“KIAMAT MAKIN DEKAT”
Ustadz Somad mengatakan pada para santrinya, bahwa menurut Al-Quran surat AlQori’ah, menjelaskan soal hari kiamat. “Apakah yang dimaksud hari kiamat itu. Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung bagai bulu yang dihambur-hamburkan. Dan bagi yang berat amal kebaikannya dia akan mendapatkan hal yang memuaskan. Dan sebaliknya, bagi yang ringan timbangan kebaikannya, dia akan masuk neraka Hawiyah. Apa coba neraka Hawiyah itu? Yaitu api yang sangat panas”.
Entong tidak bisa tidur dan Memet Cs gelisah. Gimana kalo besok kiamat? Di dekat mushola, kebetulan ada pohon pisang yang tandannya banyak. Dan seorang warga bilang, bahwa semua itu mungkin tanda-tanda kiamat. Berita tentang akan datang kiamat segera menyebar dari mulut ke mulut, hingga sampai pada Salim dan Samin.
Mpok Lela yang mendengar hal ini, menangis karena takut masuk neraka. Ia pun memperlakukan Ipeh dengan sangat baik. Memet Cs yang tadinya musuhin Entong menjadi akrab. Memet minta maaf terus. Mpok Lela dan Zaenab mau bantuin Fatimah mencuci piring.
Dari ashar, maghrib hingga Isya, warga mengadakan sholat berjamaah dan berdoa memohon ampun. Ustadz Somad sangat senang. Dan itu artinya, warga sudah pada taubat. Salim dan Samin malah memperkeruh keadaan. Mereka bilang, tanda-tanda kiamat sudah sangat banyak. Menurut nabi, laki-laki yang menyerupai perempuan saja sudah masuk tanda kiamat. Salah seorang warga yang banci tersingung. Dan keduanya pun bilang, bahwa tanda kiamat yang paling pasti adalah matahari akan terbit dari barat.
Menjelang pagi, warga berkumpul menunggu matahari terbit. Kebetulan keadaan di kampung Entong mendung, sehingga matahari tidak muncul-muncul. Memet Cs nangis sesenggukan dan terus berdoa. Ada warga yang menunjuk-nunjuk matahari dari barat. Tapi ternyata itu orang kurang waras.
Beberapa waktu kemudian, matahari muncul dari timur. Warga bersyukur, berarti kiamat tidak jadi. Ustadz Somad, Jamilah dan Pak Sabar yang datang melihat warga kebingungan. Ustadz Somad menanyakan permasalahan ini pada seorang warga. Mereka tersentak dan menghela napas berat. Ustadz Somad menjelaskan bahwa tak seorang pun tahu kapan kiamat. Rasul saja tidak tahu. Tapi memang benar, bahwa dunia ini sudah tua. Warga akhirnya mengerti.
Siangnya, Ustadz Somad dan Entong bingung, karena mushola sepi lagi. Ustadz Somad geleng-geleng kepala. Ketika Entong selesai sholat, sandalnya putus. Ternyata, Entong dikerjain Memet Cs
Ustadz Somad mengatakan pada para santrinya, bahwa menurut Al-Quran surat AlQori’ah, menjelaskan soal hari kiamat. “Apakah yang dimaksud hari kiamat itu. Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung bagai bulu yang dihambur-hamburkan. Dan bagi yang berat amal kebaikannya dia akan mendapatkan hal yang memuaskan. Dan sebaliknya, bagi yang ringan timbangan kebaikannya, dia akan masuk neraka Hawiyah. Apa coba neraka Hawiyah itu? Yaitu api yang sangat panas”.
Entong tidak bisa tidur dan Memet Cs gelisah. Gimana kalo besok kiamat? Di dekat mushola, kebetulan ada pohon pisang yang tandannya banyak. Dan seorang warga bilang, bahwa semua itu mungkin tanda-tanda kiamat. Berita tentang akan datang kiamat segera menyebar dari mulut ke mulut, hingga sampai pada Salim dan Samin.
Mpok Lela yang mendengar hal ini, menangis karena takut masuk neraka. Ia pun memperlakukan Ipeh dengan sangat baik. Memet Cs yang tadinya musuhin Entong menjadi akrab. Memet minta maaf terus. Mpok Lela dan Zaenab mau bantuin Fatimah mencuci piring.
Dari ashar, maghrib hingga Isya, warga mengadakan sholat berjamaah dan berdoa memohon ampun. Ustadz Somad sangat senang. Dan itu artinya, warga sudah pada taubat. Salim dan Samin malah memperkeruh keadaan. Mereka bilang, tanda-tanda kiamat sudah sangat banyak. Menurut nabi, laki-laki yang menyerupai perempuan saja sudah masuk tanda kiamat. Salah seorang warga yang banci tersingung. Dan keduanya pun bilang, bahwa tanda kiamat yang paling pasti adalah matahari akan terbit dari barat.
Menjelang pagi, warga berkumpul menunggu matahari terbit. Kebetulan keadaan di kampung Entong mendung, sehingga matahari tidak muncul-muncul. Memet Cs nangis sesenggukan dan terus berdoa. Ada warga yang menunjuk-nunjuk matahari dari barat. Tapi ternyata itu orang kurang waras.
Beberapa waktu kemudian, matahari muncul dari timur. Warga bersyukur, berarti kiamat tidak jadi. Ustadz Somad, Jamilah dan Pak Sabar yang datang melihat warga kebingungan. Ustadz Somad menanyakan permasalahan ini pada seorang warga. Mereka tersentak dan menghela napas berat. Ustadz Somad menjelaskan bahwa tak seorang pun tahu kapan kiamat. Rasul saja tidak tahu. Tapi memang benar, bahwa dunia ini sudah tua. Warga akhirnya mengerti.
Siangnya, Ustadz Somad dan Entong bingung, karena mushola sepi lagi. Ustadz Somad geleng-geleng kepala. Ketika Entong selesai sholat, sandalnya putus. Ternyata, Entong dikerjain Memet Cs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar