Dzikir
Minggu, 25 November 2012
Dzikir
PERINGATAN MUHARAM 1434-H
Tangsel, 25 Nopember 2012. DKM Al-Muhajirin telah mengadakan kegiatan peringatan Muharam 1434-H, acara dikemas berupa Tausiah dan Dzikir yang dipimpin oleh Ust. H. Ahmad Junaedi. LC Direktur Rumah Sakit Azdzikra yang didampingi oleh Ustadz Wahyu. Pada acara tersebut juga dilakukan kegiatan berupa santunan kepada anak yatim yang berjumlah 48 anak, diambil dari warga komplek dan sekitarnya. Acara dimulai dari jam 9 pagi sampai jam 11 siang, Alhamdulillah semua rangkaian acara berjalan dengan lancar. Kegiatan diatas juga dimeriahkan oleh putra putri PAI Al-Muhajirin dengan membawakan nasyid, kemudian ditampilkan pula kesenian islami oleh Ibu-Ibu pengajian Al-Muhajirin berupa Marawis dan Hadroh. Dalam sambutannya Kepala Bidang Da'wah H.R. Ahmad Rivai menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan bidang PHBI yang di ketuai oleh H. Sulaeman, dan beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya acara tersebut. Selanjutnya sambutan ketua DKM Al-Muhajirin H.Pudjo Hartono, yang intinya beliau sampaikan bahwa tahun ini 1434 H, mungkin sambutan yang terakhir karena masa kepengurusan DKM akan berakhir pada Desember 2012 dan pada periode ini akan dilakukan pemilihan ketua DKM untuk periode 2013-2016.
Perspektif Historis Peringatan 1 Muharram |
Oleh Abu Rokhmad
Umat
Islam kembali bertemu dengan pergantian tahun baru hijriah 1 Muharram
1431 H, bertepatan dengan tanggal 18 Desember 2009. Perubahan tahun
kalender Islam —yang juga disatukan dengan pergantian tahun baru Jawa
oleh penguasa Mataram saat itu— berdekatan waktunya perayaan hari Natal
dan tahun baru Masehi dan Imlek patut dijadikan renungan bersama.
Dalam
tradisi Islam maupun Jawa, bulan Muharram atau Sura ini memiliki makna
yang unik. Orang Jawa memandang Sura merupakan bulan istimewa yang penuh
mitos. Di bulan inilah hubungan antara manusia dengan makhluk halus
(bangsa lelembut) ditata dan diharmonisasi kembali melalui ritual adus
kungkum (berendam di air), pencucian benda-benda keramat dan sejenisnya.
Laku untuk meraih kasekten (kesaktian) dan kamukten (kemuliaan) yang
mengandalkan kontrak kerja dengan bangsa alus akan lebih mujarab bila
dilaksanakan pada bulan ini.
Umat
Islam juga memiliki cerita yang khas mengenai muharram ini. Selain
karena Muharram telah dijadikan sebagai titik tolak pergantian tahun
baru hijriah, Muharram juga menjadi bulan favorit para nabi zaman dulu
diselamatkan dari berbagai petaka. Hingga hari ini, ritual menyambut
tahun baru Islam dirayakan melalui pembacaan doa akhir dan awal tahun,
termasuk disunnahkan bagi umat Islam untuk puasa Asyura (hari ke-10), di
samping Tasu’a (hari ke-9) dan hari ke-11.
Dasar
puasa sunnah ini adalah salah satu hadits Rasulullah yang termaktub
dalam Sahih Bukhari: ’’Dari Ibnu ’Abbas, ketika Nabi Muhammad SAW tiba
di Madinah, ia melihat orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Nabi
bertanya: ’Apakah ini?’ Orang-orang Yahudi menjawab: ’Ini hari yang
baik. Pada hari inilah Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh
mereka, maka Musa AS berpuasa pada hari itu. Kata Nabi kemudian: ’Aku
lebih berhak terhadap Musa daripada kalian. Maka Nabi pun melakukan
puasa dan kaum mukmin untuk melakukannya juga.”
Ada
juga hadits yang diriwayatkan dalam Sahih Muslim bahwa orang yang
berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram), ditambah hari Tasu’a (9
Muharram) dan tanggal 11 Muharram akan diampuni dosa-dosanya selama
setahun yang lalu. Dua hadits ini setidaknya menambah keyakinan betapa
Asyura merupakan bulan penting karena telah terjadi peristiwa bersejarah
yang patut diperingati.
Konon
banyak sekali nabi Allah yang disembuhkan atau diselamatkan pada
tanggal 10 Muharram. Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakit kustanya, Nabi
Musa diselamatkan dari kejaran Raja Fir’aun, Nabi Nuh dibebaskan dari
kepungan banjir besar, Nabi Ibrahim diselamatkan dari kobaran api Raja
Namrud dan lain sebagainya. Nabi-nabi pilihan ini diangkat derajatnya
dan mengalami titik balik (turning point) kehidupan pada hari
Asyura itu. Hadits dan bukti historis di atas dijadikan pijakan oleh
kaum muslim untuk melakukan puasa sunnat Asyura sebagai wujud rasa
syukur karena Allah telah menyelamatkan manusia pilihan dari tindak
kebathilan kaumnya.
Hari duka atau suka cita
Ali
Syari’ati pernah mengatakan bahwa sejarah tentang kebaikan adalah
sejarah tentang sederetan kekalahan (1993:162). Begitu pula pengungkapan
kebenaran seringkali diwarnai dengan maraknya kebatilan. Bukanlah suatu
kebetulan bila sejarah Islam tidak hanya mencatat peristiwa yang
manis-manis saja. Manisnya sejarah Muharram karena ia dijadikan sebagai
sistem kalender Islam. Muharram dijadikan sebagai bulan pertama tahun
Islam lebih karena alasan politis-sosiologis. Sebab penamaan hijrah itu
dimaksudkan sebagai penghargaan terhadap momentum hijrah Nabi Muhammad
dari Makkah ke Madinah. Sedangkan peristiwa hijrah sendiri tidak terjadi
di bulan Muharram tapi di bulan Maulud (Rabi’ul Awwal).
Kemenangan
para nabi di bulan ini tidak terjadi di dalam sejarah Islam. Muharram
dalam sejarah Islam malah diwarnai peristiwa kelam dan berlumuran darah,
tepatnya di tanggal 10 Muharram. Dikisahkan ketika berhasil memperdayai
Ali Ibn Abi Thalib dan merebut kekuasaan al-khilafah al-rasyidah dari
sahabat Rasulullah yang saleh ini, Mu’awiyah ibn Abi Sufyan melancarkan
propaganda dan agitasi politik ke seluruh pelosok untuk mereduksi dan
menghilangkan pengaruh Ali ibn Abi Thalib.
Ali
menantu Rasulullah dari anaknya Fatimah, mukmin pertama dari kalangan
anak-anak yang beriman atas kerasulan Nabi Muhammad, yang menggantikan
tempat tidurnya saat rumah Nabi dikepung kaum Jahiliyyah, yang
meruntuhkan benteng Khaibar, yang memenangkan perang Badr, yang tegak
berdiri di Hud ketika sahabat yang lain melarikan diri dari medan
perang, kini dicaci-maki di berbagai tempat, termasuk di mimbar-mimbar
masjid. Pengikut dan anak cucu Ali dianiaya dan disia-siakan.
Al-Hasan
putra Ali, bersedia damai dengan Mu’awiyah asal ia menghentikan kecaman
terhadap ayahnya. Meski akhirnya, al-Hasan harus menelan pil pahit
karena Mu’awiyah berkhianat dan tidak menepati janjinya. Sementara al-
Husain, saudara al-Hasan bersikap lebih keras kepada orang-orang yang
menganiaya ahl al-bait (keluarga Ali keturunan Rasulullah). Di makam
Rasulullah, ia bertekad menegakkan kembali Islam Muhammadi —Islam yang
diajarkan Muhammad SAW yang menentang kezaliman dan melawan penindasan.
Al-Husain bertekad menjadikan Islam sebagai agama yang pro kaum
mustadh’afin.
Kebenaran
yang diyakini anak Ali ibn Abi Thalib ini harus dibayar mahal. Empat
ribu pasukan Yazid ibn Muawiyah berhasil menghabisi al-Husain dan
pengikutnya di padang Karbala. Al-Husain wafat dan kepalanya dipenggal,
diarak sepanjang jalan dan diserahkan kepada penguasa saat itu, tepat 10
Muharram 61 H. Jadi bagi keluarga Rasulullah, 10 Muharram adalah hari
dukacita, berkabung, bukan hari bersyukur. Inilah hari lahirnya Shi’isme
(loyalis Ali ibn Abi Thalib) yang selalu diperingati dengan darah dan
airmata oleh pengikutnya.
Dengan
propaganda politiknya, Mu’awiyah berhasil membalik persepsi publik
dengan menjadikan 10 Muharram sebagai hari kemenangan yang patut
dirayakan. Muslim Indonesia yang mayoritas bermazhab Sunni, tampaknya
ikut-ikutan terlena oleh agenda politik Mu’awiyah ini. Tanpa menyadari
motif politik di balik perayaan bulan Muharram, maka amalan-amalan yang
dianjurkan untuk dikerjakan di bulan ini akan kehilangan makna atau
malah salah sasaran.
Perjuangan
mempertahankan dan menegakkan kebenaran seharusnya lebih militan dan
sistematis. Jangan sampai loyo dan akhirnya dikalahkan oleh kebathilan.
Bahwa kita wajib mewujudkan pemerintahan yang baik adalah kebenaran yang
harus dilaksanakan. Kalau kita sepakat bahwa korupsi adalah common enemy
yang harus diperangi bersama, mestinya harus disuarakan keras-keras
oleh semua pihak dan dengan komitmen tinggi untuk tidak melakukannya.
Jihad
menegakkan kebenaran dan memberantas kebathilan adalah spirit utama
peringatan Muharram. Spirit ini jauh lebih utama ketimbang berpuasa,
sekalipun lebih afdhal bila dilakukan bersamaan, berpuasa sekaligus
jihad. Pertarungan antara kebenaran dan kebathilan berlangsung terus
tanpa henti, sampai datang saat di mana yang haq akan dimenangkan dan
yang bathil dimusnahkan. Kemenangan melawan kebatilan tidak pernah
terwujud tanpa usaha serius dari manusia.
Dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, kebatilan yang telah
menjerumuskan rakyat ke jurang kesengsaraan harus dihentikan. Pelaku
yang menyebabkan kesesengsaraan harus dicuci mentalnya dan dikembalikan
ke jalan yang benar. Oleh karena itu, peringatan tahun baru Islam ini
harus dijadikan momentum bahwa kebenaran harus ditegakkan dan kebathilan
harus dilawan habis.
Abu Rokhmad, Dosen IAIN Walisongo Semarang
|
Senin, 29 Oktober 2012
IDUL ADHA 1433 H
Tangerang Selatan 26 Oktober 2012.
Rapat Singkat TIM Distribusi |
DKM Al-Muhajirin telah melaksanakan rangkaian kegiatan Idul Adha yang diawali dengan pembentukan panitia, pembuatan kandang hewan, pengadaan hewan kurban, takbiran pada malam hari raya dan sholat ID di pagi harinya. Hewan qurban yang terkumpul sebanyak 9 ekor sapi dan 17 ekor kambing, setelah dilakukan pemotongan pada hari yang sama jumlah daging qurban dikemas menjadi 900 kantong dan didistribusikan kepada yang berhak menerima seperti yayasan dan warga disekitar Masjid, bahkan sampai ke wilayah Bogor.
sebagai orang yang beriman tentunya perlu memahami makna Idul Adha/Kurban sebagaimana yang disampiakan oleh KHotib pada Sholat ID Ust. H. Yuni Nurrohman, MA dan sambutan walikota Tangerang Selatan yang dibacakan oleh ketua DKM Al-Muhajirin H. Pudjo Hartono. Idul Adha 1433 H tahun sebagai ketua adalah H. R. Ade Ahmad Rivai dan dibantu oleh seluruh Seksi dan panitia yang lain.
MAKNA KURBAN
H.R. Ade Ahmad Rivai |
Qurban dalam istilah fikih adalah Udhiyyah (الأضحية)
yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yaitu waktu saat
matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan
sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan
hari-hari tasriq untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata Qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah.
Mempersembahkan
persembahan kepada tuhan-tuhan adalah keyakinan yang dikenal manusia
sejaka lama. Dalam kisah Habil dan Qabil yang disitir al-Qur'an
disebutkan Qurtubi meriwayatkan
bahwa saudara kembar perempuan Qabil yang lahir bersamanya bernama
Iqlimiya sangat cantik, sedangkan saudara kembar perempuan Habil bernama
Layudza tidak begitu cantik. Dalam ajaran nabi Adam dianjurkan
mengawinkan saudara kandung perempuan mendapatkan saudara lak-laki dari
lain ibu. Maka timbul rasa dengki di hati Qabil terhadap Habil, sehingga
ia menolak untuk melakukan pernikahan itu dan berharap bisa menikahi
saudari kembarnya yang cantik. Lalu mereka sepakat untuk mempersembahkan
qurban kepada Allah, siapa yang diterima qurbannya itulah yang akan
diambil pendapatnya dan dialah yang benar di sisi Allah. Qabil
mempersembahkan seikat buah-buahan dan habil mempersembahkan seekor
domba, lalu Allah menerima qurban Habil.
Qurban
ini juga dikenal oleh umat Yahudi untuk membuktikan kebenaran seorang
nabi yang diutus kepada mereka, sehingga tradisi itu dihapuskan melalui
perkataan nabi Isa bin Maryam.Tradisi
keagamaan dalam sejarah peradaban manusia yang beragam juga mengenal
persembahan kepada Tuhan ini, baik berupa sembelihan hewan hingga
manusia. Mungkin kisah nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih
anaknya adalah salah satu dari tradisi tersebut.
Dalam al-Qur'an dikisahkan:
H. Pudjo Hartono |
37.
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar".
37.
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
37. 104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
37.
105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Yang dimaksud dengan "membenarkan mimpi" ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
37. 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
37. 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Sesudah
nyata kesabaran dan keta'atan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah
melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah
menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing).
Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji.
Persembahan
suci dengan menyembelih atau mengorbankan manusia juga dikenal
peradaban Arab sebelum Islam. Disebutkan dalam sejarah bahwa Abdul
Mutalib, kakek Rasululluah, pernah bernadzar kalau diberi karunia 10
anak laki-laki maka akan menyembelih satu sebagai qurban. Lalu jatuhlah
undian kepada Abdullah, ayah Rasulullah. Mendengar itu kaum Quraish
melarangnya agar tidak diikuti generasi setelah mereka, akhirnya Abdul
Mutalib sepakat untuk menebusnya dengan 100 ekor onta. Karena kisah ini
pernah suatu hari seorang badui memanggil Rasulullah "Hai anak dua orang
sembelihan" beliau hanya tersenyum, dua orang sembelihan itu adalah
Ismail dan Abdullah bin Abdul Mutalib.
Ustd. Yuni Nurrohman |
Begitu juga persembahan manusia ini dikenal oleh tradisi agama pada masa Mesir kuno, India,
Cina, Irak dan lainnya. Kaum Yahudi juga mengenal qurban manusia hingga
Masa Perpecahan. Kemudian lama-kelamaan qurban manusia diganti dengan
qurban hewan atau barang berharga lainnya. Dalam sejarah Yahudi, mereka
mengganti qurban dari menusia menjadi sebagian anggota tubuh manusia,
yaitu dengan hitan. Kitab injil penuh dengan cerita qurban. Penyaliban
Isa menurut umat Nasrani merupakan salah satu qurban teragung. Umat Katolik juga mengenal qurban hingga sekarang berupa kepingan tepung suci. Pada masa jahilyah Arab, kaum Arab mempersembahkan lembu dan onta ke Ka'bah sebagai qurban untuk Tuhan mereka.
Ketika Islam turun diluruskanlah tradisi tersebut dengan ayat Allah:5.
2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah [389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram [390],
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya [391], dan
binatang-binatang qalaa-id [392], dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya [393] dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, maka bolehlah berburu.
Islam
mengakui konsep persembahan kepada Allah berupa penyembelihan hewan,
namun diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan bersih dari unsur penyekutuan terhadap Allah. Islam
memasukkan dua nilai penting dalam ibadah qurban ini, yaitu nilai
historis berupa mengabadikan kejadian penggantian qurban nabi Ibrahim
dengan seekor domba dan nilai kemanusiaan berupa pemberian makan dan
membantu fakir miskin pada saat hari raya. Dalam hadist riwayat Ahmad,
Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Zaid bin Arqam, suatu hari Rasulullah
ditanyai "untuk aapa sembelihan ini?" belian menjawab: "Ini sunnah
(tradisi) ayah kalian nabi Ibrahim a.s." lalu sahabat bertanya:"Apa
manfaatnya bagi kami?" belau menjawab:"Setiap rambut qurban itu membawa
kebaikan" sahabat bertanya: "Apakah kulitnya?" beliau menjawab: "Setiap
rambut dari kulit itu menjadi kebaikan".
Qurban
juga ditujukan untuk memberi makan jamaah haji dan penduduk Makkah yang
menunaikan ibadah haji. Dalam surah al-Hajj ditegaskan"
22.
34. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan
(kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak
yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang
Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).Begitu juga dijelaskan:
22.
27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta
yang kurus [985] yang datang dari segenap penjuru yang jauh, [985].
"Unta yang kurus" menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh
jemaah haji.
22.
28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya
mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan [986] atas
rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak
[987]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. [986].
"Hari yang ditentukan" ialah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu
tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. [987].
Dalil-dalil qurban:
1.
Firman Allah dalam surah al-Kauthar: "Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu; dan berkorbanlah". Ayat ini boleh dijadikan dalil
disunnahkannya qurban dengan asumsi bahwa ayat tersebut madaniyyah,
karena ibadah qurban mulai diberlakukan setelah beliau hijrah ke
Madinah.
2.
Hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik r.a.:"Rasulullah
berqurban dengan dua ekor domba gemuk bertanduk, beliau menyembelihnya
dengan tangan beliau dengan membaca bismillah dan takbir, beliau
menginjakkan kakinya di paha domba".
Hukum Qurban:
1.
Mayoritas ulama terdiri antar lain: Abu Bakar siddiq, Uamr bin Khattab,
Bilal, Abu Masud, Said bin Musayyab, Alqamah, Malik, Syafii Ahmad, Abu
Yusuf dll. Mengatakan Qurban hukumnya sunnah, barangsiapa
melaksanakannya mendapatkan pahala dan barang siapa tidak melakukannya
tidak dosa dan tidak harus qadla, meskipun ia mampu dan kaya.Qurban
hukumnya sunnah kifayah kepada keluarga yang beranggotakan lebih satu
orang, apabila salah satu dari mereka telah melakukannya maka itu telah
mencukupi. Qurban menjadi sunnah ain kepada keluarga yang hanya
berjumlah satu orang. Mereka yang disunnah berqurban adalah yang
mempunyai kelebihan dari kebutuhan sehari-harinya yang kebutuhan makanan
dan pakaian.
2. Riwayat dari ulama Malikiyah emngatakan qurban hukumnya wajib bagi mereka yang mampu.
Adakah nisab qurban?
Para ulama berbeda pendapat mengenai ukuran seseorang disunnahkan melakukan qurban. Imam
Hanafi mengatakan barang siapa mempunyai kelebihan 200 dirham atau
memiliki harta senilai itu, dari kebutuhan tinggal, pakaian dan
kebutuhan dasarnya.
Imam
Ahmad berkata: ukuran mampu quran adalah apabila dia bisa membelinya
dengan uangnya walaupun uang tersebut didapatkannya dari hutang yang ia
mampu membayarnya.
Imam
Malik mengatakan bahwa ukuran seseorang mampu qurban adalah apabila ia
mempunyai kelebihan seharga hewan qurban dan tidak memerlukan uang
tersebut untuk kebutuhannya yang mendasar selama setahun. Apabila tahun
itu ia membutuhkan uang tersebut maka ia tidak disunnahkan berqurban.
Imam
Syafii mengatakan: ukuran mampu adalah apabila seseorang mempunyai
kelebihan uang dari kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi
tanggungannya, senilai hewan qurban pada hari raya Idul Adha dan tiga
hari tasyriq.
Keutamaan qurban:
1.
Dari Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:"Amal yang paling disukai
Allah pada hari penyembelihan adalah mengalirkan darah hewan qurban,
sesungguhnya hewan yang diqurbankan akan datang (dengan kebaikan untuk
yang melakukan qurban) di hari kiamat kelak dengan tanduk-tanduknya,
bulu dan tulang-tulangnya, sesunguhnya (pahala) dari darah hewan qurban
telah datang dari Allah sebelum jatuh ke bumi, maka lakukanlah kebaikan
ini". (H.R. Tirmidzi).
2.
Hadist Ibnu Abbas Rasulullah bersabda:"Tiada sedekah uang yang lebuh
mulia dari yang dibelanjakan untuk qurban di hari raya Adha"(H.R. Dar
Qutni).
Waktu penyembelihan Qurban
Dari
Jundub r.a. :Rasulullah melaksanakan sholat (idulAdha) di hari
penyembelihan, lalu beliau menyembelih, kemudian beliau
bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka hendaknyha ia
mengulangi penyembelihan sebagai ganti, barangsiapa yang belum
menyembelih maka hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah".
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Pendistribusian Daging Kurban |
Dari
Barra' bin 'Azib, bahwa paman beliau bernama Abu Bardah menyembelih
qurban sebelum sholat, lalu sampailah ihwal tersebut kepada Rasulullah
s.a.w. lalu beliau bersabda:"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat maka
ia telah menyembelih untuk dirinya sendiri dan barang siapa menyembelih
setelah sholat maka sempurnalah ibadahnya dan sesuai dengan sunnah
(tradisi) kaum muslimin"(H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadist
Barra' bin 'Azib, Rasulullah s.a.w. bersabda:"Pekerjaan yang kita mulai
lakukan di hari ini (Idul Adha) adalah sholat lalu kita pulang dan
menyembelih, barangsiapa melakukannya maka telah sesuai dengan ajaran
kami, dan barangsiapa memulai dengan menyembelih maka sesungguhnya itu
adalah daging yang ia persembahkan untuk keluarganya dan tidak ada
kaitannya dengan ibadah"(H.R. Muslim).
Imam
Nawawi menegaskan dalam syarah sahih Muslim bahwa waktu penyembelihan
sebaiknya setelah sholat bersama imam, dan telah terjadi konsensus
(ijma') ulama dalam masalah ini. Ibnu Mundzir juga menyatakan bahwa
semua ulama sepakat mengatakan tidak boleh menyembelih sebelum matahari
terbit.
Adapun
setelah matahari terbit, Imam Syafi'i dll menyatakan bahwa sah
menyembelih setelah matahari terbit dan setelah tenggang waktu kira-kira
cukup untuk melakukan sholat dua rakaat dan khutbah. Apabila ia
menyembelih pada waktu tersebut maka telah sah meskipun ia sholat ied
atau tidak.
Imam
Hanafi mengatakan: waktu penyembelihan untuk penduduk pedalaman yang
jauh dari perkampungan yang ada masjid adalah terbitnya fajar, sedangkan
untuk penduduk kota dan perkampungan yang ada masjid adalah setelah
sholat iedul adha dan khutbah ied.
Imam
Malik berkata: waktu penyembelihan adalah setelah sholat ied dan
khutbah. Imam Ahmad berkata: waktunya adalah setelah sholat ied.Demikian, waktu penyembelihan berlanjut hingga akhir hari tasyriq, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.
Tidak
ada dalil yang jelas mengenai batas akhir waktu penyembelihan dan semua
didasarkan pada ijtihad, yaitu didasarkan pada logika bahwa pada
hari-hari itu diharamkan berpuasa maka selayaknya itu menjadi
waktu-waktu yang sah untuk menyembelih qurban.
Menyembelih di malam hari
Menyembelih
hewan qurban di malam hari hukumnya makruh sesuai pendapat Imam Syafii.
Bahkan menurut imam Malik dan Ahmad: menyembelih pada malam hari
hukumnya tidak sah dan menjadi sembelihan biasa, bukan qurban.
Hewan yang disembelih:
Imam
Nawawi dalam syarah sahih Muslim menegaskan telah terjadi ijma' ulama
bahwa tidak sah melakukan qurban selain dengan onta, sapi dan kambing.
Riwayat dari Ibnu Mundzir Hasan bin Sholeh mengatakan sah berqurban
dengan banteng untuk tujuh orang dan dengan kijang untuk satu orang.
Adapun
riwayat dari Bilal yang mengatakan: "Aku tidak peduli meskipun
berqurban dengan seekor ayam, dan aku lebih suka memberikannya kepada
yatim yang menderita daripada berqurban dengannya", maksudnya bahwa
beliau melihat bahwa bersedekah dengan nilai qurban lebih baik dari
berqurban. Ini pendapat Malik dan Tsauri. Begitu
juga riwayat sebagian sahabat yang membeli daging lalu menjadikannya
qurban, bukanlah menunjukkan boleh berqurban dengan membeli daging,
melainkan itu sebagai contoh dari mereka bahwa qurban bukan wajib
melainkan sunnah.
Makan daging qurban
Hukum
memakan daging qurban yang dilakukan untuk dirinya sendiri, apabila
qurban yang dilakukan adalah nadzar maka haram hukumnya memakan daging
tersebut dan ia harus menyedekahkan semuanya. Adapun qurban biasa, maka
dagingnya dibagi tiga, sepertiga untuk dirinya dan keluarganya,
sepertiga untuk dihadiahkan dan sepertiga untuk disedekahkan.
Membagi
tiga ini hukumnya sunnah dan bukan merupakan kewajiban. Qatadah bin
Nu'man meriwayatkan Rasulullah bersabda:"Dulu aku melarang kalian
memakan daging qurban selama tiga hari untuk memudahkan orang yang
datang dari jauh, tetapi aku telah menghalalkannya untuk kalian,
sekarang makanlah, janganlah menjual daging qurban dan hadyu, makanlah,
sedekahkanlah dan ambilah manfaat dari kulitnya dan janganlah
menjualnya, apabila kalian mengharapkan dagingnya maka makanlah sesuka
hatimu"(H.R. Ahmad).
Sebaiknya
dalam dalam melakukan qurban, pelakunyalah yang menyembelih dan tidak
mewakilkannya kepada orang lain. Apabila ia mewakilkan kepada orang lain
maka sebaiknya ia menyaksikan.
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1102&Itemid=44
Rabu, 12 September 2012
MUKJIZAT GERAKAN SHOLAT
MUKJIZAT
GERAKAN SHOLAT
Hikmah
Gerakan Sholat dalam Menjaga Kesehatan
Dr.
Sagiran, Sp.B.M.Kes
Jika do’a (ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang
begitu nyata, bagaimana dengan shalatnya orang muslim, yang memadukan antara
kebersihan fisik/mental (wudlu), bacaan shalat (do’a-do’a dan konsentrasi
pikiran) dan gerakan anggota badan yang unik dan khas? Ibarat perincian resep,
gerakan sholat bisa menjadi suatu formula yang holistik, komprehensif,
terpilih, bebas efek samping, terjangkau, praktis dan jelas manfaatnya
- Berdiri dalam shalat.
Kita diperintahkan untuk berditi tegak, simetris antara belahan tubuh kanan dan
kiri. Beberapa unsur medis yang perlu dibahas adalah:
- Titik tumpu berat badan. Berat badan menumpu di telapak kaki, dibagi di kedua kaki kanan-kiri sama berat. Tulang punggung berada pada posisi tegak alami dalam arti bagian leher (7 ruas) melengkung kedepan (lordosis); bagian dada (12 ruas) melengkung ke belakan (kifosis) dan bagian pinggang (5 ruas) melengkung ke depan lagi (lordosis).
- Kaki kangkang, tumit membuka ke luar. Jarak yang perlu diperhatikan pada saat mengkangkangkan kaki adalah selebar jarak bahu kanan – kiri. Ini adalah posisi ideal dan stabil. Jari-jari menghadap ke arah kiblat.
Cara memposisikan tubuh yang
demikian sebenarnya merupakan cara penyelarasan posisi berdiri kita pada
saat-saat biasa di luar shalat
2.
Gerakan Takbiratul-ihram
Gerakan memulai shalat dengan mengangkat tangan sedemikian sehingga telapak
menghadap kiblat di samping kanan kiri bahu atau wajah kita. Beberapa hal yang
penting dibahas dari sisi medis adalah:
- Rongga dada melebar. Pada saat gerakan takbir, bahu terangkat sedikit, tulang-tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan pelebaran rongga dada. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga mengecil dan memudahkan udara nafas masuk dengan cepat.
- Sekat rongga badan (diafragma) terlatih. Pada saat yang sama, kita harus mengucapkan kalimat takbir ”ALLOHU AKBAR” padahal dinding dada sedang meregang. Untuk dapat mengucapkan suatu kata, udara harus mengalir keluar guna menggetarkan pita suara, maka tidak lain hal ini hanya bisa dikerjakan oleh sekat rongga badan (diafragma).
- Ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun regional utama bagi peredaran limfe (getah bening) yang merupakan kumpulan dari keseluruhan anggota gerak bagian atas (tangan, lengan bawah, lengan atas dan bahu). Gerakan takbir ini adalah gerakan ”active pumping” yang sangat bermanfaat.
Setelah
takbiratul-ihram kemudian tangan diletakkan di depan dada. Peletakan di
dada dengan cara tangan kiri di tempelkan di dada, tangan kanan menempel di
luar/atas tangan kiri.
3.
Ruku’
Ruku’ adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga punggung, leher dan kepala
menjadi posisi horizontal sama sekali. Posisi kaki masih tetap seperti saat
berdiri pada awalnya. Pada saat ruku’ sempurna itu tulang belakang menjadi
relatif lurus. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan:
a.
Posisi horizontal. Posisi ini memungkinkan berat badan bergeser ke depan dan
tubuh seakan-akan mau terperosok ke depan. Dengan posisi demikian, kompresi
antar ruas-ruas tulang belakang dapat dikurangi.
b.
Kedua lengan menyangga, tangan memegang di lutut. Penyanggaan ini lebih
mendorong lagi ke depan ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi bukan hanya
dikurangi akan tetapi bahkan terjadi gerakan anti-kompresi alias peregangan.
Setelah ruku’ selesai dan tuma’ninah betul-betul
telah dirasakan oleh seluruh ruas tulang, kita melakukan i’tidal.
Gerakan bangkit dari ruku’, kembali ke posisi semula.
4.
Sujud
Sujud adalah satu-satunya posisi dimana otak bisa lebih rendah dari jantung,
yang mudah dikerjakan tanpa harus menjungkir-balikkan tubuh.
Cobalah perhatikan dan praktekkan detail dari gerakan sujud dengan benar. Anda
akan merasakan tarikan di tulang belakang daerah pertengahan punggung yang
disebabkan oleh gravitasi karena pergeseran titik berat batang tubuh. Efek
terhadap alignment (pengaturan pelurusan) ruas-ruas tulang belakang
sehingga kompresi dikurangi bahkan terjadi gerakan anti-kompresi alias peregangan.
Seperti halnya pada saat ruku’, sensasi ini hanya terjadi bila dilakukan
cukup waktu, sehingga sudah terjadi relaksasi otot-otot punggung. Jika
shalatnya tergesa-gesa, tidak tuma’ninah, dengan perubahan posisi yang
demikian tidak bisa merasakan efek apapun oleh karena otot-ototnya masih
tegang.
Pengaruh sujud terhadap peredaran darah di otak juga dapat dipahami.
Elastisitas pembuluh darah merupakan faktor terpenting yang dapat
mempertahankan tekanan darah. Debit darah yang naik karena posisi jantung lebih
tinggi dari otak ini merupakan latihan otak menambah elastisitas pembuluh
darah, pada gilirannya gerakan sujud bisa merupakan gerakan anti-stroke.
Rabu, 29 Agustus 2012
IDUL FITRI 1433 H
Rangkaian kegiatan Ramadhan yang dilaksanakan oleh panitia melipti:
- Penyediaan buka puasa pada setiap sore oleh ibu-ibu
- Pelaksanaan sholat tarawih setiap malam harinya
- Kultum tarawih
- Tadarusan
- Kultum subuh
- Penerimaan zakat, infaq, shodawoh, mal, fidiah pada 10 hari terakhir
- Menyalurkan zakat fitrah kepada para mustahik
- Takbiran pada malam hari hingga pagi
- Pelaksanaan sholat Id dengan rangkaian acaranya, sambutan ketua panitia, sambutan walikota
- Menyiapkan petugas Imam, bilal, dan khotib
- Membuat laporan semua rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir
- Pembubaran panitia
- Pembukaan pengajian
Sabtu, 18 Agustus 2012
ZAKAT FITRAH
Suasana pembagian zakat fitrah di Masjid Al-Muhajirin 1433-H, para panitia mengaduk zakat fitrah berupa beras sebelum di distribusikan kepada mustahik.
Minggu, 01 Juli 2012
ISRA MI'RAJ 1433 H
DKM Al-Muhajirin pada tanggal 1 Juli 2012, telah mengadakan kegiatan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW sekaligus penutupan pengajian sementara bagi kaum Bapak, Ibu, dan Remaja serta TPA. Walauapun peringatan Isra Mi'raj sudah terlambat namun tiada salahnya tetap dilaksanakan oleh pengurus, begitu sambutan ketua DKM Bpk.H. Pudjo Hartono. Sebagai penceramah pada acara tersebut Bapak Kyai H. Junaedi MZ dari Depok, acara dikemas dalam bentuk interaktif yaitu tanya jawab setelah diberikan prolog dan sebagai moderatornya Bpk. Ust. H. Ade Ahmad Rivai. acara dimeriahkan oleh tim Hadroh dan Marawis Ibu-IBu Majlis Ta'lim Al-Muhajirin. Inti dari pada ceramah adalah "BEKAL RAMADHAN" sebagaimana tema yang diusung oleh pengurus DKM Al-Muhajirin, paparannya secara singkat adalah bagaimana menghadapi bulan suci Ramadhan nanti agar benar dalam ibadah dan amaliah. Juga dihimbau oleh sang nara sumber, dengan keterbatasan ilmu yang kita miliki, marilah selalu belajar dan belajar agar apa yang kita laksanakan baik menurut sesama manusia dan benar menurut Alloh SWT. Karena banyak sekali di jaman sekarang ini manusia hanya mengandalkan logika otaknya, tidak melihat dasar dalil dan ajaran yang sebenarnya. Untuk itu marilah kita harus banyak bertanya dan belajar kepada guru yang benar, mengikuti pemimpin yang benar dan selalu sabar dalam menghadapi problematika kehidupan yaitu tetap bersandar pada Al-qur'an dan Sunnah.
Sabtu, 16 Juni 2012
Senin, 21 Mei 2012
PEMIMPIN SEJATI
Sabar Karakter Pemimpin Sejati
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" [At Taubah: 20]
Sabar
itu indah. Allah SWT berfirman "fashbir shobran jamil" (QS Al Maarij,
5) yang artinya "Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik." Banyak
kesuksesan atau keberhasilan berawal dari kesabaran. Seorang guru yang
apabila dengan sabar membimbing muridnya akan berpengaruh besar terhadap
keberhasilan
study muridnya. Nabiyullah Muhammad SAW senantiasa bersabar ketika
berdakwah menyampaikan risallah Islam kepada para sahabat. Subhanallah
banyak diantara mereka yang berhasil menjadi pemimpin ummah seperti
khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Ali Bin Abi Thalib dan
Utsman Bin Affan).
Rasulullah
SAW merupakan seorang pemimpin yang konsisten dengan sifat sabarnya
dimanapun ia berada baik di rumah saat bersama keluarga, ketika
berdagang, berdakwah maupun sewaktu memimpin perang. Bagaimana sebaiknya
kita bersikap sabar? Insya Allah dapat meniru dari sikap teladan dan
perilaku sabarnya Rasulullah SAW. Ummul
mukminin, Aisyah ra terkenal dengan ketinggian atau kedalaman ilmunya.
Beliau merupakan salah seorang yang ditarbiyah langsung oleh Rasulullah
SAW dengan sabar hasilnya subhanallah banyak perkataan maupun
keteladanan Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah ra.
Apabila
kesadaran diri untuk bersikap dan berperilaku sabar dilakukan oleh
siapa saja, dimana saja dan kapan saja akan memberikan dampak positif
yang luar biasa. Sebagai contoh di sebuah perusahaan, dengan sabar
seorang pemimpin dapat mengajak seluruh timnya untuk bersama-sama
bahu-membahu bekerja hingga mencapai kesuksesan dan target yang
diharapkan. Semakin
sabar seorang pemimpin semakin bijaksana dirinya. Sikap sabarnya
seorang pemimpin umumnya akan ditiru dan diikuti pula oleh anggotanya.
Bekerjanya karyawan dengan sabar ini akan memberikan dampak positif
terhadap keberhasilan organisasi atau perusahaannya, termasuk sabar
ketika menghadapi customer's complaint, fokus mendengarkan permasalahan
customer, cepat merespon customer's enquiries dan berupaya optimal
memenuhi harapan customer. Begitupula sabarnya seorang dokter dan
perawat dalam melayani dan merawat pasiennya akan memberikan dampak
positif terhadap kejiwaan pasien, lebih bersemangat, mendengar dan
mematuhi/melaksanakan nasihat dokter dan perawat yang kemudian
berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik pasien berangsur membaik. Dan
apabila setiap individu pada sebuah organisasi selalu konsisten
berprilaku sabar maka dapat menghasilkan continuous improvement baik
pada diri setiap individu, tim maupun organisasi, mendukung terwujud
keharmonisan
dan integrity yang
kokoh, meningkatnya produktifitas dan kualitas kerja.
Allah
sangat mengasihi orang-orang yang sabar dan memberkahi mereka pahala
yang besar. Allah Ta'ala berfirman dalam Qur'an Surat Az Zumar ayat 10
"...Innama Yuwaffá Aş-Şabirūna 'Ajrahum Bighayri Ĥisabin" yang artinya "...Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" [At Taubah: 20]
AMALAN PENOLAK BALAK
BismiLlaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum wr wb
Dari kolom 'HIKMAH' Republika, tulisan Ustadz Arifin Ilham, mengenai amalan-amalan yang bisa menolak berbagai kemungkinan bala. Smeoga bermanfaat.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/04/30/m39ugb-inilah-amalan-penolak-bala
Wassalam
Hidup ini tidak seindah yang dibayangkan. Banyak hal yang tidak terduga menghampiri hidup kita. Kepahitan dan kegetiran adalah warna yang memoles lembar kehidupan manusia. Meski sesungguhnya bagi orang yang beriman dunia ini adalah surga tak berperi dengan kenikmatan dan keelokannya yang tidak bertepi.
Untuk kita yang saat ini sedang dalam kubangan musibah ada baiknya kita mencoba menyisir jalan kebaikan berikut ini. Atau, kita yang sedang dihantui kegagalan, inilah amalan yang menghibur untuk menolak berbagai kemungkinan bala.
Pertama, melazimkan doa. Orang yang terbiasa dengan berdoa akan mengalir sebuah kekuatan yang mampu menjadikan dirinya tegar. Bahkan, doa adalah sebuah proteksi ampuh menstabilkan kondisi hati dengan berbagai macam keadaannya.
Disebut oleh Nabi Muhammad SAW, “Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa.” (HR Ahmad). Bahkan, ada doa yang langsung dari Allah untuk menuntun kita terhindar dari berbagai ujian, musibah, dan bala. “Duhai Allah jangan sekali-kali Engkau uji kami di luar batas kemampuan kami.” (QS al-Baqarah [2]: 286).
Kedua, kesungguhan takwa. Banyak disebut oleh berbagai ayat bahwa kesungguhan dan keseriusan dalam ketakwaan mengantarkan ketangguhan spiritual dalam menyelesaikan setiap kesulitan hidup. Ini artinya semangat takwa menghindarkan sebuah peristiwa buruk dalam hidup manusia. “Siapa yang bertakwa maka Allah jadikan baginya jalan keluar. Dan Allah karunia kan rezeki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya ke pada Allah maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya) …” (Baca QS al- Thalaq [65]: 2-3).
Ketiga, rida orang tua. Setelah kita tegak dengan nilai-nilai Langit seperti disebut oleh dua poin di atas, saatnya kita mengumpulkan energi dari bumi. Dan, kita perlu memulainya dari bilik kedua orang tua kita. Doa dan restu mereka yang pada urutannya mengantarkan kepada sejuta kebaikan, yang kita unduh tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Keramat terampuh di dunia ini tidak lain doa dan restu orang tua. “Rida Allah ada pada rida orang tua dan murka-Nya ada pada murka kedua orang tua,” demikian sabda Nabi Muhammad SAW riwayat al-Hakim.
Keempat, sedekah. Keutamaan sedekah sudah banyak yang menyebutkan. Bahkan, secara terang sebuah hadis mengisyaratkan, “Sedekah itu benar-benar menolak bala.” (HR Thabrani dari Abdullah ib nu Mas’ud). Karena, agama adalah amal. Maka, nikmat dan kelezatan beragama akan berasa jika kita benar-benar mengamalkan. Karena itu, saat nya kita buktikan dengan amal nyata. Kita bersedekah pasti ada proteksi bala yang langsung Allah desain.
Kelima, istighfar. “Kami tidak akan turunkan azab bencana selama mereka masih beristighfar.” (QS al-Anfal, 8: 33). Berikutnya, silaturahim, berzikir, dan selawat. Terkait dengan zikir, disebut oleh Nabi SAW, “Petir menyambar siapa pun, tetapi petir tidak akan menyambar orang yang sedang berzikir.”
Terakhir, senantiasa berbuat baik. Kebaikan yang kita tebarkan di bumi adalah kebaikan untuk kita yang Allah gelontorkan dari langit (QS ar- Rahman [55]: 60). Wallahu a’lam.
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" [At Taubah: 20]
Assalaamu'alaikum wr wb
Dari kolom 'HIKMAH' Republika, tulisan Ustadz Arifin Ilham, mengenai amalan-amalan yang bisa menolak berbagai kemungkinan bala. Smeoga bermanfaat.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/04/30/m39ugb-inilah-amalan-penolak-bala
Wassalam
Inilah Amalan Penolak Bala
Senin, 30 April 2012Hidup ini tidak seindah yang dibayangkan. Banyak hal yang tidak terduga menghampiri hidup kita. Kepahitan dan kegetiran adalah warna yang memoles lembar kehidupan manusia. Meski sesungguhnya bagi orang yang beriman dunia ini adalah surga tak berperi dengan kenikmatan dan keelokannya yang tidak bertepi.
Untuk kita yang saat ini sedang dalam kubangan musibah ada baiknya kita mencoba menyisir jalan kebaikan berikut ini. Atau, kita yang sedang dihantui kegagalan, inilah amalan yang menghibur untuk menolak berbagai kemungkinan bala.
Pertama, melazimkan doa. Orang yang terbiasa dengan berdoa akan mengalir sebuah kekuatan yang mampu menjadikan dirinya tegar. Bahkan, doa adalah sebuah proteksi ampuh menstabilkan kondisi hati dengan berbagai macam keadaannya.
Disebut oleh Nabi Muhammad SAW, “Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa.” (HR Ahmad). Bahkan, ada doa yang langsung dari Allah untuk menuntun kita terhindar dari berbagai ujian, musibah, dan bala. “Duhai Allah jangan sekali-kali Engkau uji kami di luar batas kemampuan kami.” (QS al-Baqarah [2]: 286).
Kedua, kesungguhan takwa. Banyak disebut oleh berbagai ayat bahwa kesungguhan dan keseriusan dalam ketakwaan mengantarkan ketangguhan spiritual dalam menyelesaikan setiap kesulitan hidup. Ini artinya semangat takwa menghindarkan sebuah peristiwa buruk dalam hidup manusia. “Siapa yang bertakwa maka Allah jadikan baginya jalan keluar. Dan Allah karunia kan rezeki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya ke pada Allah maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya) …” (Baca QS al- Thalaq [65]: 2-3).
Ketiga, rida orang tua. Setelah kita tegak dengan nilai-nilai Langit seperti disebut oleh dua poin di atas, saatnya kita mengumpulkan energi dari bumi. Dan, kita perlu memulainya dari bilik kedua orang tua kita. Doa dan restu mereka yang pada urutannya mengantarkan kepada sejuta kebaikan, yang kita unduh tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Keramat terampuh di dunia ini tidak lain doa dan restu orang tua. “Rida Allah ada pada rida orang tua dan murka-Nya ada pada murka kedua orang tua,” demikian sabda Nabi Muhammad SAW riwayat al-Hakim.
Keempat, sedekah. Keutamaan sedekah sudah banyak yang menyebutkan. Bahkan, secara terang sebuah hadis mengisyaratkan, “Sedekah itu benar-benar menolak bala.” (HR Thabrani dari Abdullah ib nu Mas’ud). Karena, agama adalah amal. Maka, nikmat dan kelezatan beragama akan berasa jika kita benar-benar mengamalkan. Karena itu, saat nya kita buktikan dengan amal nyata. Kita bersedekah pasti ada proteksi bala yang langsung Allah desain.
Kelima, istighfar. “Kami tidak akan turunkan azab bencana selama mereka masih beristighfar.” (QS al-Anfal, 8: 33). Berikutnya, silaturahim, berzikir, dan selawat. Terkait dengan zikir, disebut oleh Nabi SAW, “Petir menyambar siapa pun, tetapi petir tidak akan menyambar orang yang sedang berzikir.”
Terakhir, senantiasa berbuat baik. Kebaikan yang kita tebarkan di bumi adalah kebaikan untuk kita yang Allah gelontorkan dari langit (QS ar- Rahman [55]: 60). Wallahu a’lam.
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" [At Taubah: 20]
Langganan:
Postingan (Atom)