berkaitan dengan fitrah manusia, Allah SWT berfirman dalam Alquran: “Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?.

Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (QS. Al A`râf: 172).” Ayat ini menjelaskan bahwa seluruh manusia pada firtahnya mempunya ikatan primordial yang berupa pengakuan terhadap ketuhanan Allah SWT. Dalam hadis, Rasulallah SAW juga mempertegas dengan sabdanya: “Setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan fitrah: kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR. Bukhari).” Hadits ini memperjelas kesaksian atau pengakuan seluruh manusia yang disebutkan Alquran di atas.

Sisi terminologi
Kendati dalam literatur-literatur Islam klasik, Idul Fitri disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya yang kecil) sementara Idul Adhha adalah Idul Akbar (hari raya yang besar), umat Islam di Tanah Air selalu terlihat lebih semarak merayakan Idul Fitri dibandingkan hari-hari besar lainnya, bahkan hari raya Idul Adha sekalipun. Momen Idul Fitri dirayakan dengan aneka ragam acara, dimulai dengan shalat Id berjamaah di lapangan terbuka hingga halal bi halal antarkeluarga yang kadang memanjang hingga akhir bulan Syawal.

Dalam terminologi Islam, Idul Fitri secara sederhana adalah hari raya yang datang berulang kali setiap tanggal 1 Syawal yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya, kata fitri disitu diartikan `berbuka atau berhenti puasa` yang identik dengan makan-makan dan minum-minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri pun disambut dengan pesta makan-makan dan minum-minum mewah yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.

Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna Idul Fitri sendiri, juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai `kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci` sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang Muslim yang selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Idul Fitri berarti kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh praktik busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islami. Inilah makna Idul Fitri yang asli.

Adalah kesalahan besar apabila Idul Fitri dimaknai dengan `perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum` sehingga yang tadinya dilarang makan siang, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam., atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan. Kemudian, karena Ramadhan sudah usai maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan. Ringkasnya, kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang saleh musiman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrian dan nilai ketakwaan.

Ikhtisar
- Idul fitri merupakan momentum terbaik bagi setiap manusia untuk kembali ke fitrahnya sebagai makhluk yang suci dan terampuni dosanya.
- Cuma, saat ini masih banyak kalangan yang mengartikan Idul Fitri hanya sebagai hari terbebasnya manusia dari kewajiban berpuasa.
- Ada juga kalangan yang menjadikan Idul Fitri sebagai hari pamer kemewahan.
- Mereka yang keliru memaknai Idul Fitri hanya akan menjadi manusia yang saleh secara musiman.

Idul Fitri adalah hari raya yang datang berulangkali setiap tanggal 1 Syawal, yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya kata fitri di sini diartikan “berbuka” atau “berhenti puasa” yang identik dengan makan minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri disambut dengan makan-makan dan minum-minum yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.

Terminologi yang Salah

Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna idul fitri sendiri juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai ‘Kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Makna Idul Fitri yang Asli

Idul Fitri berarti kembali kepada naluri kemanusiaan yang murni, kembali kepada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak Islami, Inilah makna Idul Fitri yang asli.

Kesalahan Besar

Adalah kesalahan besar apabila Idul Firi dimaknai dengan ‘Perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum‘ sehingga tadinya dilarang makan di siang hari, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam, atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan kemudian. Karena Ramadhan sudah usai maka keniaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan.

Ringkasnya kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang shaleh mustman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrahan dan nilai ketaqwaan.

Ketika merayakan Idul Fitri setidaknya ada tiga sikap yang harus kitapunyai, yaitu:

  1. Rasa penuh harap kepada AllahSWT (Raja’). Harap akan diampuni dosa-dosa yang berlalu. Janji Allah SWT akan ampunan itu sebagai buah dari “kerja keras” sebulan lamanya menahan hawa nafsu dengan berpuasa.
  2. Melakukan evaluasi diri pada ibadah puasa yang telah dikerjakan. Apakah puasayang kita lakukan telah sarat dengan makna, atau hanya puasa menahan lapar dan dahaga saja Di siang bulan Ramadhan kitaberpuasa, tetapi hati kita, lidah kita tidak bisa ditahan dari perbuatan atau perkataari yang menyakitkan orang lain. Kita harus terhindar dari sabda Nabi SAW yang mengatakan banyakorangyang hanya sekedar berpuasa saja: “Banyak sekali orang yang berpuasa, yang hanya puasanya sekedar menahan lapar dan dahaga“.
  3. Mempertahankan nilai kesucian yang baru saja diraih. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan Ramadhan, karena predikat taqwa sehantsnya berkelanjutan hingga akhir hayat. Firman Allah SWT: “Hai orang yang beriman, bertagwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kati kamu mati melainkan dalam keadaan ber-agama Islam ” (QS. Ali Imran: 102).


Kamis, 10 September 2009

AMAL YANG KEKAL

Kultum Tarawih : H. Chairudin Hasyim, SKM. M.Kes
Tanggal : 09-09-2009

Sholat dan Zakat suatu komponen yang selalu berkaitan dan tertuang dalam Kitab Suci Al-qur’an beberapa kali, tentunya menjadi renungan kita sebagai orang yang beriman. Ibadah sholat terkait hubungan langsung kepada Allah SWT, sedangkan Zakat terkait dengan hubungan antar sesama sebagai wujud hablum minannas dalam membangun hubungan social kemasyarakatan.

Hadist Nabi, mengatakan bahwa “Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga, Amal jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh yang selallu mendo’akan”. Namun kita tentunya tidak bisa berharap banyak terhadap anak keturunan kita, sebab belum tentu anak kita akan menjadi anak yang sholeh yang selalu ingat dan mendo’akan, tetapi sesungguhnya asset kita yang permanent dan menjadi investasi akherat adalah harta yang kita berikan pada yang berhak dengan penuh keiklasan.

Sebagai ilustrasi, mari kita renungkan………….
Saat ajal telah menjemput kita akan diantar oleh 4 hal, yaitu harta kita, pangkat dan jabatan kita, keluarga kita istri anak dan handaitaulan, serta amal. Dan yang pertama akan pulang adalah harta yang mengantar, yang kedua pangkat dan jabatan yang disandang selama di dunia yang kita banggakan dan ternyata tidak dapat menolong kita, yang ketiga keluarga kita istri anak dan lain-lain, dan yang keempat amal kita, akan menemani sampai akhir hari penghisapan.

Yang pada intinya aset yang kekal dan abadi menemai dan menjadi penolong sampai yaumul hisab adalah amal yang telah kita sedekahkan, kepada yang berhak sesuai tuntunan syariah agama Islam.

Minggu, 06 September 2009

ASPEK PERBAIKAN DI BULAN SUCI

KEGIATAN : BUKA BERSAMA
TANGGAL : 06-09-2009
TEMPAT : KEDIAMAN H.AGOES SUBAGIO
PENCERAMAH : DR. H. ABDUL AZIZ, LC

Materi:
Beberapa aspek yang perlu dilatih pada bulan suci Ramadhan sebagai orang yang mengaku beragama Islam, diantaranya:

Aspek jasmaniah, setiap jasad manusia selalu diselimuti oleh kotoran berupa dosa-dosa yang disengaja maupun tidak disengaja, kemudian bagaimana langkah-langkah untuk menyucikan dari kotoran tersebut..?, berikut langkah-langkahnya:
Membiasakan seluruh anggota panca indera untuk diarahkan kepada hal-hal yang baik atau bersifat positif, yaitu dengan mengaji, mengkaji, serta memahami Al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.
Membiasakan untuk memperbanyak sedekah sebagai bentuk kepedulian sesama, sebab apa yang dihasilkan oleh anggota tubuh kita sehingga menimbulkan rizki yang kita nikmati, tidak terlepas dari campur tangan orang disekitar kita.
Aspek Nafsaniyah, setiap diri manusia itu dikuasai oleh 3 hal, yaitu:
Nafsu Amarah, nafsu ini selalu mengarah kepada kejahatan dan hal-hal yang bersifat keburukan.
Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang selalu mengarah kepada arah penyesalan, tidak konsisten dan terombang-ambing.
Nafsu Mutmainnah, yaitu nafsu yang selalu konsisten, istiqomah dan selalu mengarah kepada kebaikan.
Aspek Ruhaniah, terkait dengan ruh hanya Allah SWT yang mengetahui dan Allah jua yang meniupkan kedalam jiwa setiap manusia.

Dengan melatih keseluruh aspek tersebut pada bulan suci ini, maka akan menjadi manusia yang selamat di dunia dan akhirat.

Kamis, 03 September 2009

TIPE ORANG BERIMAN

KULSUM (KULIAH SEPULUH MENIT) TARAWIH
TANGGAL : 28 AGUSTUS 2009
USTAD : AMANUDIN, SPD


Rosulullah SAW bersabda: ”Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap ditempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya”
Agar suatu kehidupan menjadi indah, menyenangkan dan sejahtera dibutuhkan manusia yang seperti itu, ia akan menjadi yang terbaik, apapun peran dan fungsinya maka segala yang dilakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungan menjadi baik, sejahtera dan bahagia. Dan sifat itu terdapat pada lebah, sebagaimana Allah firmankan pada QS. An-Nahl 68-69) yang artinya, Dan Robbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dibudahkan, dari perut lebah itu keluar meniman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesara Allah bagi orang-orang yang beriman”.

Marilah kita lihat dan bandingkan apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, sebagai berikut:
1. Hinggap ditempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.
Lebah hanya hinggap di tempat pilihan. Dia jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui ditempat sampah,kotoran, dan tempat-tempat yang busuk. Tapi lebah ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar. Begitulah seharusnya sifat seorang mukmin, sebagaimana Allah berfirman QS. Albaqoroh 168: ”Hai manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu”.

2. Mengeluarkan bersih
Lebah merupakan makhluk Allah yang produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ yang tubuh binatang lain hanya mengeluarkan sesuatu yang menjijikkan, namun lebah mengeluarkan suatu produk yang berguna bagi kesehatan manusia. Allah berfirman QS: Al-Hajj 77: ”Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”.
Sebagai orang mukmin seharusnya jauh dari prasangka buruk, iri dengki, lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik, perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan, hartanya bermanfaat bagi banyak manusia, kalau berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya bagi manusia.
3. Tidak pernah merusak
4. Bekerja keras
5. Bekerja secara jama’ah dan tunduk pada satu pimpinan
6. Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu

10 POHON KEBAJIKAN

KULSUM (KULIAH SEPULUH MENIT) TARAWIH
TANGGAL : 28 AGUSTUS 2009
USTAD : AMANUDIN, SPD

Bulan ramadhan telah tiba, sebagai orang muslim tentunya harus mempersiapkan diri baik secara fisik maupun psikis, dan yang lebih penting sebagai orang mengaku beriman harus tahu apa yang akan diperbuat di dalam bulan yang penuh berkah ini.
Ibarat sebuah musim kita harus tahu tanaman apa yang cocok kita tanam yang harapannya akan dapat memanen dengan hasil yang optimal. Dan dibulan ramadhan ini pohon yang sekiranya baik kita tanam yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang kita harapkan di antaranya:
1. Shaum/puasa; dalam hal shaum ini ada beberapa hal yang harus kita perhatikan baik rukun dan wajibnya, sehingga puasa kita tidak sia-sia, sebagaimana Rosul sabdakan ”berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar dan haus”.
2. Sahur, sabda Rosul ”Sahurlah, karena dalam sahur terdapat keberkahan”.
3. Iftar/berbuka, jangan merasa kuat sehingga saat tiba berbuka di tunda atau bahkan tidak berbuka, sedangkan rosul mengajarkan ”segeralah berbuka” dan sunahnya dengan sesuatu yang manis atau kurma dengan jumlah ganjil.
4. Tarawih, sholat tarawih merupakan proses pembelajaran bagi kita untuk membiasakan qiyamul lail, selain juga nilai pahala sholat tarawih yang begitu besar, maka sungguh rugi jika seorang yang melaksanakan puasa tidak dapat menjalankan qiyamul lail.
5. Tilawatil qur’an/tadarusan, kita tahu bahwa seorang yang membaca alqur’an reward yang didapat dari Allah SWT sungguh tinggi, apalagi dilaksanakan pada bulan yang agung ini.
6. Ith’aamul iftar/memberi berbuka puasa pada saudara muslim yang lain, sabda Rosul ”siapa yang memberikan berbuka puasa pada orang lain, maka akan mendapat nilai pahala dari orang tersebut tanpa mengurangi pahala puasa mereka”.
7. I’tikaf, Rosul mengajarkan lebih baik diam, daripada banyak biacara yang dikhawatirkan akan timbul ghibah, namimah atau bahkan mengarah ke fitnah.
8. Taharri lailatul qodar/memburu suatu nilai nya sama dengan 1000 bulan atau 84 tahun 3 bulan. Umat Nabi Muhammad SAW akan dapat menyamai usia umat Nabi terdahulu jika mendapatkan yang namanya lailatul qodar.
9. Umroh, sabda Rosul ”sispa yang melaksanakan umroh di bulan ramadhan, maka nilainya sama dengan haji atau beribadah bersama Rosul.
10. Ziswaf, yaitu Zakat, Infaq, Sadakoh, dan wakaf. Sama-sama kita ketahui bahwa zakat merupakan suatu yang wajib kita keluarkan dari harta yang kita upayakan dengan ketentuan yang telah ditetapkan, namun boleh lebih sesuai apa yang dikonsumsinya.

KULSUM TARAWIH

KULSUM (KULIAH SEPULUH MENIT) TARAWAH

TANGGAL : 3 SEPTEMBER 2009
USTAD : DRS. MUHTADI IBNU ABAS, MAG

Uraian singkat pada kuliah sepuluh menit yang disampaikan oleh pak ustad malam itu mengandung makna yang cukup mendalam, terkait dengan musibah yang menimpa bangsa Indonesia secara umum serta terjadinya gempa baru-baru ini.
Menurut uraian beliau sebuah bencana atau musibah yang menimpa umat manusia dapat berlatar belakang tiga hal diantaranya:
1. Sifat kesombongan yang mulai muncul pada diri manusia, sehingga dengan kesombongannya tidak saling menghargai sesama apalagi menghormati. Sehingga dengan sifat kesombangannya yang muncul mereka membanggakan keberadaannya.
2. Munculnya sifat iri dengki antar sesama, yang akhirnya menimbulkan fitnah merajalela. Apabila fitnah telah menucul dimana-mana maka tunggulah azab Tuhan akan turun.
3. Munculnya sifat Tamak, dengan sifat tamak yang muncul pada diri manusia dapat menimbulkan krisis sosial atau yang lebih lebih sempitnya dapat menimbulkan kecemburuan sosial karena kerakusan yang muncul dari manusia tersebut. Jika sifat tamak muncul yang kaya semakin kaya yang miskin semakin kejepit.....sehingga dampak kehidupan sosial menjadi tidak harmonis.

Minggu, 19 April 2009

KISAH SEDEKAH UST. YUSUF MANSUR

Muda, terkenal, sukses dan ulama pula. Pahir perjalanan hidup mengantar dia menjadi seperti sekarang. Ustadz Yusuf Mansur, tak ingin shaleh sendirian. Lewat Wisata Hati, dia mengajak semua umat untuk berbagi (sedekah) dengan mereka yang kesulitan dengan berbagai media dakwah verbal, buku, sinetron, dan film . Ajakannya seolah menjadi sebuah gerakan mulia mencontoh Rasulullah SAW. Atas itu, Yusuf Mansur menjadi salah satu Tokoh Perubahan Republika 2007.
Dia menganggap pengalaman hidup yang pahit ada dua makna, ujian atau azab. Jika itu azab, maka andai sulit diatasi selama bertahun-tahun, jawabannya adalah taubat yang suci dan ikhlas. Tapi jika itu ujian, maka bisa jadi itu ‘jamu’ yang menjadi obat untuk hidup lebih baik. Di sela kesibukannya berdakwah dan mengasuh pondok pesantren Tahfidz Qur’an, Darul Qur’an, di Kampung Ketapang, Cipondoh, Tangerang, dai muda ini bertutur tentang pengalaman hidupnya kepada wartawan Republika . Berikut petikannya.
Apa yang melatari Anda menjadi dai?Awalnya saya menulis buku (Mencari Tuhan yang Hilang-red). Setelah itu, sering diminta melakukan bedah buku yang isinya tentang kehidupan terutama tentang pribadi saya. Pengalaman bedah buku di seminar dan forum itu, kemudian menjadi metode bertutur lewat kisah. Alhamdulillah, saya sadar betul bila Allah sudah memberikan jalan pilihan bagi saya untuk berdakwah. Target dakwah saya memang soal sedekah.
Jadi, memang sengaja memilih tema sedekah?Ya, saya sadar betul memilih tema sedekah itu. Tujuannya, agar jamaah ikut bersedekah. Sebab, dengan jamaah bersedekah, artinya kita juga ikut sedekah. Ketika jamaah bersedekah, artinya itu merupakan sedekah kita juga.Saya fokus di tema sedekah karena saya ingin bangsa ini berubah. Dulu saya menangis, karena kesusahan. Setelah ditemukan jawabannya ternyata sedekah. Ini kan benar-benar aneh dan ngawur. Orang susah kok disuruh sedekah. Tapi memang itu jawabannya. Saya ingin jamaah merasakan apa yang dirasakan pelaku sedekah.
Anda masih muda. Boleh tahu tantangan berat menjadi ustadz di usia muda?Ya. ha.. ha..ha..,tantangannya itu saya kira off the record
Ada cara mengatasinya?Ya, jangan terlalu dipikirin
Tantangan lainnya apa?Kata orang tantangan bagi dai itu datang dari kalangan ustadz sendiri. Alhamdulillah, saya justeru dapat dukungan dari mereka.
Mengapa begitu, bagaimana resepnya?Saya disupport, karena tema yang saya angkat menarik. Saya bicara soal sedekah yang dulunya orang jarang berani mengupas. Takut diangap tidak ikhlas atau riya. Ya, hadiah Allah yang melalui mulut saya, yang membuat sesuatu yang berbeda tentang sedekah ini.
Dengan jadwal yang padat, apa tak ada masalah dengan keluarga?Itu tantangan berikut yang harus dihadapi para dai. Tantangan internal memang dari keluarga sendiri. Dalam hal waktu, saya pernah selama setahun tidak bertemu orang tua, istri dan anak serta saudara. Tapi, Alhamdulillah beliau-beliau serta mereka itu bisa memahami kondisi dan posisi saya sebagai ustadz. Mereka menyadari dan paham bila lebih banyak orang lain yang berjuang tanpa bisa melihat keluarganya. Merekalah para mujahid fi sabilillah. Kami masih mendingan, karena masih bisa pulang.
Ada pengalaman getir selama setahun tidak bertemu keluarga?Memang ya. Saya sedih, sedang berada di tempat lain ketika ayah tiri saya meninggal sehingga tidak sempat melihat. Karena itu, pada tahun 2008 strategi dakwah akan saya ubah.
Strategi seperti apa?Sebelumnya saya berdakwah personal. Nantinya bersifat kelembagaan atau institusional. Jadi, ada semacam sentra kuliah dengan merilis modul-modul kuliah atau modu-modul kajian. Kemudian men-ToT (Training on Trainer)-kan pada dai-dai muda lainnya. Di setiap sentra ada asatidz (ustadz-ustadz) yang sudah dibina untuk menyebarkan materi yang disiapkan.
Apakah model itu efektif?Justru ini sangat efektif. Sebab, mereka bisa secara bebas waktu dan tempat menjalankan dan melaksanakan materi kita. Juga tak ada konsentrasi massa yang sangat banyak di satu tempat. Sebaliknya massa yang bisa disentuh dakwah lebih banyak. Hasilnya, menurut saya lebih efektif.Kebetulan, kita akan menggelar road show ‘Kun fa Yakuun’ di seratus kota di Indonesia. Insya Allah kami akan jumpa dengan sekitar 19,2 juta orang dari 19 ribu majelis. Jika setiap majelis beranggotakann seratus orang berarti ada 19,2 juta orang. Itu hitungan sederhana yang tak akan tercapai jika saya keliling. Bayangkan kita keliling 19 ribu masjid, aduh..!
Jadi, tidak lagi menggunakan media massa?Tidak begitu. Kita tetap memanfaatkan media massa sebagaimana sebelumnya. Hanya saja, intensitasnya dikurangi. Dulu saya memang memilih menggunakan televisi, radio dan internet. Ternyata semua itu mempunyai keterbatasan. Di antaranya, televisi dan radio itu bukan milik kita. Misalnya, ada orang yang hendak mengaji, jam 10.00 malam. Itu kan tidak bisa kita stel sesuai dengan keinginan kita sendiri. Nah, dengan modul-modul, asatidz di daerah tinggal menerangkan secara global. Detailnya bisa diperoleh lewat modul atau DVD yang bisa dilihat di tiap sentra.
Berapa target pendirian sentra pada 2008 ini?Tahun ini kami targetkan 300 sentra dakwah. Awal tahun ini sudah ada 40 sentra di kawasan Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banjarmasin, Kalimantan serta di Medan (Sumatra Utara). Februari ini akan dibentuk di Padang, Sumatra Barat.Sentra dakwah juga bisa jadi roda penggerak ekonomi masyarakat sekitar. Bayangkan, bila saya pengajian di sana, banyak orang datang sehingga jamaah bisa buka usaha dengan menjual produk. Sentra juga bisa jadi pusat gerai hingga bisa jadi nilai tambah. Inilah, jika kita mengurusi jalan Allah, maka akan diberi jalan pula oleh Allah.
Tidakkah Anda jadi lebih sibuk?Sebaliknya, waktu untuk keluarga akan makin banyak. Jika dulu, saya harus keliling kota di Indonesia, karena kita ditentukan oleh permintaan orang. Kini, tidak begitu. Dengan menggunakan modul-modul dan DVD itu kita bisa menentukan waktunya. Kita bisa menawar mengenai ketentuan waktu itu. Bahkan, saya sudah mulai mengurangi roadshow ke daerah. Jika dulu sepuluh kali roadshow sekarang lima atau mungkin tiga kali saja. Bahkan, bisa sekali sehari. Buktinya, tadi pagi (Sabtu/12/1) tadi saya bisa mengantarkan anak berlibur ke Ancol.Waktu untuk bertemu keluarga, orang tua, mertua dan tetangga sudah cukup banyak. Dulu saya sempat dianggap sombong oleh tetangga. Karena, saat saya kembali ke rumah banyak tetangga yang ingin bertemu tapi waktu saya amat minim karena harus berangkat lagi.Saya bilang ke mereka, kalau saya mau menemui istri dan memeluk serta mencium anak dulu. Eh, tetangga bilang saya berubah. Saya dicap sombong, belagu mentang-mentang sudah jadi ustadz. Padahal, saya tidak bermaksud begitu. Karena itu, akhirnya saya pikirkan bagaimana ada perpanjangan tangan untuk distribusi ilmu yang tidak ada masalah dengan persoalan waktu.
Sejak kapan hal ini direncanakan?Kami mulai mengerem kegiatan awal 2007. Kami kurangi jadwal dari 10 kali sehari menjadi tiga kali dan sekali saja. Materi akan disesuaikan dengan pengalaman riil di tengah masyarakat. Saya punya materi-materi yang dimodulkan itu seperti ”Bagaimana Agar Gampang Bayar Hutang, Gampang Dapat Jodoh, Mudah Mendapat Pekerjaan, Bisa Mendapatkan Modal Tanpa Bayar.”Dulu untuk berceramah, masyarakat mengundang saya datang ke tempat mereka. Sekarang tidak begitu. Mereka cukup datang ke sentra saja dan sudah ada perangkat multimedia dan media off print yang bisa diakses jamaah.
Masih sempat memproduksi sinetron?Masih. Sekarang malah tambah bersemangat. Sebab, saya memproduksi sendiri sinetron-sinetron dakwah itu.
Anda berencana menulis buku lagi?Setelah kami lahirkan tema-tema sedekah, saya juga akan menerbitkan The Miracle (Keajaiban) yang berisi kesaksian lengkap dengan hitung-hitunganya. Buku itu tentang sedekah dari tinjauan filosofis dan akademis.
Siapa yang mengilhami dan terlibat dalam pembuatan buku tersebut?Sudah menjadi kewajiban saya, menyampaikan lewat lisan dan tulisan. Itu akan menjadi matakuliah yang pengikutnya jutaan. Sebab, akan kita upload langsung di web.Tutorialnya lewat web yang on line 24 jam. Saya yakin belajar dari The Miracle itu akan mengetahui bagaimana kekuatan mahadahsyat sedekah yang datang dari Allah yang bekerja dengan efektif dalam kehidupan manusia.
Bagaimana perkembangan pesantren darul Qur’an, Wisata hati?Alhamdulillah. Kalau melihat perkembangannya saya ingin menangis. Dulu saya hanya ingin keluar dari penjara dengan mengamalkan Alquran. Untuk itu, saya merintis pesantren. Pada 2003 saya pamit sama ustadz Basoni dan H Ahmad minta santri. Ketika 2004 ada delapan santri. Setelah itu itu berkembang sampai sekarang. Buat saya, pesantren itu adalah laboratorium. Bagi jamaah, saya bilang kalau mau dekat dengan Allah, ikut menanggung membantu santri di pesantren. Alhamdulillah dukungannya gila-gilaan. Sekarang ada donatur dari Semarang, Surabaya, Sulawesi, Sumatera dan lain sebagainya. Kami mau membangun pesantren dengan dana hampir Rp 200 miliar.
Matematika Kun Fa Yakuun5+3=-2. Tidak selamanya hitung-hitungan matematika lima ditambah tiga sama dengan delapan. Boleh jadi hasil akhirnya minus dua jika manusia banyak melakuan tindakan yang haram.
”Memang ada matematika yang aneh. Yaitu bukan matematika manusia. Disebut aneh karena kita tidak belajar. Yaitu sepuluh dikurang satu, hasilnya bukan sembilan, tapi sembilan belas. Karena satu yang disedekahkan ke Allah, dikembalikan lagi oleh Allah sepuluh. Jadi praktis hasil akhirnya sembilan belas,” tandas Ustad Yusuf Mansur usai memberikan taushiah di Masjid Kompelks Pondok Pesantren Wisata Hati, Cipondoh Tangerang.
Matematika tidak linier itu menurut Yusuf Mansur harus dikampanyekan agar kehidupan bangsa lebih baik lagi ke depan. ”Kita sudah berhasil menyosialisasikan sedekah dan sekarang saatnya bicara soal dosa besar,” kata dai muda berusia 31 tahun itu.
Matematika aneh, kata dia, bisa menyelesaikan krisis bangsa. Dia bercerita soal kesaksian seorang siswi SMU di Makassar yang akan ujian dan ibundanya sedang sakit keras. Siswi itu berdoa dan berniat menyedekahkan seluruh uang di dalam celengannya. ”Doanya hanya satu, ia rela tidak lulus ujian asal ibunya sembuh.” Ibu siswi itu disembuhkan dari sakit dan ia juga lulus ujian.
Istimewa karena anak itu hanya punya satu kali permohonan. ”Kalau kita sedekahnya sekali, permohonannya borongan banyak banget.” Idealnya sedekah minimal 2,5 persen, Yang lebih afdol adalah 10 persen dari harta. ”Orang kita sering tidak adil. Minta disembuhkan penyakit jantung, yang jika operasi membutuhkan dana puluhan juta rupiah–hanya dengan sedekah Rp 100 ribu.”
Berbagi atau sedekah adalah tema sentral dakwah Yusuf Mansur. Meski banyak menerima kesaksian lewat SMS, tema dan pola dakwahnya digarap profesional dengan melibatkan tim. Sektiar 20 orang berada di ring satu, istilah Yusuf Mansur. ”Mereka bukan ajudah atau sekretaris karena saya tidak punya.” Yang paling dekat dengan dirinya adalah Ustadz Jamil dan Hendy Rochim.
Tak cukup dengan dakwah verbal dan personal, Ustad Yusuf pun menyampaikan misinya lewat blog, sinetron, lagu dan bahkan film. Sinetron Mahakasih yang diproduksi Sinemart menjadi tontonan yang ditunggu banyak pemirsa televisi karena cerita yang lugas, dan tidak menggurui dan tidak mengumbar kemewahan.
Belakangan ia merintis juga sebuah sekolah komersial Darul Quran International School yang menyasar kalangan menengah atas. Sinetron dan film produksinya seperti Kun Fa Yakuun, Mahakasih dan belakangan sebuah film dengan biaya produksi hingga Rp 6 miliar dengan bintang Agus Kuncoro, Zaskia Mecca dan Desy Ratnasari adalah juga menceritakan matematika tidak linier itu.
Yusuf MansurLahir: 19 Desember 1976 (31 tahun) Pekerjaan: Pendiri Wisatahati Corporation/dakwahPendidikan: IAIN JakartaKarya:Mencari Tuhan Yang Hilang (Buku)Mahakasih (Sinetron)Kun Fa Yakuun (Film dan Sinetron)

MATEMATIKA SEDEKAH

Di usianya yang tergolong muda, kelahiran 19 Desember 1976, jadi usianya baru 30 tahun-an pada 2007 ini, sosok Ustad ini memang layak untuk dipanggil Ustad atau Guru dalam ilmu Islam. Ya, inilah Ustad Yusuf Mansur, masih muda usia, tetapi "pamor" dirinya sudah menasional, bahkan mungkin sudah "go international".
Saya memang baru mengenal dia, pada saat ikut ke dalam kelompok atau majelis taklim binaannya. Dan, di Surabaya katanya baru pertama kali digelar majelis taklim binaannya ini. Dan, beruntung saya bisa ikut hadir di sana. Pada saat itu, Ustad Yusuf Mansur memberikan uraian menarik mengenai "Shodaqoh" atau "Sedekah".
Meskipun saya sudah tahu mengenai Keagungan Al-Qur'an, yang memberikan gambaran kepada kita, bahwa dengan sedekah ini, kita bisa memperoleh ampunan Allah, menghapus dosa, dan menutup kesalahan serta keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, juga bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Tetapi, dengan penjelasan tentang sedekah ini, oleh Ustad Yusuf Mansur; benar-benar semakin membuka "mata-hati" saya, bahwa selama ini ternyata saya telah rugi besar, berkaitan dengan sedekah ini.
Ustad Yusuf Mansur memberikan ilustrasi yang sangat mudah dan "gamblang", bagaimana sebenarnya dan sebaiknya sistem sedekah ini bekerja. Ini sungguh luar biasa prima. Dengan tetap bergaya "anak muda", maka ustad ini menunjukkan sekaligus mengingatkan ke setiap orang yang hadir, bahwa Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.
Menurut ustad muda ini, dengan berpedoman pada Al-Qur'an tersebut, maka kita bisa membuat "hitung-hitungan" matematika, yang disebutnya sebagai MATEMATIKA DASAR SEDEKAH. Nah, inilah yang luar biasa prima itu. Matematika sedekah ini, sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah...benar-benar berbeda.
Dia memberikan ilustrasinya sebagai berikut:
10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.
Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:
10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.
Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:
10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100
Nah, sungguh menarik bukan? Lihatlah hasil akhirnya. Kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Dan, kita pakai acuan balasan dari Allah yang minimal saja, yaitu 10 x lipat, bukan yang 700 x lipat. Intinya: Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah SWT.
Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa? Bukalah "mata hati" kita, selalu lah berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah berfirman, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku". Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal dengan amal perbuatan kita.
Salam Luar Biasa Prima!
WURYANANO
http://wuryanano.blogspot.com/

Rabu, 01 April 2009

MAUIDZOH HASANAH

Ada 7 Kalimat ALLAH:

1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap "Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terseliperkataan yang tidak patut.
4. Mengucap "Insaya-Allah" jika merencanakan perbuatan sesuatu dia hari esok.
5. Mengucap "Lahaula wala kuawwata illa billah" jika menghadapi sesuatu yang tidak disukai
dan tak diinginkan6. Mengucap" inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan
menerima musibah.
7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah" sepanjang siang dan malam sehingga
tak terpisah dari lidah..

H. Iskandar Malkiwi, SKM (Promkes Depkes RI)

Sabtu, 28 Maret 2009

RAPAT EVALUASI PENGURUS MASJID

Pada tanggal, 28 Maret 2009 pengurus masjid al-muhajirin telah melakukan kegiatan rapat yang dihadiri oleh seluruh kepala bidang, pengurus dan dewan penasehat, dengan beberapa hasil yang telah disepakati diantaranya:
1. Pengembangan masjid disesuaikan gambar yang ada.
2. Dana yang ada dalam penggunaannya harus dilihat skala prioritas.
3. Segera dicarikan Imam tetap yang mumpuni dan marbot yang handal.
4. Perlu dibentuk unit usaha.

Selasa, 24 Maret 2009

NILAI EDUKATIF DALAM SHOLAT

Sebuah pertanyaan klasik, kenapa waktu sholat di pencar-pencar..?, supaya orang muslim itu selalu siap dan waspada menjaga waktu, dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Orang barat mempunyai motivasi “Time is Money”, maka bagi seorang muslim menitik beratkan pada sebuah ruh perjuangan yang pernah diucapkan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu “Waktu laksana pedang, jika kalian tidak memanfaatkan, maka akhirnya pedang itu akan memotong anda”.
Sholat adalah menjalin hubungan yang erat antara Alloh dengan makhluk, dimana sang makhluk menempatkan diri sebagai obyek yang harus patuh, loyal, berbakti, disiplin dan memiliki ketergantungan kepada Sang Pencipta, menjadi subyek menentukan sesuatu dalam kehidupan. Sholat akan meningkatkan pribadi seorang muslim diantaranya; menjaga waktu, karena sholat fardu ditentukan waktunya. Meningkatkan semangat kewajiban dan tanggung jawab. Melatih untuk mengatur diri sendiri. Menempa dan membina watak. Dan mengendalikan diri sendiri.
Dampak sholat dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya; Melatih hidup berorganisasi dan menumbuhkan disiplin social. Menempatkan masjid sebagai pusat kemasyarakatan. Meningkatkan semangat tolong-menolong dan kerjasama. Menerapkan persatuan dan persaudaraan. Yang akhirnya...bahwa dengan sholat akan mencapai sebuah kemenangan sebagaimana lafal dalam Adzan ”marilah menunaikan sholat, marilah meraih kemenangan. Kemenangan dalam arti pribadi, dan juga kemenangan dalam arti yang sesungguhnya. Semoga manfaat !.

Info:
Orang mukmin terbaik setelah rosululloh, adalah Al-Khulafaaur Rosyidien, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khothob, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Tholib. Barang siapa yang mencela salah satu diantara mereka tentang kekholifaannya,maka dia lebih sesat dari keledai tunggangannya sendiri. (Syarah aqidah Waasithiyyah oleh Syeikh Kholil Hirras)

Minggu, 22 Maret 2009

PERINGATAN MAULID 2009

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
DI MASJID AL-MUHAJIRIN, TANGGAL 22 MARET 2009
PENCERAMAH UST. Drs. MUHAMMAD MUHTADI IBNU ABBAS, M.Ag

Agenda besar tahunan Masjid Al-Muhajirin Komplek Perumahan Departemen Kesehatan Kp. Sawah Ciputat Tangerang Banten, diantaranya adalah peringatan hari-hari besar Islam (PHBI), tanggal 22 Maret 2009 telah dilaksanakan peringatan Maulid Nabi dengan mengusung tema ”Kita Songsong hari depan kita dengan meneladani ahlakul karimah Nabi Besar Muhammad SAW” dalam uraiannya sang Ustadz yang sangat energik (tidak di mimbar tetapi mondar-mandir dihadapan jama’ah) memaparkan dengan gamblang bahwa Allah SWT menjadikan Muhammad sebagai rosul yang sekaligus menjadi rahmat bagi seluruh alam. Ahlak Beliau yang sungguh luar biasa telah diabadikan dalam kitab barjanji, ucapan dan tingkah laku beliau telah tertuang dalam kitab Al-Hadiz. Jadi sebagai manusia yang mengaku sebagai umat Nabi haruslah meniru dan menauladaninya. Contoh perilaku Nabi tidak terbatas pada sebuah da’wah melainkan meliputi Ibadah dan mu’amalah, sebagai contohnya; bagaimana Rosul berbisnis, bermasyarakat, membina rumah tangga, jadi benar sekali bahwa Rosul Muhammad SAW adalah Rahmatan Lil’alamiin.
Kita sebagai umat muslim yang merasa cinta kepada-Nya dan mengharap syafa’at dari-Nya haruslah selalu bersholawat kepada-Nya, juga selalu memperingati hari kelahirannya dengan memuji dan mengingat kembali perjuangan yang telah membawa manusia dari jaman jahiliyah ke suatu jaman yang penuh dengan nur Islami. Menurut Ustadz Muhtadi, jaman dulu sebelum Nabi Muhammad terlahir, manusia arab khususnya bukanlah bodoh, justru manusianya sangat genius otaknya encer, cerdas sebagai buktinya terbentuknya piramida dan bangunan-bangunan megah, tetapi yang merosot hanyalah moralnya, dan mungkin saat ini juga begitu, manusia hanya mengejar Ilmu dunia untuk meraih kesuksesan dan jabatan, namun Ilmu agama sedikit diabaikan yang akhirnya moral bangsa khususnya merosot atau bahkan tidak malu lagi bertingkah polah sebagaimana jaman jahiliyah. Generasi muda yang menjadi harapan bangsa sudah tidak berkiblat lagi kepada ahlakul karimah Rosul justru berkiblat dan mengambil pedoman dari tokoh atau artis yang notabene bukan Islami, sungguh fenomena yang sangat luar biasa di abad ini, untuk itu peran serta orang tua dan masyarakat sangat diharapkan untuk mengembalikan citra sebagai orang Islam. Diakhir ceramahnya sang ustadz menyimpulkan bahwa wujud cinta kepada rosul marilah dibuktikan dengan rajin hadir di majlis ta’lim, sering hadir di Masjid untuk sholah jama’ah, dan meningkatkan pengetahuan dibidang ilmu agama. Jika ingin sukses di dunia harus dengan ilmu, jika ingin selamat di akhirat harus dengan ilmu, dan jika ingin sukses dan selamat kedua-duanya maka harus diraih dengan ilmu.
Peringatan maulid Nabi kali ini di koordinir oleh kaum Ibu, dengan ketuanya Ibu Hj. Yeny Mansyur Subing, dalam sambutannya beliau mengatan bahwa pelaksanaan peringatan ini menjadi sukses jika adanya kerjasama antara seluruh warga muslim baik Bapak-bapak, Ibu-ibu serta remaja. Dan juga ucapan terima kasih kepada seluruh warga yang menyumbangkan hartanya untuk kelancaran acara tersebut, semoga Allah SWT membalas dengan berlipat ganda. Selanjutnya pembawa acara (MC) sepasang suami istri yaitu Bapak Daryanto dan Ibu yang juga sebagai ketua majlis ta’lim Masjid Al-Muhajirin membacakan acara berikutnya yaitu sambutan ketua Masjid Al-Muhajirin Bapak H. Pudjo Hartono. MPS, dalam sambutannya beliau katakan bahwa dengan peringatan seperti ini agar kaum muslimin warga komplek khususnya semakin mantap dalam ibadah dan mensyiarkan kegiatan-kegiatan yang ada di Masjid, dan yang sangat membanggakan bahwa pada hari ini juga tepatnya tanggal 22 Maret 2009 jam 10.00 WIB, telah di launching WEBSIDE Masjid Al-Muhajirin sebagai info-info agama dan liputan kegiatan yang telah dilaksanakan di Masjid Al-Muhajirin, dengan alamat http://www.masjidalmuhajirin.blogspot.com/. Harapan kami semoga para remaja dan siapapun yang suka ber internet silahkan kunjungi web diatas untuk menambah wawasan dan ilmu agama, juga silahkan berikan komentar atau kirim email untuk perbaikan dan kemajuan webside ini.
Kegiatan maulid ini juga dimeriahkan dengan hiburan berupa Rebana dan Sholawat Nabi oleh Grup Remana Chairunnisa yang dipimpin oleh Ibu Hj. Yeny Mansyur, kemudian sebelum Ustadz memberikan ceramah dilantunkan kalam Illahi oleh Ibu Zakiah Iskandar dengan saritilawah Ananda Dian Pujo Hartono sang calon Dokter. Setiap peringatan PHBI khususnya panitia selalu mendokumentasikan kegiatan tersebut berupa vidio shooting dan foto yang di komandoi oleh Bapak Charsicoen & Crew, sehingga sampai saat ini Masjid Al-muhajirin telah mempunyai dokumen berupa foto dan VCD dari tahun 2002, kepada para jama’ah yang menginginkan dokumen tersebut dapat menghubungi pengurus Masjid tentunya dengan mengganti biaya produksi.

Senin, 09 Maret 2009

KELENGKAPAN MASJID 2009

Tanggal 9 Maret 2009, merupakan hari yang cukup bersejarah bagi keberadaan Masjid Al-Muhajirin, dimana pada Bulan Maret 2009 telah mempunyai sebuah kendaraan akhir hidup (Keranda) yang di idam-idamkan beberapa tahun lalu, agar pada saatnya jika terjadi musibah tidak meminjam ke tetangga sebelah atau bahkan menyewa dari lembaga lain. Bentuk keranda yang ada standar, namun modelnya knock down sehingga memudahkan untuk penyimpanan. Uji coba keranda dilakukan oleh teman-teman pengurus saat selesai rapat dengan dicontohkan Bpk. H. Suratman tiduran di atas keranda dan diangkat bersama-sama. Sambil berkelakar beliau berkata "Siapa yang mau naik duluan....?" hehehehehehhe masak ada mayat sambil merokok........

Sebagaimana diketahui bahwa keranda saja belumlah cukup, masih membutuhkan kelengkapan lainya seperti, Kain penutup, gentong dan gayung untuk memandikan, selang air dan payung. Pengurus masjid sangat bersyukur Alhamdulillah kelengkapan tersebut diatas ditanggung oleh beberapa jama'ah sehingga tidak membebani keuangan Masjid yang ada, karena mulai bulan Maret 2009 ini masjid sedang melakukan pengembangan dengan membangun ruang marbot.
Pada hari yang sama Masjid Al-Muhajirin mendapat hibah berupa Wereless Merk Nasional dari Kantor Diklat Pertamina, melalui Bpk. Sri Harjono, kami selaku pengurus Masjid hanya bisa berdo'a semoga amal baik Bapak semuanya dibalas dengan berlipat ganda oleh Allah SWT.

Jumat, 06 Maret 2009

BERITA DUKA

INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROOJI'UN
Seluruh pengurus Masjid Al-Muhajirin dan warga Komplek Depkes Ciputat mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya ayahanda dari Bpk. H. Pudjo Hartono yang bernama Bpk. Toekidjan bin Karso Taruno pada tanggal 3 Maret 2009 dalam usia 84 th. Semoga Alloh SWT menerima amal baiknya dan dilapangkan didalam kuburnya, Amiin...

Kamis, 05 Maret 2009

MUSIBAH


Kultum Malam Jum'at Tanggal 6 Maret 2009

SIKAP ORANG MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH.
Allah SWT telah menerangkan didalam AL-qur'an QS. Al-Hadiid (Besi) ayat 22 dan 23
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah".

TUJUAN DIBERIKANYA MUSIBAH.
"Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membaggakan diri.

KENAPA ALLAH SWT MENURUNKAN MUSIBAH..?
Sebab Allah menurunkan musibah, dikarenakan manusia sendiri yang melakukannya, sebagaimana diterangkan dalam QS. Arrum (bangsa rumawi) ayat 41.
"Telah nampak kerusakan didarat, dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar"

JANJI ALLAH, KEPADA MANUSIA
Jika manusia mentaati perintah dan bertaqwa kepada Allah maka akan diberikan suatu keberkahan, sebagaimana diterangkan dalam QS, Al-A'raaf (tempat tertinggi) ayat 96.
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya".

KESIMPULAN
  1. Suatu kejadian apapun di bumi dan pada diri manusia sudah tertulis di kitab Allah yang besar (lauh mahfuzh)
  2. Allah menurunkan musibah itu karena perbuatannya sendiri
  3. Jika manusia sadar kalau musibah itu dari Allah lalu bertaqwa mendekat kepada Allah bukan kepada dukun dst, maka Allah akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi.
    (ust. Ibnu Muhtadi)

Minggu, 15 Februari 2009

RAHASIA KEKUATAN SEDEKAH

Dikisahkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sbb :
Tatkala Allah Ta'ala menciptakan bumi, maka bumipun bergetar.
Lalu Allah menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumipun terdiam.
Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung ?"
Allah menjawab, " Ada , yaitu besi" (kita mafhum bahwa gunung batupun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi),
Para malaikat bertanya lagi "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada besi ?"
Allah yang Maha Suci menjawab, " Ada , yaitu api" (besi, bahkan bajapun bisa menjadi cair dan lumer setelah dibakar api),
Para malaikat kembali bertanya "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api ?" Allah yang Maha Agung menjawab, " Ada , yaitu air" (api membara sedahsyat apapun niscaya akan padam jika disiram air),
Para malaikatpun bertanya kembali "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air ?" Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab, " Ada , yaitu angin" (air disamu dera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tiada lain karena kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat),
Akhirnya para malaikatpun bertanya lagi "Ya Allah, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dahsyat dari itu semua ?" Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kehebatannya menjawab, " Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya". Artinya, yang paling hebat, paling kuat dan paling dahsyat sebenarnya adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Berkaitan dengan ikhlas ini, RasulAllah SAW mengingatkan dalam pidatonya ketika beliau sampai di Madinah pada waktu hijrah dari Makkah : "Wahai segenap manusia ! Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niat, dan seseorang akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang diniatkannya". Oleh karena itu hendaknya kita selalu mengiringi sedekah kita dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah semata, tanpa tendensi ingin dipuji, dianggap dermawan, dihormati, dll yang dapat menjadikan sedekah kita menjadi sia-sia.
Ganjaran bersedekah
RasulAllah Shollallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan kepada kita umatnya untuk memperbanyak sedekah, hal itu dimaksudkan agar rezeki yang Allah berikan kepada kita menjadi berkah. Allah memberikan jaminan kemudahan bagi orang yang berdekah, ganjaran yang berlipatganda (700 kali) dan ganti, sebagaimana firman-Nya dan sabda RasuluAllah SAW, sbb :
Allah Ta'ala berfirman, "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah". {Qs. Al Lail (92) : 5-8}
Allah Ta'ala berfirman, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui". {Qs. Al Baqarah (2) : 261}
RasulAllah SAW bersabda, "Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia dibumi. Yang satu menyeru, "Ya Tuhan, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kepada Allah". Yang satu lagi menyeru "musnahkanlah orang yang menahan hartanya".
Tolak Bala dengan Sedekah
Orang-orang yang beriman sangat sadar dengan kekuatan sedekah untuk menolak bala, kesulitan dan berbagai macam penyakit, sebagaimana sabda RasulAllah SAW, sbb :
"Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah".
"Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah".
"Obatilah penyakitmu dengan sedekah".
Banyak dari kita yang sudah mengetahui dan memahami perihal anjuran bersedekah ini, namun persoalannya seringkali kita teramat susah untuk melakukannya karena kekhawatiran bahwa kita salah memberi, sebagai contoh kadang kita enggan memberi pengemis/pengamen yang kita temui dipinggir jalan dengan pemikiran bahwa mereka (pengemis/pengamen tsb) menjadikan meminta-minta sebagai profesinya, tidak mendidik, dll. Padahal sesungguhnya prasangka kita yang demikian adalah bisikan-bisikan setan laknatullah yang tidak rela melihat kita berbuat baik (bersedekah), sebaiknya mulai saat ini hendaknya kita hilangkan prasangka-prasangka yang demikian karena seharusnya sedekah itu kita niatkan sebagai bukti keimanan kita atas perintah Allah dan rasul-Nya yang menganjurkan umatnya untuk gemar bersedekah, Masalah apabila ternyata kemudian bahwa sedekah yang kita beri kepada pengemis/pengamen tadi tidak tepat sasaran, bukan lagi urusan kita, karena sedekah hakekatnya adalah ladang amal bagi hamba-hamba Allah yang bertakwa. Pengemis/pengamen/fakir miskin lainnya adalah ladang amal bagi orang yang berkecukupan, dapat kita bayangkan andaikata tidak ada lagi orang-orang tersebut, kepada siapa lagi kita dapat beramal (bersedekah) ??? Atau kalo kita termasuk orang yang tidak suka memberi sedekah (kepada pengemis/pengamen/fakir miskin) dengan berbagai alasan dan pertimbangan maka biasakanlah bersedekah dengan menyiapkan sejumlah uang sebelum sholat Jum'at dan memasukkan ke kotak-kotak amal yang tersedia dan biasakan dengan memberi sejumlah minimal setiap Jum'at, misalnya Jum'at ini kita menyumbang Rp. 10 ribu ke kotak amal maka sebaiknya Jum'at berikutnya harus sama, syukur-syukur bisa lebih dan terutama harus diiringi dengan keikhlasan. Sedekah anda, walaupun kecil tetapi amat berharga disisi Allah Azza Wa Jalla.
Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi didunia dan akhirat karena tidak mendapat keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk untuk kepentingan dirinya. Sebab menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah dan sebaliknya menahannya adalah celaka. Tidak mengherankan jika orang yang bersedekah diibaratkan orang yang berinvestasi dan menabung disisi Allah dengan jalan meminjamkan pemberiannya kepada Allah. Balasan yang akan diperoleh berlipatganda. Mereka tidak akan rugi meskipun pada awalnya mereka kehilangan sesuatu.
Sedekah yg pahalanya terus mengalir
Dari Abu Hurairah RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW, telah bersabda : "Bila seorang hamba telah meninggal, segala amalnya terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendo'akannya" (HR. Bukhari, dalam Adabul Mufrad).

Senin, 09 Februari 2009

DETIK-DETIK AKHIR RASULULLAH

Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.
“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.
Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.
Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.
Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya. Seperti Allah dan Rasul mencintai kita semua.________________Source : Search Engine, Islamic Site …

RAHASIA DHUHA

Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang utama paling dalam setiap harinya.
Pada waktu itulah Allah swt sangat memperhatikan hambaNya yang paling getol mendekatkan diri kepadaNya. Ditengah malam yang sunyi, dimana orang-orang sedang tidur nyenyak tetapi hamba Allah yang pintar mengambil kesempatan disa’at itu dengan bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya malam dan air wudhu’, bangun untuk menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya untuk mendekatkan diri kepadanya.Demikian juga dengan waktu dhuha, dimana orang-orang sibuk dengan kehidupan duniawinya dan mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya sebentar untukkembali mengingat Allah swt, sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).
Lantas bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allahdan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35). Diakhir ayat ini terlihat Allah menyatakan kata “beruntung” bagi hambanya yang sukamendekatkan diri kepadanya. Nach.. kalau bicara tentang beruntung tentu ini adalah rejeki bagi kita. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa rejeki itu bukan hanya bentuknya materi atau uang belaka. Tetapi lebih dalam dari itu, segala sesuatu yang diberikan kepada kita yang berdampak kebaikan kepada kehidupan kita didunia dan diakhirat adalah rejeki. Dan puncak dari segala rejeki itu adalah kedekatan kepada Allah swt dan tentu kalau berbicara ganjaran yaitu kenikmatan puncak yang paling akhir adalah syurga. Oleh karena itu para ulama mengajarkan kita untuk berdo’a tentang rejeki ketika selesai shalat dhuha. Jadi salah satu fadilah (keutamaan) dari shalat dhuha itu adalah sarana jalan untuk memohon limpahan rejeki dari Allah swt.
Disamping itu shalat dhuha ini juga dapat mengantikan ketergadaian setiap anggota tubuh kita pada Allah, dimana kita wajib membayarnya sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).
Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah shalat dhuha ini adalah salah amalan yang disukai Rasulullah saw beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra:“Kekasihku Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).Kalaulah tidak khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya maka Rasulullah saw akan tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafei’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuktidak melakukan shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik dan getol untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”.
Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan ridhoNya meninggalkan shalat dhuha karena kesibukan duniawi kita kecuali karena kelalaian dan kebodohan kita sendiri.___________from mailist al irfan ( Mutiara Shubuh )

RAHASIA SHOLAT SUBUH

oleh : Dr. dr. Barita Sitompul SpJP Setiap pagi kalau kita tinggal didekat mesjid maka akan terbangun mendengar adzan subuh, yang menyuruh kita untuk melaksanakan shalat subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan selimut dan segera wudhu dan shalat baik di rumah masing-masing atau ke mushalla atau masjid terdekat dengan berjalan kaki.
Mungkin menjadi pertanyaan mengapa Tuhan memerintahkan kita bangun pagi dan shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban akan manfaat shalat subuh itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu.
Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada azan di lain waktu adalah “ash shalatu khairun minan naum”.
Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat ”ash shalatu khairun minan naum”?
Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain.
Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam, Apapun perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana manfaat i tu? Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki, tidak ketinggalan kereta atau bus karena macet? Pada waktu dulukan belum ada desak-desakan seperti sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan dari sisi kesehatan kardiovaskular masih menarik untuk dicermati.
Untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat subuh bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular.
Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.
Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.
Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur. Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk anda dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan kepada manusia. Kenapa begitu dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa menerangkannya saat ini.
Namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat ”ash shalatu khairun minan naum”? Shalat subuh lebih baik dari tidur?
Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian Furgot dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diseledikinya (dikerok).
Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu: Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.
Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.“Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu”.
Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan/melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida.
Ketiga penelitian itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.
Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak, dengan olahraga.
Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi/sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita.
Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, tatkala tamu yang tidak kita inginkan selalu saja sowan pada setiap pagi gelap, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular. Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular.
Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan inginnya rangkulan terus.
Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, dan NO-Kontra anti NO.
Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar.
Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat sebagai perintahNya akan tetapi memandangnya sebagai kebutuan kita. Sehingga tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan selalu shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan ke mesjid.
Dan juga anda jangan jadi terlalu bersemangat, karena ingin sehat sehingga shalat subuhnya jadi 3 atau 4 rakaat. Itu tidak ada dalam petunjuk shalat. Selamat shalat subuh dengan penuh rasa syukur pada Allah akan karunia ini. Amien.____________________________________diambil dari milist “ahli sufi” arsip file attachment, posting by firliana putri